Tampilkan postingan dengan label corona. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label corona. Tampilkan semua postingan

17.1.21

Cara Permohonan Usulan Santunan Ahli waris Covid 19

Persyaratan untuk permohonan usulan santunan Ahli Waris korban Covid-19 sebesar 15 juta per orang:1. Fotocopy surat keterangan meninggal dunia dari rumah sakit / puskesmas (legalisir) atau kutipan Akta Kematian dr Dukcapil. 2. Surat keterangan bahwa yang bersangkutan terinfeksi Covid-19 dari Dinas Kesehatan kab/ kota setempat. 3. Surat keterangan Ahli Waris (asli) 4. Fotocopy Kartu Keluarga (KK) korban dan Ahli waris. 5. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) korban dan ahli waris. 6. Fotocopy Rekening Tabungan yang masih aktif atas nama Ahli Waris.7. Setelah semua ada, serahkan ke dinas sosial setempat untuk di proses.8. Uang santunan ini akan di transfer langsung ke rek ahli waris tanpa potongan Serupiahpun.Dasar hukum :Dasar :Surat Edaran Kementerian Sosial (Kemensos) RI Nomor 427/3.2/BS.01.02/06/2020, tentang Penanganan Perlindungan Sosial Bagi Korban Meninggal Dunia Akibat COVID-19.*infokan ini kepada keluarga korban*(Shere by komisi nasional lp-kpk cabang blitar)
/span>

15.7.20

TERMINOLOGI KASUS COVID-19 TERBARU

TERMINOLOGI KASUS COVID-19 TERBARU :
1. KASUS SUSPEK
2. KASUS PROBABLE
3.KASUS TERKONFIRMASI

SELAMAT TINGGAL ODP, PDP Dan OTG 

Definisi Operasional: 
8 istilah antara lain :

1. Kasus Suspek, 
2. Kasus Probable, 
3. Kasus Konfirmasi, 
4. Kontak Erat, 
5. Pelaku Perjalanan, 
6. Discarded, 
7. Selesai Isolasi, dan 
8. Kematian. 

KASUS SUSPEK 

Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:

a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)* DAN
pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang
melaporkan transmisi lokal**.

b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA* DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable COVID-19.

c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat*** yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan

KASUS PROBABLE

Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS***/meninggal dengan
gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil
pemeriksaan laboratorium RT-PCR.

KASUS KONFIRMASI 

Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang
dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR.

Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)

b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)

KONTAK ERAT 

Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau
konfirmasi COVID-19.
Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:

a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau
kasus konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu
15 menit atau lebih.

b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi
(seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain).

c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus
probable atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai
standar.

d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak
berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim
penyelidikan epidemiologi setempat 

Pada kasus probable atau konfirmasi yang bergejala (simptomatik),
untuk menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari
sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul
gejala.

Pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), untuk
menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum
dan 14 hari setelah tanggal pengambilan spesimen kasus konfirmasi.

PELAKU PERJALANAN

Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestik)
maupun luar negeri pada 14 hari terakhir.

DISCARDED

Discarded apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:

a. Seseorang dengan status kasus suspek dengan hasil
pemeriksaan RT-PCR 2 kali negatif selama 2 hari berturut-turut

dengan selang waktu >24 jam.
b. Seseorang dengan status kontak erat yang telah menyelesaikan
masa karantina selama 14 hari.

SELESAI ISOLASI 

Selesai isolasi apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:

a. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) yang tidak
dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR dengan ditambah 10
hari isolasi mandiri sejak pengambilan spesimen diagnosis
konfirmasi.

b. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
yang tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR dihitung 10
hari sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah
tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan
pernapasan.

c. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
yang mendapatkan hasil pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali
negatif, dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi
menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria selesai isolasi pada kasus
probable/kasus konfirmasi dapat dilihat dalam Bab Manajemen
Klinis.

