24.2.18

MANFAATNYA JARI KELINGKING YANG TERABAIKAN ... MASYA ALLAH

Dari Dr. Eko wahyu

Jari kelingking adalah jari yang paling sedikit digunakan diantara ke 10 jari tangan.
Tapi mungkin sekali banyak di antara kita tidak tahu, bahwa jari kelingking berhubungan erat dengan jantung, usus kecil, rahim, testis, ginjal, kandung kemih dan organ internal lainnya.

Setiap hari gunakan waktu 5 sampai 10 menit utk memijat jari kelingking, dpt mengurangi risiko terjangkit 28 jenis penyakit.
Efeknya sangat mencengangkan.

28 jenis penyakit seperti:
Cervical spondylosis (sakit pada tulang tengkuk),
Periarthritis (kaku pd bahu),
sakit kepala,
Insomnia,
Herniasi lumbal,
Sakit pinggang,
Anggota tubuh mati rasa,
Tumor,
Jantung berdebar,
Tekanan darah tinggi,
Disfungsi seksual,
Penurunan energi vital,
Endometriosis,
Fibroid rahim,
Gangguan menopause,
Sembelit,
Depresi,
Amnesia,
Kegelisahan,
Kecemasan,
Daya penglihatan menurun,
Obesitas,
Diabetes,
Penyakit ginjal,
Frekuensi kencing,
Retensi urin,
Hipertrofi prostat,
Hepatitis,
Rambut putih , dan lain-lain.

Dengan memijat kelingking secara telaten maka berbagai keluhan di atas Insyaallah dapat dihindari.

*HIPERTROFI PROSTAT*
Orang tua yang menderita pembengkakan prostat, acap kali susah kencing dan bermasalah dengan retensi urin (saat berhenti kencing tapi masih menetes..),
gunakan tangan kiri memijat sendi kelingking tangan kanan dan sebaliknya, maka akan menyebabkan pengeluaran urin menjadi lancar serta mengurangi volume sisa urin yg menetes.

*Pencegahan MATA PRESBIOPIA dan KATARAK*

Di bagian dasar jari kelingking sebelah luar terdapat titik akupuntur mata presbiopia, setiap hari pagi dan malam pijatlah dgn ibu jari dan jari telunjuk memijat bagian dasar jari kelingking, dapat mencegah mata presbiopia dan katarak.

*PENCEGAHAN KANKER*

Semua jenis penyakit kanker berhubungan dengan jantung, itu sebabnya, memijat jari kelingking dapat mengatur ritme jantung, dapat mencegah semua jenis kanker.

*PENCEGAHAN UBAN*
Jari kelingking terkait erat dengan ginjal, memijat kelingking dapat menguatkan ginjal, dan menumbuhkan vitalitas rambut, itu berakar pada Qi (dibaca: Ji / energi vital) dari ginjal.

Sering2 memijat titik akupuntur ginjal (shen xue / 腎穴) dari sendi pertama dan titik akupuntur Mingmen dari sendi kedua dari kelingking, efektif terhadap pencegahan uban.

Sekaligus juga dpt mencegah dan menyembuhkan pegal pada pinggang dan nyeri kaki.

Jari kelingking kanan berhubungan dengan ginjal dan lubang anus serta lubang urin, jari kelingking kiri berhubungan dengan kandung kemih, juga terkait dengan paru2, lambung, ginjal, maka itu meminjat jari kelingking dapat menguatkan ginjal. Dalam ilmu memijat telapak tangan, jari kelingking adalah simbol energy intisari.

Jika Anda menemukan jari kelingking berwarna keunguan dan berubah mengeras, ini merupakan sinyal peringatan yang dipancarkan oleh organ dalam, di saat seperti itu, menekan titik akupuntur Shao Chong dan Shao Ze di sebelah bawah kuku jari kelingking, boleh dibilang, selain sederhana juga efektif.

Semoga bermanfaat...

Terima kasih Anda telah membaca nya. h

Alangkah Baik jika Anda  Share kan ke Grup lain Semoga Ber- Guna.... Penting juga kita Mengatasi kesehatan  Jasmani & Rohani .. Salam Ukhwah Islamiyyah 🙏🙏🙏🏹

/span>

PASANGAN MAKRUH

Saat walimatul 'arsy putra pengasuh PP Mambaul Maarif Denanyar Jombang, *Gus Umar bin KH Zainal Arifin Abu Bakar* dengan *Muzadlifah Nur binti KH M Slamet* Jakarta di Denanyar, Sabtu (17/2/2018), KH Saerozi Lamongan menjelaskan tentang *pasangan yang makruh*.

