25.3.23

Dasa Wisma Klampok kenapa Aloevera

Dasa Wisma Aloevera atau yang juga dikenal dengan nama Dasa Wisma RT 1 RW 7 Kelurahan Klampok, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar adalah sebuah komunitas yang terdiri dari perempuan/ibu-ibu warga setempat yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan mereka. 
Salah satu kegiatan utama yang dilakukan oleh Dasa Wisma Aloevera adalah penanaman tanaman dan Toga (Tanaman Obat Keluarga) di sekitar lingkungan RT 1 RW 7.
Penanaman tanaman dan Toga dilakukan oleh Dasa Wisma Aloevera untuk menyongsong kelurahan berseri yang menjadi tujuan utama mereka. Selain untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan, penanaman tanaman dan Toga juga dilakukan untuk memperbaiki kualitas udara dan mencegah terjadinya erosi tanah.
Selain itu, penanaman tanaman dan Toga juga bisa menjadi sumber bahan makanan dan obat-obatan yang berguna bagi masyarakat setempat.
Dasa Wisma Aloevera memiliki beberapa jenis tanaman dan Toga yang ditanam di lingkungan RT 1 RW 7, seperti aloe vera, tanaman sayur juga tanaman obat, dan beberapa jenis tanaman hias lainnya. Tanaman aloe vera dipilih karena memiliki banyak manfaat kesehatan seperti menyembuhkan luka bakar, menghilangkan jerawat, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. 
Kegiatan penanaman tanaman dan Toga oleh Dasa Wisma Aloevera tidak hanya dilakukan oleh anggota komunitas, tetapi juga melibatkan partisipasi warga setempat. Harapannya Setiap bulan, Dasa Wisma Aloevera mengadakan acara "Tanam Bareng" di lingkungan RT 1 RW 7, yang diikuti oleh semua warga setempat. Acara ini diadakan sebagai bentuk edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan dan manfaat dari penanaman tanaman dan Toga.
Melalui kegiatan penanaman tanaman dan Toga, Dasa Wisma Aloevera berhasil memperbaiki kondisi lingkungan RT 1 RW 7 menjadi lebih bersih dan hijau. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi inspirasi bagi warga setempat untuk merawat lingkungan mereka dan menjaga kebersihan lingkungan. 
Kegiatan yang dilakukan oleh Dasa Wisma Aloevera tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan dan ekonomi bagi masyarakat setempat. 
Diharapkan kegiatan ini bisa menjadi contoh bagi komunitas lainnya untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan.

Foto n artikel by
Zainal
Widawati 
/span>

21.3.23

Alasan Kenapa Ogoh-ogoh di bakar

Ogoh-ogoh adalah boneka raksasa yang biasa dipamerkan dan ditampilkan dalam parade menjelang hari raya Nyepi di Bali. Pada malam hari sebelum Nyepi, ogoh-ogoh tersebut biasanya dibawa keliling desa atau kota sambil diarak dan akhirnya diarak menuju tempat pembakaran. Tidak hanya di Bali, di Blitar pun demikian.

Kenapa ogoh-ogoh di bakar menjelang hari raya Nyepi? Ada beberapa alasan yang mendasari tradisi pembakaran ogoh-ogoh ini.
Pertama, ogoh-ogoh dianggap sebagai simbol dari kejahatan dan roh jahat yang mengganggu kehidupan manusia. Dengan membakar ogoh-ogoh, diharapkan dapat membersihkan kejahatan dan roh jahat tersebut, sehingga kehidupan manusia bisa menjadi lebih baik dan tentram.

Kedua, pembakaran ogoh-ogoh juga dianggap sebagai bagian dari upacara pengorbanan atau "melebur" kejahatan dan dosa yang telah dilakukan selama satu tahun terakhir. Dengan demikian, ogoh-ogoh yang telah dibuat dengan susah payah sebagai simbol dari kejahatan dan dosa tersebut, kemudian dihancurkan dan dibakar sebagai tanda bahwa kejahatan dan dosa tersebut telah "melebur" dan menghilang.

Ketiga, pembakaran ogoh-ogoh juga sebagai upaya untuk mengembalikan alam ke keadaan semula atau memulihkan keseimbangan alam. Sebelumnya, ogoh-ogoh dibuat dari bahan-bahan seperti bambu, kertas, dan kayu yang diperoleh dari alam. Setelah ogoh-ogoh dibakar, debu dan abu yang dihasilkan akan kembali ke tanah, sehingga diharapkan dapat memulihkan keseimbangan alam.

Keempat, pembakaran ogoh-ogoh juga sebagai tanda awal dari malam hari raya Nyepi. Nyepi sendiri adalah hari yang diperingati dengan melakukan puasa, meditasi, dan menjaga kesunyian selama satu hari penuh. Dengan membakar ogoh-ogoh, diharapkan dapat memperingati bahwa sebelum masuk ke hari raya Nyepi yang penuh keheningan, terlebih dahulu harus menyingkirkan kejahatan dan roh jahat.

