7.10.20

PROSES: Siapa Yang Bertahan Hidup?

PROSES: Siapa Yang Bertahan Hidup?

Sudah hampir dua bulan ini, saya melihat fenomena yang menarik minat. Yaitu: Para Raksasa turun ke jalanan! Siapa Para Raksasa itu? Mereka adalah perusahaan besar yang selama ini punya image kuat dan perkasa. Terutama para perusahaan dalam bidang konsumsi/ makanan. Mereka menjajakan produk-produknya di pinggir jalanan.

Pada awalnya, saya mengira bahwa hal tersebut hanya semacam strategi marketing communications saja. Mereka menjajakan dagangannya di pinggir jalanan hanya untuk mendapatkan perhatian publik. Kok sepertinya mereka "turun kasta" menjadi pedagang asongan atau pedagang kaki lima. Mengherankan. Dan lagi, bukan levelnya medan kompetisi mereka di pinggir jalanan. Apa yang sedang terjadi?

Kemudian saya intens mengamati. Bahkan sesekali mencoba memancing "what happened" di internal para raksasa itu, melalui insight dari para pekerjanya yang sedang bekerja menjajakan dagangannya di pinggir jalanan. Ternyata, saya menemukan beberapa informasi yang sangat mencengangkan! Para raksasa itu tidak sedang mencari perhatian. Mereka sedang bertarung habis-habisan dalam PROSES bertahan hidup! Jadi, ini sudah bukan lagi soal turun kasta. Ini adalah perang terbuka antara para raksasa dengan para pedagang asongan dan pedagang kaki lima. Atau lebih luas lagi, para raksasa itu sedang bertarung bebas dengan para pelaku usaha mikro dan industri kecil menengah. 

Apa yang sedang dilakukan oleh para raksasa bisnis tersebut adalah naluri alamiah. Proses bertahan hidup. Lantas, bagaimana dengan para pelaku usaha mikro dan industri kecil menengah? Yang juga sedang berproses untuk bertahan hidup di masa-masa sulit seperti saat ini? 

Hukum alam sudah banyak memberikan pelajaran. Siapapun yang tidak bisa berproses dengan sebaik-baiknya, tidak mempunyai daya juang yang tinggi, pasti kalah. Ditindas, dan bahkan dihabisi untuk selamanya. Siapapun yang tidak punya stamina untuk melewati setiap proses perubahan yang sedang terjadi, pasti akan semakin tertinggal. Dan bahkan terpinggirkan selama-lamanya.

Dengan adanya pandemi Virus Covid-19 ini, dunia sedang mencari titik keseimbangan baru. Hukum alamnya: hanya yang mampu beradaptasi yang akan tetap bertahan hidup. Bukan yang terkuat. Ini hukum alam yang sudah berlaku mulai jaman purba hingga sampai saat ini. Untuk mampu beradaptasi, tentu sangat dibutuhkan proses. Dan setiap proses, pastilah membutuhkan stamina, konsistensi dan daya juang yang tinggi. 

Now you see the Giants? Dunia semakin tidak membutuhkan rasan-rasan. Beradaptasi atau mati. Pilihan selalu ada di tanganmu sendiri. Jangan biarkan orang lain mengambil keputusan apapun atas keberlangsungan hidupmu. Hal itu berarti juga bahwa jangan pernah membiarkan rasan-rasan orang lain mempengaruhi keputusanmu untuk berproses dalam bertahan hidup.

Mari bertarung dengan para raksasa. Ini pertempuran yang sangat layak untuk dimenangkan. Menumbangkan para raksasa!

Hidup yang tidak diperjuangkan, tidak layak untuk dimenangkan. Hidup hanya sekali. Sekali berarti, sudah itu mati.

---
Ngopi pagi di pinggir lapangan Tunjungsekar.
/span>

0 komentar:

Posting Komentar