Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang. Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup hingga orang tersebut di liang lahat, naman pengecualian, pendidikan itu terhenti ketika orang sudah terlalu lanjut usia dan divonis ‘pikun’, maka pendidikan telah berhenti kepadanya. Pendidikan pun dapat berawal dari sebelum bayi lahir, hai ini sudah dilakukan banyak orang. Sebagai contoh dengan memainkan musik, membaca, bahkan mengaji, mengajak berdagang, kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa si bayi kelak dapat menyerap ilmu sesuai yang diajarkan ketika sebelum lahir.
22.10.14
21.10.14
Pentingnya Pendidikan Karakter
21.10.14
No comments
Pentingnya Pendidikan Karakter
Muncul beberapa kasus menghebohkan dunia pendidikan kita akhir-akhir ini. Dimana banyaknya tindakan yang mengarah pada kriminal terjadi dikalangan pelajar di negeri ini sebagai contoh, kasus pengeroyokan siswi di Bukit Tinggi Sumatra Utara, kasus pembajakan bis di Jakarta, kasus pemalakan juga di Jakarta, kasus upaya meracuni teman di Pacitan dan kasus serupa lainnya terjadi di negri ini. Sebenarnya, bagaimana proses pendidikan yang di terapkan di negeri ini, formula apa yang mungkin terlewat?
Pendidikan yang diterapkan di sekolah-sekolah menuntut memaksimalkan kecakapan dan kemampuan kognitif. Dengan pemahaman seperti itu, sebenarnya ada hal lain dari anak yang tak kalah penting yang tanpa di sadari telah terabaikan.Yaitu memberikan pendidikan karakter pada anak didik. Pendidikan karakter penting artinya sebagai penyeimbang kecakapan kognitif. Beberapa kenyataan yang sering kita jumpai bersama, seorang pengusaha kaya raya justru tidak dermawan, seorang politikus malah tidak peduli pada rakyatnya, atau seorang guru apatis terhadap perkembangan anak bahkan beberapa guru bertindak asusila. Beberapa hal tersebut merupakan bukti tidak seimbanganya antara pendidikan kognitif dan pendidikan karakter.
Ada sebuah kata bijak mengatakan “Ilmu tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh”. Sama juga artinya bahwa pendidikan kognitif tanpa pendidikan karakter adalah buta. Hasilnya, karena buta tidak bisa berjalan, berjalan pun dengan asal nabrak. Kalaupun berjalan dengan menggunakan tongkat tetap akan berjalan dengan lambat. Sebaliknya, pengetahuan karakter tanpa pengetahuan kognitif, maka akan lumpuh sehingga mudah disetir, dimanfaatkan dan dikendalikan orang lain. Untuk itu, penting artinya untuk tidak mengabaikan pendidikan karakter anak didik.
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menekankan pada pembentukan nilai-nilai karakter pada anak didik. Mengutip empat ciri dasar pendidikan karakter yang dirumuskan oleh seorang pencetus pendidikan karakter dari Jerman yang bernama FW Foerster:
1. Pendidikan karakter menekankan setiap tindakan berpedoman terhadap nilai normatif. Anak didik menghormati norma-norma yang ada dan berpedoman pada norma tersebut.
2. Adanya koherensi atau membangun rasa percaya diri dan keberanian, dengan begitu anak didik akan menjadi pribadi yang teguh pendirian dan tidak mudah terombang-ambing dan tidak takut resiko setiap kali menghadapi situasi baru.
3. Adanya otonomi, yaitu anak didik menghayati dan mengamalkan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadinya. Dengan begitu, anak didik mampu mengambil keputusan mandiri tanpa dipengaruhi oleh desakan dari pihak luar.
4. Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan adalah daya tahan anak didik dalam mewujudkan apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan marupakan dasar penghormatan atas komitmen yang dipilih.
Pendidikan karakter penting bagi pendidikan di Indonesia. Pendidikan karakter akan menjadi basic atau dasar dalam pembentukan karakter berkualitas bangsa, yang tidak mengabaikan nilai-nilai sosial seperti toleransi, kebersamaan, kegotongroyongan, saling membantu dan mengormati dan sebagainya.Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi unggul yang tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja namun memiliki karakter yang mampu mewujudkan kesuksesan. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat, ternyata kesuksesan seseorang tidak semata-mata ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis dan kognisinyan (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).
Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Dan, kecakapan soft skill ini terbentuk melalui pelaksanaan pendidikan karater pada anak didik. Berpijak pada empat ciri dasar pendidikan karakter di atas, kita bisa menerapkannya dalam pola pendidikan yang diberikan pada anak didik. Misalanya, memberikan pemahaman sampai mendiskusikan tentang hal yang baik dan buruk, memberikan kesempatan dan peluang untuk mengembangkan dan mengeksplorasi potensi dirinya serta memberikan apresiasi atas potensi yang dimilikinya, menghormati keputusan dan mensupport anak dalam mengambil keputusan terhadap dirinya, menanamkan pada anakdidik akan arti keajekan dan bertanggungjawab dan berkomitmen atas pilihannya. Kalau menurut saya, sebenarnya yang terpenting bukan pilihannnya, namun kemampuan memilih kita dan pertanggungjawaban kita terhadap pilihan kita tersebut, yakni dengan cara berkomitmen pada pilihan tersebut.
Pendidikan karakter hendaknya dirumuskan dalam kurikulum, diterapkan metode pendidikan, dan dipraktekkan dalam pembelajaran. Selain itu, di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar juga sebaiknya diterapkan pola pendidikan karakter. Dengan begitu, generasi-generasi Indonesia nan unggul akan dilahirkan dari sistem pendidikan karakter.
Sumber: diolah dari berbagai sumber
Muncul beberapa kasus menghebohkan dunia pendidikan kita akhir-akhir ini. Dimana banyaknya tindakan yang mengarah pada kriminal terjadi dikalangan pelajar di negeri ini sebagai contoh, kasus pengeroyokan siswi di Bukit Tinggi Sumatra Utara, kasus pembajakan bis di Jakarta, kasus pemalakan juga di Jakarta, kasus upaya meracuni teman di Pacitan dan kasus serupa lainnya terjadi di negri ini. Sebenarnya, bagaimana proses pendidikan yang di terapkan di negeri ini, formula apa yang mungkin terlewat?
Pendidikan yang diterapkan di sekolah-sekolah menuntut memaksimalkan kecakapan dan kemampuan kognitif. Dengan pemahaman seperti itu, sebenarnya ada hal lain dari anak yang tak kalah penting yang tanpa di sadari telah terabaikan.Yaitu memberikan pendidikan karakter pada anak didik. Pendidikan karakter penting artinya sebagai penyeimbang kecakapan kognitif. Beberapa kenyataan yang sering kita jumpai bersama, seorang pengusaha kaya raya justru tidak dermawan, seorang politikus malah tidak peduli pada rakyatnya, atau seorang guru apatis terhadap perkembangan anak bahkan beberapa guru bertindak asusila. Beberapa hal tersebut merupakan bukti tidak seimbanganya antara pendidikan kognitif dan pendidikan karakter.
Ada sebuah kata bijak mengatakan “Ilmu tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh”. Sama juga artinya bahwa pendidikan kognitif tanpa pendidikan karakter adalah buta. Hasilnya, karena buta tidak bisa berjalan, berjalan pun dengan asal nabrak. Kalaupun berjalan dengan menggunakan tongkat tetap akan berjalan dengan lambat. Sebaliknya, pengetahuan karakter tanpa pengetahuan kognitif, maka akan lumpuh sehingga mudah disetir, dimanfaatkan dan dikendalikan orang lain. Untuk itu, penting artinya untuk tidak mengabaikan pendidikan karakter anak didik.
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menekankan pada pembentukan nilai-nilai karakter pada anak didik. Mengutip empat ciri dasar pendidikan karakter yang dirumuskan oleh seorang pencetus pendidikan karakter dari Jerman yang bernama FW Foerster:
1. Pendidikan karakter menekankan setiap tindakan berpedoman terhadap nilai normatif. Anak didik menghormati norma-norma yang ada dan berpedoman pada norma tersebut.
2. Adanya koherensi atau membangun rasa percaya diri dan keberanian, dengan begitu anak didik akan menjadi pribadi yang teguh pendirian dan tidak mudah terombang-ambing dan tidak takut resiko setiap kali menghadapi situasi baru.
3. Adanya otonomi, yaitu anak didik menghayati dan mengamalkan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadinya. Dengan begitu, anak didik mampu mengambil keputusan mandiri tanpa dipengaruhi oleh desakan dari pihak luar.
4. Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan adalah daya tahan anak didik dalam mewujudkan apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan marupakan dasar penghormatan atas komitmen yang dipilih.
Pendidikan karakter penting bagi pendidikan di Indonesia. Pendidikan karakter akan menjadi basic atau dasar dalam pembentukan karakter berkualitas bangsa, yang tidak mengabaikan nilai-nilai sosial seperti toleransi, kebersamaan, kegotongroyongan, saling membantu dan mengormati dan sebagainya.Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi unggul yang tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja namun memiliki karakter yang mampu mewujudkan kesuksesan. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat, ternyata kesuksesan seseorang tidak semata-mata ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis dan kognisinyan (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).
Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Dan, kecakapan soft skill ini terbentuk melalui pelaksanaan pendidikan karater pada anak didik. Berpijak pada empat ciri dasar pendidikan karakter di atas, kita bisa menerapkannya dalam pola pendidikan yang diberikan pada anak didik. Misalanya, memberikan pemahaman sampai mendiskusikan tentang hal yang baik dan buruk, memberikan kesempatan dan peluang untuk mengembangkan dan mengeksplorasi potensi dirinya serta memberikan apresiasi atas potensi yang dimilikinya, menghormati keputusan dan mensupport anak dalam mengambil keputusan terhadap dirinya, menanamkan pada anakdidik akan arti keajekan dan bertanggungjawab dan berkomitmen atas pilihannya. Kalau menurut saya, sebenarnya yang terpenting bukan pilihannnya, namun kemampuan memilih kita dan pertanggungjawaban kita terhadap pilihan kita tersebut, yakni dengan cara berkomitmen pada pilihan tersebut.
Pendidikan karakter hendaknya dirumuskan dalam kurikulum, diterapkan metode pendidikan, dan dipraktekkan dalam pembelajaran. Selain itu, di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar juga sebaiknya diterapkan pola pendidikan karakter. Dengan begitu, generasi-generasi Indonesia nan unggul akan dilahirkan dari sistem pendidikan karakter.
Sumber: diolah dari berbagai sumber
16.10.14
AYO SUKSESKAN ACARA DI KOTA BLITAR
16.10.14
No comments
AYO SUKSESKAN ACARA DI KOTA BLITAR #Edisi Ralat ada yang ketinggalan
begitulah update status bapak Mujianto, M. Si, dalam group FB KIM Kentongan 16 Oktober pukul 18:49. dalam update tersebut terposting juga berupa file JPEG agenda kegiatan dalam menyambut tahun baru hijriah. bergagai acara akan di gelar dalam waktu dekat ini, diantaramya, pengajian/sholawatan, bazar, doa bersama, semaan Al quran, festival dan pawai.
Rentetan kegiatan akan berawal pada tanggal 20 Oktober dan berakhir tanggal 3 November (10 Muharam). Adapun daftar kegiatan acara beserta jadwalnya dapat anda liat dalam gambar berikut.
begitulah update status bapak Mujianto, M. Si, dalam group FB KIM Kentongan 16 Oktober pukul 18:49. dalam update tersebut terposting juga berupa file JPEG agenda kegiatan dalam menyambut tahun baru hijriah. bergagai acara akan di gelar dalam waktu dekat ini, diantaramya, pengajian/sholawatan, bazar, doa bersama, semaan Al quran, festival dan pawai.
Rentetan kegiatan akan berawal pada tanggal 20 Oktober dan berakhir tanggal 3 November (10 Muharam). Adapun daftar kegiatan acara beserta jadwalnya dapat anda liat dalam gambar berikut.
15.10.14
Jamur Dewa Siap Saji di Rumah Anda
15.10.14
No comments
Kembali lagi Indophilo meluncurkan Produk kreatif. Kali ini produk tersebut penuh dengan manfaat. Karena produk ini terbuat dari jamur yang konon katanya hanya untuk dewa. Dahulu kala di Cina jamur ini hanya dikonsumsi oleh raja-raja karena khasiatnya yang luar biasa, bahkan rakyat yang ketahuan mengonsumsi jamur Lingzhi tanpa menawarkan kepada kaisar akan menghadapi risiko hukuman mati. Berbagai penyakit dipercaya mampu disembuhkan oleh salah satu obat herbal ini. Hal ini di sebabkan karena kandungan germanium yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan gingseng. Jamur apakah itu.
Langganan:
Postingan (Atom)
Penting
KIM (Kelompok INFORMASI Masyarakat) adalah Lembaga Layanan Publik Yang dibentuk Dan dikelola Dari, Diposkan oleh Dan untuk 'masyarakat Yang berorientasi PADA layanan INFORMASI Dan Pemberdayaan Masyarakat Sesuai Artikel Baru UU Nomor. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan INFORMASI Publik Dan dalam peraturan Menteri KOMUNIKASI Dan Informatika Nomor.08/Per/M.KOMINFO/06/2010 Tentang Pedoman Pengembangan Dan
Pemberdayan Lembaga KOMUNIKASI Sosial. KIM untuk kesejahteraan anggota Dan masyarakat lingkungannya.
Wikipedia
Hasil penelusuran
Popular Posts
-
Kenthongan merupakan alat komunikasi masal pada jaman dahulu. kenthongan sangat efektif untuk menyampaikan informasi pada masanya. namun ...
-
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan program pemerintah yang secara substansi berupaya dalam penanggulangan ...
-
Senin, 19 Mei 2014, LCCK (lommba cerdik cermat komunikatif) kota BLitar telah di gelar di Istana Gebang. Dan tentu saja KIM Kentonga...