KEMATIAN 

Kematian COVID-19 untuk kepentingan surveilans adalah kasus
konfirmasi/probable COVID-19 yang meninggal.

Sumber :
Keputusan Menteri Kesehatan RI HK. 01.07-MENKES-413-2020 
Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19 di INDONESIA 

tanggal , 13 JULI 2020
/span>

13.7.20

antibodi vs covid19

Inilah pakar yg benar Pakar, memberikan pencerahan dan harapan, tidak menakut- nakuti

*sumber:*
*DR. Ir. Hj. Sri Nurdiati (Dekan FMIPA IPB dan Dosen Biokimia IPB)*
_Mhn di sosialisasikan :_

```Banyak orang nggak sadar pentingnya "ANTIBODI" stoknya harus selalu ada. Orang lebih panik masker atau hand sanitizer hilang di pasaran. Harusnya kita lebih panik kalau "ANTIBODI" hilang di tubuh, karena virus tidak mungkin dihindari.```

*Point penting dari diskusi:*

```1. Virus itu hanya bisa dikalahkan oleh "ANTIBODI"```

```2. "Antibodi" yg di dlm tubuh itu kyk pabrik, kadang banyak kadang sedikit.```

```3. Supaya produksi "anti bodi" banyak, sering konsumsi vitamin C dan E setiap hari serta berjemur Sinar Matahari Pagi.```

```4. Virus itu ngga mungkin dihindari, jadi pasti selalu ada, contohnya kalau bersin, bisa dipastikan ada virus disitu. Bersin indikasi tubuh menolak.```

```5. Kalau berhasil tembus ke hidung dekat tenggorokan, tubuh akan batuk, tanda menolak.```

```6. Kalau masih tembus juga, baru demam. Kalau masih tembus juga, barulah "antibodi" keluar dr pabrik utk melawan perang dgn virus.```

```7. Kelemahan virus itu sm sabun. Kalau ngga ada hands sanitizer, pake sabun apa saja bisa bahkan sabun cuci piring jg bisa. Dlm 3-5 menit, virus akan mati sama sabun.```
```8. Selama 14 hari "antibodi" kita akan merekam virus ini dan disimpan dlm *sel memori* di otak.```