Secara keseluruhan, tradisi pembakaran ogoh-ogoh menjelang hari raya Nyepi di Bali dan Blitar sama-sama memiliki banyak makna dan simbolis yang mendalam. Dalam tradisi ini, ogoh-ogoh dianggap sebagai simbol dari kejahatan dan dosa, sehingga dengan membakarnya diharapkan dapat membersihkan kejahatan dan dosa tersebut. Pembakaran ogoh-ogoh juga sebagai tanda awal dari malam hari raya Nyepi yang penuh keheningan dan sebagai upaya untuk mengembalikan keseimbangan alam. Tradisi ini merupakan salah satu bagian dari kekayaan budaya Bali yang sangat unik dan menarik untuk diketahui dan dipelajari yang kini juga dilakukan di Blitar.

Selamat hari raya Nyepi buat saudaraku umat Hindu 
/span>

ziarah kubur serentak


https://youtube.com/shorts/iIeP7YZYeZE?feature=share 
Pada tanggal 21 Maret 2024, warga Klampok di Kecamatan Sananwetan Kota Blitar mengadakan kegiatan ziarah kubur serentak di makam umum. Acara tersebut dihadiri oleh camat Sananwetan, lurah Klampok, dan pengurus ranting NU Klampok.
Kegiatan ziarah kubur serentak ini merupakan salah satu tradisi yang telah dilakukan oleh masyarakat setempat setiap tahunnya menjelang ramadhan. Selain sebagai bentuk penghormatan dan doa untuk arwah para leluhur, ziarah kubur serentak juga sebagai ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan antara warga setempat.
Dalam acara ziarah kubur serentak tersebut, para peserta membawa bunga sebagai tanda penghormatan dan penghias makam para leluhur. Mereka juga membaca doa dan menggelar acara pengajian untuk mempererat keimanan dan kesalehan.
Purwanto, Camat Sananwetan, menyampaikan rasa syukurnya atas terlaksananya kegiatan ziarah kubur serentak di Kelurahan Klampok ini dengan lancar. Beliau juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada warga setempat yang telah melaksanakan tradisi ini dengan penuh kesadaran dan kebersamaan.
Kegiatan ziarah kubur serentak di makam umum Kelurahan Klampok ini memang telah menjadi bagian dari tradisi dan budaya masyarakat setempat. Selain sebagai bentuk penghormatan dan doa untuk arwah para leluhur, ziarah kubur serentak juga sebagai ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan antara warga setempat. 

By: 
Dimas Banpol
/span>

19.3.23

KWT jalan-jalan Study tiru

Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Alam Lestari di Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Sukorejo menjadi tempat yang ramai aktivitas belajar-mengajar. Salah satu kegiatan yang menarik perhatian adalah study tiru kelompok wanita tani (KWT) pada 20 Maret 2023. Kegiatan ini dihadiri oleh Aruna Indriya Wijayanti, Lurah Klampok, dan diisi oleh pemateri Bu Ning dari KWT Tanjungsari dan Bu Sarwiyah.
Kegiatan study tiru ini diikuti oleh 16 orang dari 8 KWT se-kelurahan Klampok. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Senin itu dimulai pukul 09.00 pagi dan berakhir pada siang hari. Kegiatan ini sangat membantu para wanita tani dalam meningkatkan kualitas hasil pertanian dan peternakan di wilayah mereka.
Bu Ning dari KWT Tanjungsari memberikan penjelasan tentang teknik pengolahan tanah dan pemilihan bibit tanaman yang baik. Sementara itu, Bu Sarwiyah memberikan tips dan trik dalam pengelolaan peternakan seperti cara merawat ternak dan memilih pakan yang tepat. Kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi para peserta karena mereka bisa langsung belajar dari praktisi yang berpengalaman.
Aruna Indriya Wijayanti, Lurah Klampok, menyambut baik kegiatan ini dan berharap agar kegiatan ini dapat berlanjut di masa depan. "Kegiatan seperti ini sangat penting bagi wanita tani di wilayah kami. Kami berharap kegiatan ini bisa dilaksanakan secara rutin sehingga warga kami bisa terus belajar dan meningkatkan kualitas hasil pertanian dan peternakan di wilayah kami," ujarnya.
Kegiatan study tiru ini merupakan bagian dari program stakeholder terkait untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di pedesaan. Sebagai P4S, Alam Lestari berupaya memberikan pendidikan dan pelatihan tentang pertanian dan peternakan agar masyarakat pedesaan dapat menghasilkan produk yang lebih baik dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan bahwa wanita tani di wilayah Klampok dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam pertanian dan peternakan. Dengan keterampilan yang lebih baik, mereka dapat meningkatkan kualitas hasil pertanian dan peternakan mereka dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan mereka. Selain itu, kegiatan seperti ini juga dapat mempererat hubungan antar warga dan membangun solidaritas di antara wanita tani di wilayah Klampok.
Artikel n foto
By : Winarti (KWT Lingkungan 1 Sawahan)
/span>