23.10.14

Berita tentang KIM Kentongan kembali di angkat


KIM Kentongan berkordinasi dengan Kepala DISHUBKOMINFO kota Blitar 
Bapak Drs. Hakim Sisworo. M.Si.

Berita tentang KIM Kentongan kembali di angkat oleh http://www.blitarkota.go.id/ sebuah situs resmi milik pemerintah kota Blitar. Dalam artikel yang di unggah 23 oktober 2014 tersebut di sampaikan persiapan-persiapan Tim KIM Kentongan dalam menghadapi LCCK di tingkat bakorwil tanggal 28 Oktober 2014 mendatang. Dijelaskan pula lokasi kegiatan LCCK yang berada di Desa Ngepeh Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk.


/span>

Walikota Blitar : RAKYAT SAYA TIDAK BOLEH BODOH

Blitar: Berpijak dari pemikiran sederhana, namun menghasilkan kebijakan yang populis. “Rakyat saya tidak boleh bodoh.” Ucapan itu yang sering terlontar dari Walikota Blitar M. Samanhudi Anwar, SH dalam berbagai kesempatan saat berinteraksi dengan masyarakat. Ucapan itu rupanya bukan sekedar ucapan biasa. Namun sungguh-sungguh diimplementasikan saat Pak Hudi (sapaan akrab Samanhudi – red) terpilih menjadi Walikota Blitar periode 2010 – 2015. Hingga tahun keempat masa kepemimpinannya, berbagai kebijakan pendidikan gratis digulirkan oleh Walikota berdarah Madura tersebut.

“Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mengamanahkan agar Pemerintah mengalokasikan anggaran 20% untuk pendidikan. Saya harus menjalankan perintah Undang-Undang ini,” tegas Walikota dari PDI Perjuangan tersebut. Menurut Samanhudi, jika rakyat pintar dan berpendidikan, maka dengan sendirinya masyarakat yang pintar akan mudah mencari solusi ekonomi dan pekerjaan. Kondisi tersebut akan berbeda jika warga tidak memiliki pendidikan yang cukup.

Pernyataan tersebut bukan ucapan jempol belaka. Tahun 2011 adalah tahun dimulainya penerapan program rintisan wajib belajar 12 tahun sesuai amanah Peraturan Walikota Blitar nomor 15 tahun 2011, pendidikan gratis bagi warga Kota Blitar. Seluruh kebutuhan dasar siswa sekolah negeri mulai SD, SLTP sederajat, dan SLTA sederajat ditanggung APBD alias gratis. SPP, buku LKS, sepatu, tas, hingga seragam batik, semua difasilitasi APBD Kota Blitar. Siswa-siswi warga Kota Blitar, tidak boleh ditarik sepeser pun dan dengan alasan apapun, karena semua kebutuhan sudah dipenuhi dari APBD Kota Blitar.

Jika di kabupaten atau kota lain setiap siswa baru juga dibebani dengan tarikan biaya bantuan pembanguan atau peningkatan sarana prasarana sekolah, tidak demikian halnya bagi siswa-siswi warga Kota Blitar. Gedung sekolah dengan semua fasilitasnya, dialokasikan semua kebutuhan dari APBD.

Pendidikan gratis ini berlanjut di tahun 2012 dengan kebijakan yang ditetapkan pada Peraturan Walikota Blitar nomor 3 tahun 2012 dan disempurnakan lagi dengan Peraturan Walikota Blitar nomor 25 tahun 2013.

Terobosan kebijakan terbaru di bidang pendidikan gratis yang ditelurkan Pemerintah Kota Blitar, bagi warga Kota Blitar yang mau kuliah di Akademi Komunitas Putra Sang Fajar Blitar (Diploma-2), juga akan mendapatkan bantuan biaya kuliah hingga Rp. 750.000 per bulan. Angka yang cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam jangka waktu satu tahun. Dengan subsidi pendidikan gratis hingga perguruan tinggi, maka cita-cita mulia seorang Walikota untuk memintarkan warganya, bukan sesuatu yang mustahil lagi.


Salam kentongan
Thok-thok


/span>

22.10.14

Pentingnya Pendidikan Sekolah

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang. Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup hingga orang tersebut di liang lahat, naman pengecualian, pendidikan itu terhenti ketika orang sudah terlalu lanjut usia dan divonis ‘pikun’, maka pendidikan telah berhenti kepadanya. Pendidikan pun dapat berawal dari sebelum bayi lahir, hai ini sudah dilakukan banyak orang. Sebagai contoh dengan memainkan musik, membaca, bahkan mengaji, mengajak berdagang,  kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa si bayi kelak dapat menyerap ilmu sesuai yang diajarkan ketika sebelum lahir.