```9. Jadi kalau kita sembuh dan suatu saat kena corona lagi, sel memori ini akan aktif dlm 24 jam (ngga perlu menunggu 14 hari lagi)```

```Jadi, mari kita lebih  fokus ke dalam tubuh dgn meyakinkan```
  "STOCK ANTIBODI"  ```cukup alias vitamin C/E rutin dikonsumsi dan Berjemur Sinar Matahari yg paling mudah.```
```Catatan tambahan dari Redaksi:
Sumber vitamin C dan E terdapat pada Buah2an, kacang2an dan sayur2an, antara lain:```
*✔ Jeruk Manis/nipis*
*✔ Tomat*
*✔ Jambu Biji*
*✔ Kacang Tanah*
*✔ Kacang Hijau*
*✔ Bayam*
*✔ Pucuk Melinjo*
*✔ Pucuk Kates.*

```Semoga bermanfaat Untk kita semua & mas
/span>

12.7.20

Kenapa Jadi "Kaum Rebahan"?

Kenapa Jadi "Kaum Rebahan"?

Oleh: Haedar Nashir

Anak muda dan siapapun berhak menikmati hidup. Hidup untuk disyukuri dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Betul,  hidup hanya sekali, setelah itu mati. Tapi jangan hidup asal hidup, mati sekadar mati. Hidup dan mati harus berarti. Tidak perlu pula mempertentangkan "hidup mulia atau mati syahid". Hidup dan mati harus sama mulianya dan menjadi syahid (pembuat sejarah) sebagai umat tengahan yang membangun peradaban utama (QS al-Baqarah: 143).

Bagi orang beriman,  hidup harus  dijalani dengan benar dan bertujuan meraih bahagia di dunia dan akhirat nanti. Hidup yang hanya sekali itu jangan disia-siakan. Apalagi sampai salah arah. Fa-aina taźhabun? Hendak ke manakah engkau pergi? Itu firman Tuhan (QS At-Takwir: 26), tentang perlunya arah jalan yang benar dalam kehidupan.

Karenanya hidup yang bermakna harus diperjuangkan dengan benar dan sungguh-sungguh. Jangan lengah dan disia-siakan. Namun,  manusia itu bukan robot atau benda mati. Meski harus bersungguh-sungguh dan berikhtiar dalam hidup, pada saat yang sama ada hak untuk istirahat. Apalagi manusia itu memiliki sifat  homo ludens, sebagai insan yang alamiah suka bermain, termasuk menikmati kesenangan. Kesenangan yang baik dan positif tentu saja.

Manusia secara sunatullah memiliki kebutuhan dasar seperti makan, minum, pakaian, tempat tinggal,  rekreasi,  dan lain-lain. Termasuk keperluan beristirahat. Dalam banyak ayat al-Quran Allah bahkan memberikan manusia hak untuk istirahat, antara lain: “Dan Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk berusaha.”  (QS Al-Furqan:  47). Tidak boleh siang dan malam dihabiskan untuk berusaha, tanpa istirahat. Jangan bekerja habis-habisan, sebaliknya jangan malas-malasan. Hidup perlu keseimbangan. Sebaik-baik urusan ialah yang tengahan. Tidak esktrem.

Manusia harus istirahat agar segar dan sehat, apalagi kalau seharian kerja keras. Orang yang tidak mau istirahat, namanya robot. Tapi jangan istirahat terus, lebih-lebih malas-malasan. Kata anak muda, "rebahan". Rebahan itu artinya istirahat sambil berbaring dan berleha-leha. Orang tua dulu juga suka rebahan di sore hari. Tapi jangan rebahan terus. Manusia itu siapapun dia harus berusaha dan  kerja keras dalam hidup agar sukses,  beramakna, dan bermanfaat. Kata filosof, manusia itu pada dasarnya homo faber, insan yang suka bekerja. Kalau main dan rebahan terus namanya bertentangan dengan jiwa homo faber. Keberadaan manusia karena dia bekerja dan berusaha.

