Saat walimatul 'arsy putra pengasuh PP Mambaul Maarif Denanyar Jombang, *Gus Umar bin KH Zainal Arifin Abu Bakar* dengan *Muzadlifah Nur binti KH M Slamet* Jakarta di Denanyar, Sabtu (17/2/2018), KH Saerozi Lamongan menjelaskan tentang *pasangan yang makruh*.
_"Lelaki juwelek menikah dengan perempuan cuwantik itu makruh,"_ ucapnya, disambut ger-geran ribuan tamu yang hadir termasuk Rois Syuriyah MWCNU Jombang Kota
_"Karena mengganggu ketenangan lingkungan,"_ tambahnya, kembali disambut ger-geran.
Ketika si istri memperkenalkan sang suami, bisa jadi dia dituduh telah diguna-guna.
_"Nemu nok endi Nduk arek lanang koyok ngunu,??"_ ucapnya, lagi-lagi disambut tawa hadirin.
_"Malah bisa menimbulkan fitnah. Banyak yang mendoakan agar si suami segera mati. Akeh sing arep-arep rondone,"_ sambungnya.
Inginkan menikah dengan cewek secantik apapun, menurut Kiai Saerozi adalah hak kita. Sah-sah saja. Demikian pula perempuan ingin menikah dengan cowok seperti apapun juga haknya. Sah-sah saja. _"Tapi mbok yo bercermin. Modalku iki koyok opo. Biar tidak menyusahkan yang ngelamarno, karena bolak-balik ditolak,"_ jelasnya lagi.
Dalam acara yang dihadiri mantan Wakil Gubernur Jatim - Gus Ipul - tersebut, Kiai Saerozi juga berpesan agar ibu-ibu tidak gampang menyampaikan segala yang terlintas dibenaknya kepada suami. Lihat rumah bagus, ngomong ke suami. Lihat kursi bagus, ngomong ke suami. Walaupun istri maunya ngomong saja, itu sudah membebani pikiran suami. _"Sebab perempuan itu bawaannya ngomong, laki-laki bawaannya mikir. Semakin banyak wanita ngomong, semakin banyak pula suami mikir. Kalau suami banyak mikir, ususnya jadi kaku. Akhirnya banyak suami yang mati duluan,"_ tuturnya.
Sebanyak 85 persen penyakit, kata Kiai Saerozi, disebabkan oleh beban pikiran.
_"Tidak ada penyakit yang disebabkan oleh omongan. Itulah sebabnya orang sakit jiwa badannya sehat-sehat. Sakit flu dan pilek saja tidak pernah, karena tidak pernah mikir,"_ paparnya disambut tawa hadirin.
Diminta atau tidak, kata Kiai Saerozi, suami cari uang itu pasti untuk istri. Hanya saja suami tidak berani ngomong akan belikan ini, akan belikan itu. _"Sebab kalau suami ngomong duluan, istri nagihnya ngalah-ngalahi bank. Dan istri selalu ingat, tak pernah lupa omongan suami,"_ ucapnya disambut ger-geran ribuan tamu yang hadir.
Selanjutnya Kiai Saerozi menjelaskan empat maqolah. _"Saya datang hanya menangi dua yang terakhir. Orang mencari kenikmatan pada kemewahan, padahal adanya kenikmatan itu pada kesehatan. Semewah apapun, kalau tidak sehat, pasti rasanya tidak nikmat. Sebaliknya, sesederhana apapun jika sehat, pasti nikmat."_
Orang mencari rezeki di bumi, padahal adanya rezeki itu aslinya di langit. Rezeki itu pemberian Allah, bukan hasil jerih payah kita. _"Hanya saja Allah memberikannya bersamaan usaha kita. Makanya Rosulullah SAW bersabda, harrik yadak, unzil alaika rizqo, (gerakkan tanganmu niscaya Allah pasti menurunkan rezeki kepadamu),"_ jelasnya.
*_"Nyambut gawe yang paling baik itu apa? Yang sesuai hatimu.! Istafti qolbak. (Tanya hatimu). Jadikan kerjamu adalah hiburanmu,"-* pesannya.
Kerja apapun, jika hati kita senang, hasilnya pasti bagus. _"Ngulang kok seneng, anak rame seperti apapun tidak ngersulo. Alhamdulillah aku teko arek-arek rame. Kalau tidak senang ngulang, anak rame bisa ditutuki,"_ urainya.
Senang itu tanda bersyukur. Jika hati kita senang dalam melakukan apapun, Allah yang akan membangun, menyempurnakan dan memberikan hasil terbaik. _"Guru ngulang kok atine suweneng, muridnya pasti pinter-pinter,"_ bebernya.
Inilah sebabnya, murid selalu dianjurkan untuk menyenangkan hati guru. Jangan sampai menyakiti hati guru. KH Djamaludin Ahmad sering menyampaikan dawuh. Kata beliau, dawuh ini juga sering disampaikan KH Mahrus Ali Lirboyo. Intinya, murid yang menyakiti guru akan diuji tiga hal.
*Pertama*, hilang ilmunya.
*Kedua*, lidahnya ketul tidak bisa menyampaikan ilmu.
*Ketiga*, jadi orang fakir miskin sebelum wafat
Semoga Allah menjadikan kita semua orang-orang yang menyenangkan bagi semua makhluk Allah.
( ditulis oleh Ustadhah Maryam Maziun. Istri Ustadh Sholeh nDrehem)
📝📚📖
0 komentar:
Posting Komentar