22.10.18

Biar Kapok, ASN Blitar terciduk kampanye


Selasa, 23 Oktober 2018 Bawaslu Kota Blitar mengadakan kegiatan untuk meningkatkan kinerja pengawasan Pemilu tahun 2019. Kegiatan tersebut berbentuk Sosialisasi Pengawasan dalam Rangka Pemilu DPR, DPRD, DPD, PRESIDEN dan WAKIL PRESIDEN. Dalam kegiatan tersebut, pengawasan bertitik fokus pada pengawasan netralitas ASN dalam kampanye pemilu 2019. Acara tersebut menghadirkan Narasumber dari Bawaslu Provinsi Jawa Timur  Moh. Amin, M.Pd.I. yang notabene ketua Bawaslu Jatim. Narasumber lainnya adalah Suyoto dari pemerintah kota Blitar. Adapun kegiatan sosialisasi di moderatori oleh Rita Triana, S. Sos. Direktur Mahardika, FM.  
Dalam penyampaian materi, keduanya menekankan ASN untuk tidak melibatkan diri dalam kegiatan politik. Selain itu pemateri juga menggambarkan berbagai resiko ASN yang terlibat Partai Politik sekaligus memberikan dasar hukumnya. Termasuk, jenis hukuman yang di bakal di terima ASN jika berpolitik, seperti, tidak di gaji, hingga di pecat secara tidak hormat, bahkan pidana. Sosialisasi juga bertujuan untuk pencegahan pelanggaran yang sangat mungkin terjadi.
Peserta sosialisasi, terdiri dari berbagai unsur lapisan masyarakat, namun berkaca pada tema pengawasan ASN, tampak banyak dari ASN yang di undang menjadi peserta. Diantaranya, camat, Lurah, kepala SKPD, dll. Partai politik juga turut dilibatkan dalam kegiatan ini. Dan juga seluruh tim Bawaslu Kota Blitar juga di libatkan hingga tingkatan pengawas kelurahan. Tak terkecuali pengawas Pemilu Kelurahan Klampok, yang menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi ini sangat bagus, biar kapok ASN Blitar yang terciduk coba-coba untuk Kampanye. 
Kegiatan ini juga di siarkan langsung oleh Mahardhika FM 95.90Mhz.

Salam kentongan
Salam informasi
Thok thok

/span>

20.10.18

RESEP ANEH KELUARGA BAHAGIA ALA EMAK BERDASTER

.

KEMEKELEN OLEH KU MOCO 😂😂😂

RESEP KELUARGA BAHAGIA ALA EMAK BERDASTER

Pak Bojo,
Cara membahagiakan istri kui mudah ...tur murah meriah...ra percoyo???monggo disimak..

1.  Tansah eling mbi gusti AllOh...
Kelingan jamane akad nikah...
Ukarane ncen singkat cuma saya terima nikah dan kawinnya ....dst... Tapi resikone pertanggungjawabane dunia akherat...
Ibadah yo sing rajin...
Ojo malah main mendem medok...inget umur...inget awak....inget anak...

2. Begitu melek mripat esuk2 tangi turu kae langsung cari istrimu.. 
Nek mbok wedok rung tangi...
Gugah en dengan ciuman mesra...
Tapi nek bojomu wes tangi disik njur lg no pawon masak...hampiri...peluk dari belakang dan katakan padanya "I lop yu  Yank" 
OJO MELEK MRIPAT NJENENGAN MALAH NGGOLEK I HP....

3.   Nek mbok wedok takon dino iki masak opo Mas/yah/pak...ojo dijawab TERSERAH...
Roto2 wong wedok kui uanyel nek takon njur dijawab ngono...
Masalah e kebanyakan mbok wedok iku nek tangi turu mesti sing dipikir langsung tema masakan dino iki dan itu bukan perkara mudah...
Nek mbok jawab terserah njur bacut dimasakno ra mbok pangan opo mbok paido mesti ngomele iso soko sabang sampai merauke...
Konsekwensine sesuk mesti njenengan ra dimasakno....
Malah ditinggal fb an opo nonton drama korea...😂

