Mengenal jamur tiram
Sejarah
jamur tiram
Jamur Tiram dalam bahasa Yunani disebut Pleurotus, artinya “ bentuk samping
atau posisi menyamping antara tangkai dengan tudung”. Sedangkan sebutan nama “tiram”,
karena bentuk atau tubuh buahnya menyerupai kulit tiram (cangkang kerang). Dibelahan Amerika dan Eropa, jamur ini lebih populer dengan sebutan
Oyster mushroom, mempunyai
tangkai tudung tidak tepat ditengah seperti yang lainnya. Asal usul jamur tiram
berasal dari Negara Belanda, kemudian menyebar ke Australia, Amerika dan
Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dari hasil penelitian dan riset Badan
Kesehatan Dunia (WHO), jamur tiram memenuhi standar gizi sebagai makanan yang layak
dikonsumsi, enak dimakan, tidak beracun, dan memiliki kandungan gizi yang tinggi
serta berkhasiat sebagai obat berbagai macam penyakit.
Jamurtiram
merupakan jenis jamur kayu yang awalnya tumbuh secara alami pada batang-batang
pohon yang telah mengalami pelapukan, umumnya mudah di jumpai di daerah
hutan-hutan. Sementara itu di Indonesia sendiri budi
daya jamur tiram baru mulai dirintis sejak lebih kurang tahun 1988,
mulai dirintis dan diperkenalkan kepada para petani terutama di Cisarua, Lembang,
Jawa Barat pada tahun. Dan pada waktu itu petani dan pengusaha jamur tiram
masih sangat sedikit. Sekitar tahun 1995, para petani di kawasan Cisarua, yang
semula merupakan petani bunga, peternak ayam dan sapi mulai beralih menjadi
petani jamur tiram meski masih dalam skala rumah tangga. Dalam perkembangannya,
beberapa industri berskala rumah tangga bergabung hingga terbentuk CV dan
memiliki badan hukum.
Pada waktu itu petani atau
pengusaha jamur tiram masih
sedikit sekali. Namun sesuai dengan laju perkembangan zaman, akhir-akhir ini jamur tiram
mulai dilirik untuk dibudidayakan besar-besaran dengan metode yang lebih sophisticated, yakni tidak
mengandalkan batang pohon yang dinilai tidak efisien melainkan menggunakan hasil
rekayasa teknologi moderen dengan memanfaatkan bahan media tanam dari serbuk
kayu (gergajian), jerami padi dan alang-alang.
Seiring perkembangan teknologi
informasi, ilmu budidaya jamur kian menyebar ke seluruh wilayah Indonesia.
Selain itu, orang sudah tidak takut lagi dengan jamur. Jamur saat ini telah
menjadi komoditas hortikultura yang banyak dicari. Dengan metode yang mudah
diaplikasikan, makin banyak pembudidaya jamur. Dan jamur tiram-pun menjamur.