_"Lelaki juwelek menikah dengan perempuan cuwantik itu makruh,"_ ucapnya, disambut ger-geran ribuan tamu yang hadir termasuk Rois Syuriyah MWCNU Jombang Kota

_"Karena mengganggu ketenangan lingkungan,"_ tambahnya, kembali disambut ger-geran.

Ketika si istri memperkenalkan sang suami, bisa jadi dia dituduh telah diguna-guna.
_"Nemu nok endi   Nduk arek lanang koyok ngunu,??"_ ucapnya, lagi-lagi disambut tawa hadirin.
_"Malah bisa menimbulkan fitnah. Banyak yang mendoakan agar si suami segera mati. Akeh sing arep-arep rondone,"_ sambungnya.

Inginkan menikah dengan cewek secantik apapun, menurut Kiai Saerozi adalah hak kita. Sah-sah saja. Demikian pula perempuan ingin menikah dengan cowok seperti apapun juga haknya. Sah-sah saja. _"Tapi mbok yo bercermin. Modalku iki koyok opo. Biar tidak menyusahkan yang ngelamarno, karena bolak-balik ditolak,"_ jelasnya lagi.

Dalam acara yang dihadiri mantan Wakil Gubernur Jatim - Gus Ipul -  tersebut, Kiai Saerozi juga berpesan agar ibu-ibu tidak gampang menyampaikan segala yang terlintas dibenaknya kepada suami. Lihat rumah bagus, ngomong ke suami. Lihat kursi bagus, ngomong ke suami. Walaupun istri maunya ngomong saja, itu sudah membebani pikiran suami. _"Sebab perempuan itu bawaannya ngomong, laki-laki bawaannya mikir. Semakin banyak wanita ngomong, semakin banyak pula suami mikir. Kalau suami banyak mikir, ususnya jadi kaku. Akhirnya banyak suami yang mati duluan,"_ tuturnya.

Sebanyak 85 persen penyakit, kata Kiai Saerozi, disebabkan oleh beban pikiran.
_"Tidak ada penyakit yang disebabkan oleh omongan. Itulah sebabnya orang sakit jiwa badannya sehat-sehat. Sakit flu dan pilek saja tidak pernah, karena tidak pernah mikir,"_ paparnya disambut tawa hadirin.

Diminta atau tidak, kata Kiai Saerozi, suami cari uang itu pasti untuk istri. Hanya saja suami tidak berani ngomong akan belikan ini,  akan belikan itu. _"Sebab kalau suami ngomong duluan, istri nagihnya ngalah-ngalahi bank. Dan istri selalu ingat, tak pernah lupa omongan suami,"_  ucapnya disambut ger-geran ribuan tamu yang hadir.

Selanjutnya Kiai Saerozi menjelaskan empat maqolah. _"Saya datang hanya menangi dua yang terakhir. Orang mencari kenikmatan pada kemewahan, padahal adanya kenikmatan itu pada kesehatan. Semewah apapun, kalau tidak sehat, pasti rasanya tidak nikmat. Sebaliknya, sesederhana apapun jika sehat, pasti nikmat."_

Orang mencari rezeki  di bumi, padahal adanya rezeki itu aslinya di langit. Rezeki itu pemberian Allah, bukan hasil jerih payah kita. _"Hanya saja Allah memberikannya bersamaan usaha kita. Makanya Rosulullah SAW bersabda, harrik yadak, unzil alaika rizqo, (gerakkan tanganmu niscaya Allah pasti menurunkan rezeki kepadamu),"_ jelasnya.

*_"Nyambut gawe yang paling baik itu apa? Yang sesuai hatimu.! Istafti qolbak. (Tanya hatimu). Jadikan kerjamu adalah hiburanmu,"-* pesannya.

Kerja apapun, jika hati kita senang, hasilnya pasti bagus. _"Ngulang kok seneng, anak rame seperti apapun tidak ngersulo. Alhamdulillah aku teko arek-arek rame. Kalau tidak senang ngulang, anak rame bisa ditutuki,"_ urainya.

Senang itu tanda bersyukur. Jika hati kita senang dalam melakukan apapun, Allah yang akan membangun, menyempurnakan dan memberikan hasil terbaik. _"Guru ngulang kok atine suweneng, muridnya pasti pinter-pinter,"_ bebernya.