4.   Ojo sok maido duit blonjo...
Nek bojomu sambat duit blonjo wes entek pdhl lagi tengah bulan ojo nganti njenengan kemucap "lg tanggal semene kok wes entek jane mbok nggo opo to bu?" atau " wong wedok kok boros nemen" 
Nek kalimat kui nganti metu..beeeuuuhh..siap2 wae perang dunia...
Mending nek njenengan ndue ndang diwei...nek ra ndue...ucapkan kalimat sakti "sing sabar yo yank, mas ngerti opo2 sak iki larang, doakan ngko mas entuk rejeki akeh yo"
Mesti bojomu langsung meneng cep njur sumende no dadamu nangisi kahanan....😂😂😂

5.  Nek bojomu takon " aku karo cah kae/bojone kae/artis kae ayu endi mas..."
Kudu mbok jawab "tetep ayu sliramu yank" ben o bojomu kui sing ndisik langsing njur sak iki ndut...
Tetap ayu bojomu...
Wong kui pilih2anmu...
Nek mbok jawab ayu cah kae...
Siap2 wae ko bengi turu di slediti...

6.  Nek bojomu sambat no ngomah kesel gawean ra rampung2..
Anak2 rewel...
Blonjo opo2 larang...
Rungokno wae...
Ojo mbok wangsuli nganggo ukoro sing marakke taring lan sungune metu...👹
Kui tandane bojomu lg suntuk level siaga 4.
Mending ndang jak en dolan numpak sepeda, njur mampir tuku bakso opo mi ayam...
nek njenengan lg bokek...
Cukup tukokno pentol ngarep sekolahan...
Lagi  ra ndue duit blass...yo wes jak en wae nangis bareng...
Ko lak bojomu malah ngguyu nyawang njenengan nangis...😅

7. Nek njenengan bengi njaluk "jatah" yo sing manis ojo grusa grusu koyo sapi arep manak...
Wong wedok kui nek wes kesel bengi di uthik uthik mesti angel...
Ngeweh ono mesti ora ikhlas...
Mung mergo wedi dosa dikutuk malaikat...
Akhire njenengan sing rugi nemoni bojo koyo gedebog gedang...(njur kui mbok nggo alasan selingkuh...salah sampeyan...)
Sak durunge njaluk jak ngobrol romantis disik...
Kenang jaman mbiyen naliko pacaran...
Njur pijeti mbok wedok...
Dijamin pasti mbok wedok langsung pasrah terserah sak karepmu yaaaah...😂

8. Njenengan pengen nyawang mbok wedok ayu to? Sekali2 ajak bojomu shoping  nang  pasar...
Tuku daster sepotong...
Tuku wedak sachetan...
Tuku bh lan cawet... 
Mbik rexona sachetan...
Ojo malah mbok nggok mblanjakke wedok an liyo...
Ojo nganti selingkuh...
Dosa mbik gusti Allah ncen mbok songgo dewe...
Tapi opo njenengan ora isin mbik anak???

9. Nek bojomu kebacut nesu... Ojo mbok bales nesu... Ojo mbok cuekin... Ojo mok tinggal ngopi... Wong wedok kui nek mung trimo kon poso ngomong betah e puollll...
Senajano njenengan g salah tetep njaluk o maaf...
Ndang dipeluk, di ambung...
Mesti lak nesune langsung ilang...
Terimalah kenyataan" WONG WEDOK KUI SELALU BENAR GAK PERNAH SALAH"😂

Wes ngono waelah...
Maaf duuowooooo banget status e...
Semoga bermanfaat...
Sakinah mawadah warohmah itu mudah.😊🙏
#sesungguhnyawanita itu selalu ingin dimanja


/span>

19.10.18

Babak Baru Pelaksanaan Reforma Agraria



Siaran Pers
19/SP/X/BHH/2018
 
*Babak Baru Pelaksanaan Reforma Agraria*
 
Jakarta – Salah satu komitmen Pemerintah adalah menata persoalan agraria. Penataan agraria harus dimulai dengan sertipikasi tanah. Sertipikat tanah selama ini dinilai masyarakat sulit, lama, dan mahal untuk mendapatkannya. Maka dari itu, Pemerintah melakukan percepatan sertipikasi tanah di seluruh Indonesia melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Selain itu, keseriusan pemerintah melaksanaan penataan agraria juga telah di tegaskan dengan ditandatanginya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 tahun 2018 tentang Reforma Agraria pada tanggal 24 September 2018 lalu. Terbitnya peraturan ini merupakan wujud Pemerintah untuk menjamin pemerataan struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah.
 