Bagaimana kalau rebahan? Rebahan sesekali saja, atau dalam makna yang aseli: istirahat sebagaimana porsinya. Jangan rebahan terus. Lama-kelamaan malah bisa kena asam urat. Tidak mungkin sukses hidup bila pekerjaanya rebahan. Apalagi kalau rebahan jadi kebiasaan bermalas-malasan, sehingga menjelma sebagai "kaum rebahan". Kata "rebah" (berbaring) itu satu akar dengan "roboh" (jatuh).  Kalau rebahan terus, bisa   jadi  "roboh" dan "kaum robohan", yaitu orang yang gagal dan jatuh dalam hidup karena malas dan tidak berusaha. Bagaimana bisa maju kalau  rebahan? Malah jadi roboh.  Seperti nasib malang sang tokoh dalam kisah "Robohnya Surau Kami", sebuah karya sastra terkenal dari pujangga A.A. Navis.

Kenapa harus jadi kaum rebahan? Kalau lelah dan penat karena seharian bekerja, istirahatlah yang baik. Kalau ada masalah, berat maupun ringan, urai dan hadapi untuk diselesaikan. Jangan lari dari masalah dan menambah masalah dengan kerumitan yang lain. Lalu, menjadi kaum rebahan yang malas-malasan dan membuang diri ke hal-hal yang merugikan hidup. Malas itu mungkin seketika nikmat karena tanpa harus bekerja. Tapi itu kenikmatan sesaat karena pada dasarnya setiap manusia memang harus bekerja dan berusaha. Kata Abraham Moslow, kebutuhan tertinggi itu aktualisasi diri. Bekerja itu wujud aktualisasi diri, yang harus dilakukan dengan senang hati.

Belajarlah pada orang sukses. Mereka gigih bekerja dan berusaha, banyak dari titik nol. Mereka pun bukan tanpa beban dan masalah dalam hidupnya. Tapi mereka yang sukses mampu menghadapi dan keluar dari masalah secara rasional dan pantang menyerah. Kalau resah hati karena masalah dan sebab apapun, selesaikan satu persatu. Bersama dengan itu  mendekatlah kepada Tuhan Yang Maha Rahman dan Rahim, agar jiwa tenang dan ada tempat bergantung yang kokoh. Lalu,  ikhtiar sedapat yang diusahakan. Selebihnya berserah diri kepada Allah. Untuk hidup sukses itu bagai mencari barang hilang. Laksana menemukan mutiara, yang tidaklah gampang. Mana ada barang berharga  mudah dan murah. Semuanya perlu perjuangan dan usaha keras. Itulah makna jihad yang sesungguhnya, mengerahkan segala kemampuan untuk meraih kebahagiaan dan kebermaknaan hidup.

Nabi Muhammad mengingatkan dalam hadis dari Ibnu Abbas, "ni'matàni maghbùnun fìhimà kabìra mina an-nàs as-sihatu wa al-faràgu". Artinya, "Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang " (HR. Bukhari). Maka, hati-hati di kala kita sehat dan luang, segalanya bisa lalai dan kemudian terpeleset. Moga kita tidak termasuk orang yang lengah karena sehat dan luang waktu.

Ayo, anak muda Indonesia, bangkitlah. Jadilah sosok-sosok gigih dan pantang menyerah dalam hidup. Termasuk dalam berkiprah majukan bangsa.  Singsingkan lengan baju guna meraih sukses di hari esok. Bikin hidup itu bermakna bagi diri, keluarga, dan lingkungan meski terlihat kecil dan sederhana. Lakukan dengan semangat dan  riang hati. Jangan menunggu esok hari, lakukan saat ini . Gembiralah dalam bekerja sebagai wujud ibadah, agar menjadi insan berkemajuan dan mengukir keberhasilan yang bermakna.
/span>

9.7.20

ORANG TANPA GEJALA

*O.T.G.*
*(ORANG TANPA GEJALA)*

----------------------------------------

*SIAPA ITU OTG ! ? !*

*▪Bisa saya.*

*▪Bisa juga kamu.*

*▪Bisa keluarga kita.*

*▪Bisa teman kita.*

*▪Bisa teman main bola kita.*

*▪Bisa teman main basket kita.*

*▪Bisa teman olahraga kita.*

*▪Bisa teman ibadah kita.*

*▪Bisa juga orang yang baru kamu temuin semalem atau tadi pagi.*

