23.2.15

Menjadi pengusaha jamur tiram dan kaya (Produksi bibit 1 - Biakan inti F0)

Menjadi pengusaha jamur tiram dan kaya (Produksi bibit 1 - Biakan inti F0)

Agar-agar yang dapat digunakan antara lain agar-agar ekstrak khamir, agar-agar-ekstrak malt, agar-agar dextrose. Dari sekian jenis agar-agar, yang paling sering digunakan adalah agar-agar dextrose ketang (ADK) atau dalam bahasa laboratorium disebut Potato dextrose agar (PDA). PDA dapat dibuat dengan mencampurkan bahan-bahan berupa 200gr rebusan kentang, 20 gr dekstrosa, 20 gr agar-agar batang/serbuk, dan 1000ml air suling. Cara membuat PDA pertama kali adalah
mengupas kulit kentang hingga hilang semua kulitnya. Setelah itu cuci bersih dan potong kentang kecil-kecil. Rebus potongan kentang didalam 500ml air suling sampai lunak lalu saring dan buang kentang yang kasar. Ambil airnya saja dan sisihkan dalam wadah. Ambil 500ml air suling sisanya, rebus agar-agar batang hingga larut. Aduk terus sekitar 5 menit, setelah itu masukkan dekstrosa kedalam larutan agar-agar tadi. Aduk terus hingga dekstroksa larut. Setelah dekstroksa larut, masukkan air sari kentang yang telah disisihkan sebelumnya. Aduk terus hingga mendidih. Setelah mendidih, saring kembali dan tempatkan ke wadah yang bersih. Selama beberapa menit kemudian media tersebut akan berubah menjadi gel.
Media agar telah siap.  Tinggal digunakan dengan dipecah ke wadah-wadah berupa cawan petri atau tabung reaksi untuk membiakkan miselium jamur tiram sebagai  biakan inti. Media agar tadi jika belum digunakan dapat bertahan sekitar 1 bulan. Dilihat dari tanda-tanda apakah berjamur liar atau tidak.

Cara memecah media kedalam cawan petri atau tabung reaksi adalah dengan memanaskannya kembali selama beberapa menit dengan merebusnya. Setelah encer, tuangkan dengan hati-hati kedalam cawan petri atau tabung reaksi. Untuk cawan petri, isi tipis saja dengan ketebalan sekitar 2 mm. Dan untuk tabung reaksi, isi seperlima tabung reaksi. Sterilkan cawan petri atau tabung reaksi tadi dengan menggunakan autoclave dengan suhu 121 derajat C dan tekanan 15lb/in2 selama 15 menit. Bagaimana jika tidak punya autoclave? Anda dapat menggunakan panci biasa namun dengan rentang waktu yang lebih lama yaitu sekitar 1 jam dengan resiko kegagalan lebih tinggi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses sterilisasi adalah, pertama: penataan tabung reaksi ataupun cawan petri jangan terlalu rapat antara 1 dengan lainnya agar tekanan uap dapat merata keseluruh media. Kedua: untuk tabung reaksi, tutup dengan kapas dan dilapisi alumunium foil agar tidak trkena tetesan uap air, posisikan miring namun PDA tidak sampai menyentuh kapas. Ketiga: sebelum autocave atau panci dibuka, kembalikan dahulu pada kondisi suhu kamar atau diamkan biar dingin dahulu.
Setelah tabung reaksi atau cawan petri siap, maka kita dapat melanjutkan untuk membiakkan jamur induk. Setelah tabung reaksi atau cawan petri steril. Pindahkan ke wadah steril dan segera pindahkan ke kotak inokulasi. Untuk memperoleh biakan inti dari jamur induk terdapat 2 metode. Metode pertama menangkap spora jamur induk dewasa, dan yang ke dua dengan mengambil jaringan jamur induk. Metode ini untuk media agar-agar yang di taruh dalam cawan petri.
Metode pertama- membuat biakan inti dari spora dengan mengambil jamur induk yang telah dewasa. Taruhlah jamur induk dewasa diatas cawan petri yang berisi PDA. Biarkan jamur tiram sekitar 2 jam dalam kotak inokulasi. Spora jamur terdapat pada bilah bagian bawah tudung jamur tiram dewasa. Setelah 2 jam, tutup cawan petri dan sisihkan ke kotak yang inkubasi.
Metode kedua- mengambil jaringan jamur induk. Cara ini dinilai cukup baik karena dapat langsung diketahui sifat dan fisik induknya. Langkah awal,  bersihkan jamur induk dan berikan larutan disinfektan berupa alcohol minimal 70%. Belah dan iris secara hati-hati dengan pisau kecil tajam dan steril. Pisau kecil dapat digantikan dengan silet yang dipatahkan menyamping.  Bentuk potongan kecil sekitar 2x2x2mm. Ambil bagian dalam potongan jamur tadi dengan skapel steril. Panasi sedikit dengan api Bunsen. Tempatkan bagian jamur tadi ke dalam media agar miring dari tabung reaksi. Usahakan ditempatkan bagian tengah. Setelah tepat di tengah, tutup tabung reaksi dengan kapas steril hingga rapat. Kerapatan dapat ditandai jika kapas tersebut dibuka, akan muncul suara letupan gas masuk dengan bunyai “cplug”.  Proses inokulasi ini juga di dalam kotak inokulasi. Setelah selesei dikerjakan satu-persatu, masukkan tabung reaksi tadi ke dalam kotak inkubasi.
Apakah sudah selesai? Ya benar. Langkah inokulasi telah selesai. Tinggal pengamatan apakah proses inokulasi yang dilakukan berhasil atau tidak. Pengamatan pertama diliat 2 hari setelah jaringan atau spora di jatuhkan. Lihat sekitar spora dan jaringan apakah ada benang-benang hifa yang terbentuk seperti butiran-butiran bunga es/kapas menggumpal. Benang hifa tadi mungkin juga telah berubah menjadi miselium seperti gambar 13. Perhatikan pula tampilan fisik miselium yang sedang berkembang tersebut. Apakah ada bintik hitam, kuning/orange, hijau, atau warna selain putih seperti kapas. Jika ya. Sisihkan segera, cuci bersih cawan petri atau tabung reaksi. Mungkin pula ada hama yang menyerang, jika ada sisihkan dan bersihkan.
Ulangi kegiatan pemeriksaan tersebut 2 kali sehari setelah pemeriksaan awal. Metode pemeriksaan tetap dengan melihat tampilan fisik perambatan miselium. Apakah ada warna asing atau tidak dan adakah hama yang tinggal atau tidak. Miselium dapat digunakan untuk di turunkan ke F1 kira-kira 2 minggu setelah inokulasi dan maksimal 1 bulan setelah inokulasi.

Menjadi pengusaha jamur tiram dan kaya (Produksi bibit 1 - Indukan F1)



/span>

0 komentar:

Posting Komentar