“Pada tahun 2018, dari 7 juta target PTSL sampai dengan Oktober ini kita sudah berhasil mendaftarkan tanah di seluruh Indonesia sebanyak 6,192,875 bidang. Kita optimistis akan melampaui target yang ditetapkan,” ujar Sofyan A. Djalil, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di Jakarta (18/10).
Reforma Agraria dimaknai sebagai penataan aset ( _asset reform_ ) dan penataan akses ( _access reform_ ). Penataan aset dalam hal ini adalah pada pemberian tanda bukti kepemilikan atas tanahnya (sertipikasi hak atas tanah), sedangkan penataan akses adalah penyediaan dukungan atau sarana-prasarana dalam bentuk penyediaan infrastruktur, dukungan pasar, permodalan, teknologi, dan pendampingan lainnya sehingga subyek Reforma Agraria dapat mengembangkan kapasitasnya.
 
“Jadi selama ini ada masyarakat yang tinggal di daerah kampung, tapi tidak bisa kita diberikan hak apapun karena masih dalam kawasan hutan. Presiden memerintahkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mengerluarkan dari Kawasan hutan. KLHK telah memberikan kepada kita lebih dari 994.000 ha kawasan hutan untuk bisa diberikan kepada rakyat. Kemudian untuk tanah terlantar dan transmigrasi yang selama ini belum bersertipikat akan disertipikatkan, dan HGU yang ditelantarkan kita ambil alih dan dibagikan kepada masyarakat,” ujar Sofyan A. Djalil.
Pada kesempatan yang sama, M. Ikhsan Direktur Jenderal Penataan Agraria Kementerian ATR/BPN juga mengatakan dengan lahirnya Perpres Nomor 88 Tahun 2017 Tentang Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan, hal tersebut sejalan dengan pelepasan 994.000 ha Kawasan hutan yang nantinya akan dilakukan redistribusi tanah.
“Di lapangan sedang dilakukan inventarisasi. Ini harus jelas jangan sampai dimanfaatkan lagi oleh orang-orang tertentu sehingga harus benar-benar profesional dan selektif terhadap subjek Reforma Agraria yang memang diperuntukkan untuk masyarakat kurang mampu,” ujar M. Ikhsan.
Hal lain yang tidak kalah penting selain mendaftarkan bidang tanah di seluruh Indonesia dan melaksanakan agenda reforma agraria, Kementerian ATR/BPN tetap mengutamakan pelayanan publik, termasuk menyelesaikan sengketa tanah. Saat ini, sedang disiapkan Rancangan Undang-Undang pertanahan untuk mencegah sengketa di masa yang akan datang.
 
“Kalau anda punya sertipikat maka negara akan menjamin sertipikat ini. Tidak akan mungkin lagi sertipikat ini diganggu gugat kalau diganggu gugat dan ternyata salah maka negara yang akan bayar. Itu akan kita masukan ke dalam undang-undang pertanahan tersebut,” ujar Sofyan A. Djalil.
Tidak kalah penting dari sertipikasi tanah, keberhasilan pembangunan infrastruktur tidak terlepas dari pengadaan tanah. Kemudian ditambahkan oleh Sofyan A. Djalil, Undang-Undang Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum, dan berbagai langkah inovatif dan strategis lainnya telah memperlancar pembangunan jalan tol, bandara, bendungan, embung dan infrastruktur lainnya seperti pembangunan tiga runway untuk Bandara Soekarno Hatta.
Perpres Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria merupakan harapan baru masyarakat Indonesia yang pastinya dapat mempercepat pencapaian Reforma Agraria dan ini sebagai bentuk payung hukum bukti keseriusan Pemerintah melaksanakan dan menyukseskan program Reforma Agraria.
 
Harapan Setelah terbitnya Perpres 86 Tahun 2018 adalah 1. Pencapaian sasaran Reforma Agraria yaitu pengentasan kemiskinan dan pemerataan ekonomi; 2. Memberikan kepastian dan keadilan kepada masyarakat; 3. Tersedianya informasi pertanahan yang berkualitas dengan penggunaan teknologi; 4. Mengurangi terjadinya sengketa dan konflik agraria; 5. Dukungan dana peran serta masyarakat dalam mensukseskan Reforma Agraria, sehingga tanah dapat menyejahterakan rakyat.
 