*▪Bisa juga orang yang akan kamu temui nanti siang atau sore.*

*▪Orang ini bisa kamu kenal.* 

*▪Bisa juga engga.*

👇👇👇👇👇
*DIMANA DIA SEKARANG ?*

*♡ Bisa di MANA-MANA.*

*♡ Bisa di MALL.*
*♡ Bisa di KAFE.* 
*♡ Bisa di tempat IBADAH.*
*♡ Bisa di KAMPUS.*
*♡ Bisa di KERETA.* 
*♡ Bisa di BUS.*
*♡ Di ANGKOT.*
*♡ Di PASAR.*
*♡ Bisa di MANA-MANA.*

👇👇👇👇👇
*KENAPA OTG BERBAHAYA ?*

*▪Karena dia bawa VIRUS !*

*▪tiap orang punya sistem IMUN.*

*▪Beda-beda.*

*▪Bisa jadi dia (si OTG) kuat.* 

*▪sementara kamu atau orang di rumah kamu ga kuat.*

🚩  *HINDARI OTG,* 
*JANGAN AMBIL RESIKO !!!*

👇👇👇👇👇
*Bagaimana hindarinnya,* 
*kan kita ga tau siapa OTG ?*

✅ *Anggap semua orang adalah OTG,* 
*termasuk diri kita !* ✅

👇👇👇👇
*Caranya :*
*Diem di rumah !*

❌  *Ga ada ceritanya tuh New Normal tapi :*
*▪olah raga bareng,*
*▪kumpul bareng,*
*▪makan bareng,*
*kondisinya masih Bahaya.*

👇👇👇👇👇
*BOSEN DI RUMAH ?*

*Eh,*
*itu banyak yang udah kena,* 
*diisolasi di RS,* 
*kangen sama rumah dan keluarganya.*

🎯  *Rajin-Rajin bersyukur dan bersabar-lah.* 💯

*● Jangan gara-gara ada status New Normal,*
*kita jadi kayak orang kesurupan,*
*langsung ngacir kemana-mana.*

*● Jangan sia-siakan pengorbanan 3 bulan kita.* 🚩

*● Inget,*
*orang yang akan kita temui mungkin saja OTG.*

● *Kalo terpaksa harus keluar rumah,*
*inget ya ~ harus tetap :*
*▪︎ Jaga jarak ke siapapun di luar,*
*ga ada tuh foto2 deket2an,*
*apalagi bangga di-share fotonya di sosmed.*

*▪︎ Pakai masker,*
*karena masker melindungi kita dan orang lain.*

*▪︎ Sering-sering cuci tangan,*
*bawa hand sanitizer.*

*▪︎ Sampe rumah,*
*alas kaki tinggal di luar.*

*▪︎ Jangan sentuh apa-apa dulu dan langsung mandi.*

👇👇👇👇👇
*Covid tidak sesederhana soal sakit atau sehat.*

*Jika yang kena virus langsung sakit,*
*mungkin urusannya ga serumit ini.*
*(Yang sakit tinggal ke rumah sakit dan yang sehat bisa beraktifitas biasa.)*

*PROBLEMnya adalah :*
*ada yang sudah kena virus dan tidak bergejala,* 
*tapi masih berkeliaran,*
*ada di mana-mana yang kita gak tau.*

*Mungkin orang itu yang mau ketemu sama kamu nanti,* 
*atau orang yang kamu temui tadi malem.*

*So ~ BE SAFE !!!*

Nyawa *tidak bisa ditukar* dgn apapun ‼️‼️‼️
/span>

8.7.20

Bisnis Rapid test, kok jadi bisnis?

Rapid Test

Kamis 09 July 2020
Oleh : Dahlan Iskan

Test kilat telah jadi bisnis tersendiri. Juga telah menjadi sumber pengurasan anggaran negara dan daerah.

Hanya satu daerah yang tidak menganggarkan pembelian alat rapid test: Sumatera Barat. Alasan utamanya sangat ilmiah: "Rapid test tidak bisa dipercaya," ujar dokter Andani Eka Putra kepada DI’s Way kemarin.

Di sana semua test dilakukan dengan PCR --swab test. Yang hasilnya praktis 100 persen bisa dipercaya.

Kuncinya ada di penemuan ilmiah oleh dokter Andani Eka Putra, Kepala Pusat Laboratorium Universitas Andalas Padang itu. Di sana test swab itu bisa dilakukan dengan cepat: hasilnya bisa diketahui dalam 24 jam. Dengan kapasitas yang sangat besar: 3.500 sehari (DI’s Way: Tirani Minoritas)

Sudah lebih tiga bulan Sumbar melakukan itu. Sampai hari ini sudah 55.000 yang dites di sana. Padahal penduduknya hanya sekitar 7 juta.

Satu laboratorium di universitas itu sampai kekurangan sampel untuk dites.