/span>

21.10.14

Pentingnya Pendidikan Karakter


Pentingnya Pendidikan  Karakter
Muncul beberapa kasus menghebohkan dunia pendidikan kita akhir-akhir ini. Dimana banyaknya tindakan yang mengarah pada kriminal terjadi dikalangan pelajar di negeri ini sebagai contoh, kasus pengeroyokan siswi di Bukit Tinggi Sumatra Utara, kasus pembajakan bis di Jakarta,  kasus pemalakan juga di Jakarta, kasus upaya meracuni teman di Pacitan dan kasus serupa lainnya terjadi di negri ini. Sebenarnya, bagaimana proses pendidikan yang di terapkan di negeri ini, formula apa yang mungkin terlewat?
Pendidikan yang diterapkan di sekolah-sekolah menuntut memaksimalkan kecakapan dan kemampuan kognitif. Dengan pemahaman seperti itu, sebenarnya ada hal lain dari anak yang tak kalah penting yang tanpa di sadari telah terabaikan.Yaitu memberikan pendidikan karakter pada anak didik. Pendidikan karakter penting artinya sebagai penyeimbang kecakapan kognitif. Beberapa kenyataan yang sering kita jumpai bersama, seorang pengusaha kaya raya justru tidak dermawan, seorang politikus malah tidak peduli pada rakyatnya, atau seorang guru apatis terhadap perkembangan anak bahkan beberapa guru bertindak asusila. Beberapa hal tersebut merupakan bukti tidak seimbanganya antara pendidikan kognitif dan pendidikan karakter.
Ada sebuah kata bijak mengatakan “Ilmu tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh”. Sama juga artinya bahwa pendidikan kognitif tanpa pendidikan karakter adalah buta. Hasilnya, karena buta tidak bisa berjalan, berjalan pun dengan asal nabrak. Kalaupun berjalan dengan menggunakan tongkat tetap akan berjalan dengan lambat. Sebaliknya, pengetahuan karakter tanpa pengetahuan kognitif, maka akan lumpuh sehingga mudah disetir, dimanfaatkan dan dikendalikan orang lain. Untuk itu, penting artinya untuk tidak mengabaikan pendidikan karakter anak didik.
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menekankan pada pembentukan nilai-nilai karakter pada anak didik. Mengutip empat ciri dasar pendidikan karakter yang dirumuskan oleh seorang pencetus pendidikan karakter dari Jerman yang bernama FW Foerster:
1.      Pendidikan karakter menekankan setiap tindakan berpedoman terhadap nilai normatif. Anak didik menghormati norma-norma yang ada dan berpedoman pada norma tersebut.
2.      Adanya koherensi atau membangun rasa percaya diri dan keberanian, dengan begitu anak didik akan menjadi pribadi yang teguh pendirian dan tidak mudah terombang-ambing dan tidak takut resiko setiap kali menghadapi situasi baru.
3.      Adanya otonomi, yaitu anak didik menghayati dan mengamalkan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadinya. Dengan begitu, anak didik mampu mengambil keputusan mandiri tanpa dipengaruhi oleh desakan dari pihak luar.
4.      Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan adalah daya tahan anak didik dalam mewujudkan apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan marupakan dasar penghormatan atas komitmen yang dipilih.
Pendidikan karakter penting bagi pendidikan di Indonesia. Pendidikan karakter akan menjadi basic atau dasar dalam pembentukan karakter berkualitas bangsa, yang tidak mengabaikan nilai-nilai sosial seperti toleransi, kebersamaan, kegotongroyongan, saling membantu dan mengormati dan sebagainya.Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi unggul yang tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja namun memiliki karakter yang mampu mewujudkan kesuksesan. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat, ternyata kesuksesan seseorang tidak semata-mata ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis dan kognisinyan (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).
Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Dan, kecakapan soft skill ini terbentuk melalui pelaksanaan pendidikan karater pada anak didik. Berpijak pada empat ciri dasar pendidikan karakter di atas, kita bisa menerapkannya dalam pola pendidikan yang diberikan pada anak didik. Misalanya, memberikan pemahaman sampai mendiskusikan tentang hal yang baik dan buruk, memberikan kesempatan dan peluang untuk mengembangkan dan mengeksplorasi potensi dirinya serta memberikan apresiasi atas potensi yang dimilikinya, menghormati keputusan dan mensupport anak dalam mengambil keputusan terhadap dirinya, menanamkan pada anakdidik akan arti keajekan dan bertanggungjawab dan berkomitmen atas pilihannya. Kalau menurut saya, sebenarnya yang terpenting bukan pilihannnya, namun kemampuan memilih kita dan pertanggungjawaban kita terhadap pilihan kita tersebut, yakni dengan cara berkomitmen pada pilihan tersebut.
Pendidikan karakter hendaknya dirumuskan dalam kurikulum, diterapkan metode pendidikan, dan dipraktekkan dalam pembelajaran. Selain itu, di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar juga sebaiknya diterapkan pola pendidikan karakter. Dengan begitu, generasi-generasi Indonesia nan unggul akan dilahirkan dari sistem pendidikan karakter.

Sumber: diolah dari berbagai sumber

/span>