Saat ini telah terbentuk kelembagaan Reforma Agraria baik secara nasional di ketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, di tingkat pusat diketuai oleh Menteri ATR/Kepala BPN, sedangkan di tingkat provinsi diketuai oleh Gubernur. Ini sebagai langkah maju sehingga pelaksanaan Reforma Agraria baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah dapat dilaksanakan secara terkoordinasi dengan baik. (TM/NA/WD/RO)
 
 
Humas Kementerian Agraria Tata Ruang /Badan Pertanahan Nasional
 
Media Sosial:
Twitter: @atr_bpn
Instagram:7 @Kementerian.ATRBPN
Fanspage Facebook: facebook.com/KementerianATRBPN
Youtube: Kementerian ATRBPN
#ayosertipikatkantanahmu
/span>

RUNTUHNYA KERAJAAN HINDU-JAWA DAN TIMBULNYA NEGARA-NEGARA ISLAM DI NUSANTARA



RUNTUHNYA KERAJAAN HINDU-JAWA DAN TIMBULNYA NEGARA-NEGARA ISLAM DI NUSANTARA
Kisah kehancuran Majapahit, yang diiringi oleh bertumbuhnya negara2 Islam di bumi Nusantara, menyimpan banyak sekali fakta sejarah yang menarik untuk diungkit kembali. Sebagai kerajaan tua di tanah Jawa, Majapahit bukan saja menjadi ikon dari puncak kemajuan peradaban Hindu-Jawa, tetapi juga bukti sejarah tentang PERGULATAN POLITIK (Internasional, Nasional dan Regional) yang terjadi di tengah proses Islamisasi pada masa peralihan, menjelang dan sesudah keruntuhannya.
Para sejarawan benar2 menguras energi untuk mengungkap latar dan motif dibalik kehancuran Majapahit. Tetapi sungguh amat disayangkan, belum banyak sejarawan yang mencurahkan perhatiannya pada peran orang-orang Cina Mongol (Yuan) dalam Islamisasi yang turut mengantar Majapahit ke ambang berakhir kejayaannya. Arus utama penulisan sejarah masih dikuasai oleh kecenderungan untuk menganggap Islam Nusantara sebagai derivat dari Islam "Arab" -- varian Islam yang dianggap lebih otentik dan "murni".
Prof.Slamet Muljana adalah salah satu di antara yang sedikit itu. Kegigihannya melacak asal-muasal keruntuhan Majapahit, membawanya pada sebuah tesis penting tentang kontribusi muslim Mongol dalam sejarah masuk dan berkembangnya Islam di kawasan ini. Sebuah upaya yang jelas dan tak mudah dan (mungkin) tak populer. Betapapun kita tahu, tesis yang telah lazim diterima oleh banyak sejarawan menyatakan bahwa Islam Nusantara adalah prototipe lain dari Islam yang berkembang di jazirah Arab. Temuan Muljana membantah sekaligus mengkritik bahwa yang terjadi tidaklah demikian adanya. Berbagai anasir juga terlibat dalam proses tersebut sehingga Islam yang terbentuk di Nusantara, dan di Jawa pada khususnya,, bukanlah Islam yang "murni", melainkan Islam hibrida yang memiliki banyak varian.
Dalam konteks sejarah pasca-Majapahit, tidak mudah menebak alasan di balik dominannya konstruk Islam yang "Arab-sentris" itu. Tapi sedikitnya ada dua hal mendasar yang bisa dijadikan pijakan guna membaca asumsi ini lebih jauh : politik segregasi kolonial dan ideologi otentisisme Islam. Sejak meletus tragedi Chineezenmoord (pembantaian orang-orang Cina) di Batavia pada 1740, yang menyebabkan lebih dari 10.000 jiwa melayang orang-orang Cina disekap dan dikonsentrasikan pada titik-titik ghetto yang belakangan dikenal sebagai dengan "Pecinan". Pengucilan ini, selain mengakibatkan retaknya hubungan Jawa-Cina yang sebelumnya begitu harmonis, juga memunculkan sentimen anti-Cina dalam banyak hal, termasuk penulisan sejarah. Puncaknya adalah saat rezim Orde Baru berkuasa, ketika berbagai hal yang berbau Cina akhirnya disingkirkan secara sistematis. Faktor kedua, ideologi otentisisme Islam, juga turut menyumbang pada penghilangan jejak sejarah Cina di Nusantara. Ideologi ini, harus diakui, telah "memiskinkan" pengalaman Islam Nusantara yang sangat majemuk dan kaya nuansa. Pelenyapan ini tentu bukan tak disengaja. Di belakangnya ada sekian motif dan kepentingan politik yang turut bermain.