Karena itu tidak ada zona merah di Sumbar. Paling tinggi oranye. Itu pun hanya di satu kota: Padang. Sumbar juga sudah memutuskan akan membuka sekolah yang sudah lama mulai Senin depan. Khususnya di 4 daerah.

Kalau daerah di luar Sumbar kuwalahan melakukan tes, di Sumbar sampai menggratiskan. Misalnya untuk pedagang dan pengunjung pasar, anak sekolah dan pesantren.

Seharusnya yang ingin bepergian pun bisa dites gratis di situ. Tapi tidak bisa. Peraturan menyebutkan hanya rumah sakit yang boleh mengeluarkan surat keterangan untuk perjalanan.

DI’s Way pun sudah menuliskan penemuan itu sampai tiga kali. Sampai sungkan. Sampai seperti promosi untuk dokter Andani, Universitas Andalas dan juga Sumbar.

Padahal tidak ada maksud lain kecuali agar menginspirasi daerah lain. Sayang kebaikan ini sulit menular. Kalah dengan penularan demam rapid test.

Respons dari daerah lain sangat minim. Pun tidak ada kebijakan nasional yang mendukung penyebaran temuan itu.

Padahal penemuan dokter Andani itu tinggal di-copy. Dokter Andani sendiri mau membagi ilmunya itu. Secara suka rela.

Semua uraian ilmiahnya bisa didapat dengan gratis. Pun dokter Andani bersedia memberikan tutorialnya. Secara gratis.

"Bagi saya ini jihad. Rakyat harus diselamatkan dari Covid-19," ujar Andani.

Akhirnya memang ada permintaan dari Jatim. Kabarnya. DI’s Way belum berhasil menelusuri apakah benar Jatim sudah mulai meminta.

Kalau pun ada permintaan seperti itu sudah sangat telat. Jatim telanjur dinilai babak belur --oleh tingginya angka Covid-19 maupun oleh konflik antara Gubernur Khofifah Indar Parawansa dengan Walikota Surabaya Tri Rismaharini.

Apakah betul ada permintaan dari Jatim itu? Dokter Andani belum tahu.

"Seandainya ada pun saya harus bertanya dulu. Apakah Jatim benar-benar minta dibantu," ujar Andani kemarin. "Kalau misalnya saya nanti ke Surabaya tapi respons di sana dingin, saya yang tidak enak," ujarnya.

"Kalau seperti itu tidak akan berhasil," tambahnya. Saya pun harus minta maaf kepada pembaca DI’s Way.

Kolom ini telah banyak terbuang untuk promosi penemuan cara lebih cepat melakukan test swab ala Sumbar itu.

Saya jadi ingat ceramah Prof Djohansjah Marzoeki, pelopor bedah plastik di Surabaya. "Sering sekali masalah ilmiah kalah dengan ego," ujarnya saat memberikan tribute lecture dua tahun tahun lalu.

"Masalah ilmiah juga sering kalah dengan subyektivitas," tambahnya.

Saya tidak akan lupa isi ceramah itu. Kampus yang seharusnya menjadi lembaga ilmiah dalam praktek sering tidak ilmiah. Acara hari itu mestinya untuk kalangan akademisi Unair. Sebagai penghargaan atas jasa luar biasa Djohansjah ke almamater. Saya diundang untuk hadir.

Prof Djohansjah dianggap sangat berjasa untuk Uniar khususnya untuk Fakultas Kedokteran. Karena itu acara tersebut diadakan khusus oleh junior-juniornya di aula fakultas kedokteran.

Tentu tidak hanya kampus yang harus menjunjung tinggi ilmu. Lembaga seperti laboratorium pun seharusnya juga. Tapi begitu sulit untuk mengakui penemuan ilmiah oleh laboratirium lain.

Pun di kampus. Ego masih lebih sering tampil daripada ilmu. Termasuk dalam hal penyelamatan manusia. Akibatnya lebih enak ambil jalan pintas: rapid test. Tinggal beli alat. Yang bisa diimpor dengan mudah. Soal efektivitas bisa disisihkan.

Dan rapid test sudah menjadi bisnis besar. Juga sudah ikut menguras anggaran publik.

Siapa pun yang melakukan perjalanan antar daerah harus melakukan itu.