Inilah sebabnya, murid selalu dianjurkan untuk menyenangkan hati guru. Jangan sampai menyakiti hati guru. KH Djamaludin Ahmad sering menyampaikan dawuh. Kata beliau, dawuh ini juga sering disampaikan KH Mahrus Ali Lirboyo. Intinya, murid yang menyakiti guru akan diuji tiga hal.
*Pertama*, hilang ilmunya.
*Kedua*, lidahnya ketul tidak bisa menyampaikan ilmu.
*Ketiga*, jadi orang fakir miskin sebelum wafat
  
Semoga Allah menjadikan kita semua orang-orang yang menyenangkan bagi semua makhluk Allah.

( ditulis oleh Ustadhah Maryam Maziun. Istri Ustadh Sholeh nDrehem)

📝📚📖

/span>

22.2.18

TEH HANGAT PEMANIS NYA MADU


BAHAGIA ITU SEDERHANA
Mendengar isteri cerewet di rumah , berarti aku masih punya isteri.
""""""""""""""""
Mendengar suami masih mendengkur di sebelahku berarti aku masih punya suami.
""""""""""""""""
Mendengar ayah & ibu menegurku dengan tegas berarti aku masih punya ibu & ayah.
""""""""""""""""
Merasa letih & jemu menasihati anak yang nakal , berarti aku masih punya anak yang mewarnai hidupku.
""""""""""""💛🌸
Merasa letih setiap malam selepas bekerja , itu berarti aku masih mampu bekerja keras.
💙🍇🍇💙
Membersihkan piring & gelas kotor setelah menerima tamu di rumah , itu berarti aku punya teman.
🍇💙💙🍇
Pakaianku terasa agak sempit , itu berarti aku makan cukup.
❤🌺🌺❤
Mencuci & menyetrika timbunan baju , itu berarti aku memiliki pakaian.
🌺❤❤🌺
Membersihkan halaman rumah , mengepel lantai , itu berarti aku memiliki tempat tinggal.
🌟🍒🍒🌟
Mendapatkan banyak tugas pekerjaan itu berarti aku dipercayai dapat melakukannya.
🍒🌟🌟🍒
Mendengar bunyi klakson itu berarti aku masih bisa mendengar.
💥🌹🌹🌹💥
Mendengar kicau burung di pagi hari , itu berarti aku masih hidup.
🌹💥💥🌹
Akhirnya banyak hal yang dapat kita syukuri setiap hari.
🌷🍅🍅🌷
Aku juga bersyukur mendapatkan pesan ini , karena secara tidak sadar aku masih memiliki sahabat dan keluarga yang peduli padaku.
🌹🍅🍅🌹
Seseorang yang peduli tentang aku telah mengirimkan nya kepadaku.
🌾🌼🌱🌾
Dan karena aku peduli tentangmu maka aku mengirimkannya juga kepadamu.
🌺🌱🌺🌾
Berhenti mengeluh & bersyukurlah dlm segala hal..
💐🌱🌾💐🌱🌾🌱
_Ayo kita sama2 mencoba untuk bersyukur walau keadaan tak seperti apa yang kita harapkan sebab ada hikmah dibaliknya_.
Janganlah menunggu bahagia baru bersyukur , tapi bersyukurlah maka engkau akan BAHAGIA.

🙏🙏🌷🌹

/span>

21.2.18

BAHASA INDONESIA, (MASIH) PENTING GAK SIH?

Seusai lulus SD setiap ditanya hasil ujian dengan bangga saya bilang bahwa saya mendapatkan nilai 9 untuk semua mata pelajaran kecuali Bahasa Indonesia yang “cuma” dapat nilai 7,78 saja.

“Oh, cuma Bahasa Indonesia aja ya yang nilainya 7. Pinter ya kamu”, begitulah pujian para om dan tante kepada saya yang waktu itu masih imut, endut, tetapi sudah kelihatan bibit-bibit ketampanannya itu.

Dan begitulah seterusnya saya melewati masa-masa SMP hingga SMA, dan selalu Bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran yang tidak terlalu dianggap serius dan termaafkan apabila cuma dapat nilai 6 atau 7 (nilai 5 ga boleh, karena bakalan langsung tinggal kelas). Bahkan nilai Bahasa Inggris saya hampir selalu lebih baik daripada nilai Bahasa Indonesia di rapor.

Kalau nilai Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sama-sama bagus di rapor, mana yang akan dibanggakan Ibu saya di depan saudara-saudara? Pasti nilai Bahasa Inggris, bukan nilai Bahasa Indonesia. Apalagi kalau Matematika atau Fisika dapat nilai bagus akan jauh lebih membanggakan lagi untuk diceritakan, tapi nilai Bahasa Indonesia ga perlu repot-repot diceritakan. Gak penting-penting amat kan?