Dr.Asvi Warman Adam :
Pada tahun 1968, terbit buku Prof.Slamet Muljana, Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara. Buku ini dilarang oleh Kejaksaan Agung karena mengungkapkan hal-hal yang kontroversial pada waktu itu, yakni sebagian walisongo berasal dari Cina. Tidak ada salahnya bila benar bahwa sembilan penyebar agama Islam itu dari Cina atau dari belahan dunia mana pun.
Yang menjadi persoalan adalah saat itu rezim ORBA telah menetapkan Cina sebagai musuh karena negara itu dituduh membantu G30S. pemerintah Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Beijing, dan segala yang berbau Cina dilarang.
Pada era reformasi ini, ada baiknya pendapat Slamet itu dikaji ulang dengan pikiran yang lebih tenang. Slamet Muljana membandingkan atau--lebih tepatnya-- melakukan kompilasi terhadap tiga sumber, yaitu : Serat Kanda, Babad Tanah Jawi, dan naskah dari kelenteng Sam Po Kong yang ditulis Poortman dan dikutip Parlindungan.
Residen Poortman th.1928 ditugasi pemerintah kolonial untuk menyelidiki apakah Raden Patah itu orang Cina. Raden Patah bergelar Panembahan Jinbun dalam serat kanda, dan Senapati Jinbun dalam Babad Tanah Jawi. Kata jin bun dalam salah satu dialek Cina berarti "orang kuat". Maka, sang Residen itu menggeledah Kelenteng Sam Po Kong di Semarang dan mengangkut naskah berbahasa Tionghua yang ada disana -- sebagian sudah berusia 400 tahun -- sebanyak tiga cikar (pedati yang ditarik lembu). Arsip Poortman ini dikutip Mangaraja Onggang Parlindungan yang menulis buku yang juga kontroversial Tuanku Rao. Slamet Muljana banyak menyitir buku ini.
Slamet menyimpulkan, Bong Swie Hoo -- yang datang di Jawa tahun 1445 -- sama dengan Sunan Ampel. Bong Swie Hoo ini menikah dengan Ni Gede Manila yang merupakan anak Gan Eng Cu (mantan kapitan Cina di Manila yang dipindahkan ke Tuban sejak tahun 1423). Dari perkawinan ini lahir Bonang yang kemudian dikenal sebagai Sunan Bonang. Bonang diasuh Sunan Ampel bersama dengan Giri yang kemudian dikenal sebagai Sunan Giri.
Putra Gan Eng Cu yang lain adalah Gan Sie Cang yang menjadi kapitan Cina di Semarang. Tahun 1481, Gan Sie Cang memimpin pembangunan Mesjid Demak dengan tukang-tukang kayu dari galangan kapal Semarang. Tiang penyangga mesjid itu dibangun dengan model konstruksi tiang kapal yang terdiri dari kepingan2 kayu yang tersusun rapi. Tiang itu dianggap lebih kuat menahan angin badai daripada tiang yang terbuat dari kayu yang utuh.
Akhirnya Slamet menyimpulkan, Sunan Kalijaga yang masa mudanya bernama Raden Said itu tak lain dari Gan Sie Cang. Sedangkan Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah, menurut Slamet Muljana adalah Toh A Bo, putra Sultan Trenggana (memerintah di Demak tahun 1521-1546). Sementara itu, Sunan Kudus atau Jafar Sidik yang tak lain dari Jay Tik Siu.
-----------------------------
Pada tahun 1350 M, Rajasanagara (Hayam Wuruk) sedang aktif-aktifnya menyatukan dan mengembakan wilayah Nusantara. Di sekitar era yang sama pulalah Dinasti Yuan (Mongol) yang menjajah Cina Daratan sedang sibuk-sibuknya menguasai wilayah Nusantara, dan itu benar-benar menguras tenaga dinasti Yuan. Ini pulalah tercatat dalam sejarah kita ketika pada jamang Singosari, Kertanegara didatangi oleh utusan dari Cina (Cina-Mongol / Yuan) yang kemudian dipotongnya telinganya utusan itu.
Th.1352, Zhu Yuanzhang (bangsa Han) mulai melakukan pemberontakan terhadap bangsa Yuan. Pada tahun 1356, ia berhasil merebut kota Nanjing yang dikemudian hari menjadi ibukota kerajaan dinasti Ming.