Ini ceritaku. Mana ceritamu?

Ups … kayaknya cerita kita ga jauh berbeda yah? Termasuk teman-teman yang anak-anaknya udah pada sekolah saya yakin ceritanya mirip-mirip gitu ya. Lebih bangga kalau anak-anak kita pintar di Matematika atau Bahasa Inggris daripada pintar di Bahasa Indonesia.

Tapi sekarang saya sadar bahwa meremehkan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebuah kesalahan fatal. Terbukti bahwa persoalan tata bahasa bisa menjadi persoalan serius. Salah ucap, salah tulis, atau salah baca bisa berakibat fatal. Hari ini bisa kita saksikan ada beberapa pejabat yang terseret kasus dan menimbulkan kegaduhan luar biasa gara-gara kurang pandai menata bahasanya.

Saya sudah lima tahun terakhir ini menjadi penulis aktif, baik berupa karya buku, media cetak, atau sekedar di sosmed. Saya selalu berusaha menata bahasa tulisan supaya bisa dipahami pembaca dengan baik, dan meminimalisir peluang untuk disalahpahami oleh pembaca. Toh ternyata pengalaman membuktikan masih banyak orang yang gagal paham terhadap substansi yang disampaikan, apalagi mereka yang bersumbu pendek atau yang baperan.

Misalkan saja jika saya membuat tulisan yang mengkritisi perilaku umat Islam yang berlaku tidak Islami, seringkali saya langsung dituduh sebagai “pembenci Islam”. Padahal jelas di situ yang dikritisi adalah perilaku oknumnya, bukan ajaran Islamnya. Atau mengkritisi kebijakan Pemerintah yang tidak pro-rakyat, saya langsung dituduh “hater” tanpa berusaha memahami substansi tulisan tersebut.

Ini kita baru bicara contoh tulis menulis dalam tataran normal. Belum lagi kita bicara teknologi yang bisa dengan mudah memanipulasi lisan dan tulisan. Memotong sebagian kata dan dibingkai untuk kepentingan politis menjadi sesuatu yang sering terjadi akhir-akhir ini. Betapa banyak kita saksikan judul berita yang ternyata bertolak belakang dengan isi beritanya, sementara banyak orang yang senang gaduh hanya dengan membaca judul berita saja tanpa membaca isinya.

Maka dari itu wahai para orangtua, ajarilah anak-anak kita membaca dan menulis dengan benar. Bukan sekedar membaca tapi juga balajar mencerna sebuah tulisan atau lisan dengan baik. Apalagi generasi saat ini yang terhubung oleh internet mau tidak mau harus bisa membaca dan menulis standar.  Jangan sampai kemampuan baca dan tulis kita masih belum baik tapi sudah berani gagah-gagahan di medsos “mendadak pakar”, baik pakar politik, pakar agama, dan berbagai pakar abal-abal lainnya.

Kegaduhan seringkali timbul gara-gara soal “gagal paham” saja. Gagal paham yang berujung pada perselisihan kebanyakan tidak disebabkan oleh karena kita tidak pintar matematika atau fisika, tapi oleh karena kita tidak terlalu pintar Berbahasa Indonesia.

Tidak pintar berbahasa Indonesia?

Ya, saya berani meyakinkan bahwa banyak orang Indonesia belum benar-benar pintar berbahasa Indonesia. Contoh sederhana, banyak di antara kita yang belum bisa membedakan “di” sebagai kata sambung, dan “di” sebagai awalan penunjuk kata pasif. Sehingga kebanyakan masih bingung, misalnya untuk kata “tutup” harus ditulis “ditutup” atau “di tutup”. Ini cukup memalukan bagi kita yang mengaku sebagai bangsa Indonesia tetapi tidak bisa menggunakan bahasanya sendiri dengan baik.

Memalukan? Ya, jika kita mengaku sebagai bangsa Indonesia. Karena bangsa ini terlahir selain dari sumpah satu bangsa, satu tanah air, juga satu bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia.

Maka sekali lagi ajarilah anak-anak kita berbahasa Indonesia yang baik dan benar, dan jangan pernah mengecilkan arti Bahasa Indonesia. Karena kecerdasan berbahasa sedikit banyak menunjukkan seberapa tinggi peradaban suatu bangsa.

Selamat Hari Bahasa Ibu Sedunia 21 Februari … ups telat sehari yah, tapi gapapa lah ;)
By : Wima Bramantya

/span>