Th.1357, mengetahui penarikan-penarikan dari tentara Yuan, Pajajaran Nagara (Perserikatan kerajaan2 yang tak pernah bernaung di bawah Majaraja-Majakerta) menyerbu basis militer Yuan yang ada di kota Gajah (pelabuhan militer di tepi sungai Bengawan Solo), dan kota Modo (gerbang militer basis pertahanan administrasi di kota Yungyang). Penyerbuan tertahan di kota Babad (Jatim). Pelemahan kekuasaan Yuan di Nusantara ini berkorelasi langsung dengan kondisi keruntuhan kekuasaannya di China daratan yang direbut oleh Dinasti Ming.
Kekuasaan Mongol yang di tahun 1294 mencapai puncaknya yg wilayahnya membentang dari Eropa Timur, bagian selatan Russia, Iran-Irak (wilayah Persia-Sumeria) hingga ke Timur sampai semenanjung Korea, termasuk berusaha ke selatan menganeksasi India tetapi tidak berhasil, walau cukup berhasil mengubah kultur Hindu-Buddha di wilayah2 barat India (sekarang Afghanistan, Pakistan) . India sendiri terancam pembantaian besar-besaran oleh dinasti Moghul (Mughal). Tentu anda pernah mendengar kisah Syah Jehan. Salah satu dari 7 keajaiban dunia Taj Mahal, itulah salah satu buahnya. Tetapi pergerakan bangsa Han untuk memerdekakan diri di China Daratan yang meruntuhkan hegemoni Yuan selama ratusan menyebabkan pasukan dari Kubilai Khan (turunan dari Jengis Khan) terpukul secara drastis pada pusatnya. Ini pulalah yg menyebabkan wilayah2 vassalnya di berbagai belahan dunia juga dipukul oleh gerakan2 kemerdekaan dari berbagai negeri tersebut. Sehingga sisa pasukan dan para panglimanya yang tersebar di berbagai wilayah dunia menjadi lontang-lantung kehilangan tanah pijakan. Inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan mengapa orang-orang Yuan itu berusaha menjadikan Nusantara sebagai basis pasukan selatan (Nan Yang) untuk memukul balik China Daratan (Dinasti Ming) dengan cara-cara perkawinan maupun propaganda hasutan2 membenci bangsa2 musuhnya. Salah satu cara retaliasi mereka adalah dengan meruntuhkan kerajaan-kerajaan kecil di sekitar China, termasuk meruntuhkan Majapahit dan Pajajaran, untuk kemudian menjadi penguasa-penguasa daerah untuk MEMBLOKADE jalur perdagangan darat
"Jalur Sutera" maupun jalur perairan laut. Ini sungguh menghambat perdagangan China, India dsb, sehingga Kaisar Yung Le mengirimkan armada Ming yg dipimpin oleh Laksmana Ceng Hoo untuk membersihkan rute-rute perdagangan itu dari gangguan keamanan.
Kondisi ketegangan antara Yuan dan Ming inilah yang mengawali upaya penghasutan kepada rakyat Nusantara untuk membenci etnis Cina (Han), India, Champa, Persia, Bule (barat) yang pada jaman sebelum-sebelum
nya sangat harmonis dan terjadi akulturasi budaya melalui perdagangan ataupun perkawinan silang secara natural. Konflik internal dikalangan para Sunan sendiri, semisal Islam abangan dipelopori oleh Sunan Ampel dan yang garis keras (kiblat ke Islam Arab) dipromotori oleh Sunan Giri maupun Raden Samudera yang keturunan putri Blambangan dengan syekh Samudera Pasai (adik Syekh Ibrahim) yang dibuang kakeknya karena menolak diislamkan oleh menantunya itu ke seorang janda Islam kaya di Gresik. Hal ini memunculkan konflik internal di kalangan masyarakat Majapahit sendiri sehingga terjadi pengeroposan kohesi masyarakat, yang akhirnya pecah dalam perang besar (Paregreg) akibat serangan Pangeran Blambangan (Bhre Wirabumi) dari Kraton Timur ke Kraton Barat yang sangat melemahkan kekuatan Majapahit pada masa sesudahnya. Jadi keruntuhan Majapahit adalah akibat diadu-domba dikalangan para bangsawannya sendiri dengan iming-iming tahta, kuasa, harta, wanita yang tentu saja memberi angin 'surga' kepada mereka yang berambisi tinggi.
Semoga Indonesia modern dimasa kini dapat memetik hikmah dari pelajaran sejarah ini.
Rahayu!
/span>