Yang ilmiah pun juga sering kalah dengan bisnis.(Dahlan Iskan)

https://www.disway.id/r/996/rapid-test
/span>

5.7.20

the second wave

The Second Wave...

Pizza Hut Telah menyatakan Bangkrut
Zara mentup 1.200 Toko Miliknya
Jam Tangan Rolex tutup Produksi
Nike Rugi 230 Triliun dan sedang Mempersiapkan Gelombang Kedua PHK Massal

Starbucks akan menutup 400 toko nya secara permanen

Garuda & Lion siap PHK ratusan karyawannya.
.
Ada gelombang PHK kedua sedang bergerak ketepian.

Siap menghempaskan apa saja yg menghadangnya.
.
Bersyukurlah jika hari ini kita masih bisa merasakan kehangatan tidur diatas kasur.
Senyuman anggota keluarga
Ketenangan bathin tanpa peduli adanya tanggal jatuh tempo, dlsb....
.
Bukan bermaksud menakut - nakuti
Melainkan sekedar memberi peringatan
Bahwa resesi ekonomi dunia masih akan berlangsung. Mungkin lebih besar dari gelombang pertama.
Tetap bijak dan waspada. Karena krisis akan pula berdampak pada meningkatnya kriminalitas.

Semoga saya dan sahabatku semua, mampu melewati semua ini dengan sebaik - baiknya.
Aamiin...

Copas dari saudara
/span>

5.4.20

PENGARUH CUACA DAN IKLIM TERHADAP PANDEMI CORONA

*SIARAN PERS*

*KAJIAN Tim BMKG dan Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM*

*PENGARUH CUACA DAN IKLIM TERHADAP  PANDEMI*

https://ww w.bmkg. go.id/

Jakarta (3 April 2020). Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati membenarkan bahwa Tim BMKG yg diperkuat oleh 11 Doktor di Bidang Meteorologi , Klimatologi dan Matematika, serta didukung oleh Guru Besar dan Doktor di bidang Mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, telah melakukan Kajian berdasarkan analisis statistik, pemodelan matematis dan studi literatur tentang Pengaruh Cuaca dan Iklim dalam Penyebaran Covid-19.

Hasil kajian yg telah disampaikan kepada Presiden dan beberapa Kementerian terkait pada tanggal 26 Maret 2020 yang lalu ini, menunjukkan adanya indikasi pengaruh cuaca dan iklim dalam mendukung penyebaran wabah Covid-19, sebagaimana yg disampaikan dalam penelitian Araujo dan Naimi (2020), Chen et. al. (2020),
Luo et. al. (2020), Poirier et. al (2020), Sajadi et.al (2020), Tyrrell et. al (2020), dan Wang et. al. (2020), tulis Dwikorita melalui komunikasi online. 

Hasil analisis Sajadi et. al. (2020) serta Araujo dan Naimi (2020) juga menunjukkan sebaran kasus Covid-19 pada saat outbreak gelombang pertama, berada pada zona iklim yang sama, yaitu pada posisi lintang tinggi wilayah subtropis dan temparate. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sementara bahwa negara-negara dengan lintang tinggi cenderung mempunyai kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tropis.

Penelitian Chen et. al. (2020) dan Sajadi et. al. (2020) menyatakan  bahwa kondisi udara ideal untuk virus corona adalah temperatur sekitar 8 - 10 °C dan kelembapan 60-90%. Artinya dalam lingkungan terbuka yang memiliki suhu dan kelembaban yang tinggi merupakan kondisi llingkungan yang kurang ideal untuk penyebaran kasus Covid-19.  Para peneliti itu menyimpulkan bahwa kombinasi dari temperatur, kelembapan relatif cukup memiliki pengaruh dalam penyebaran transmisi COVID-19. Selanjutnya penelitian oleh Bannister-Tyrrell et. al. (2020) juga menemukan adanya korelasi negatif antara temperatur (di atas 1 °C) dengan jumlah dugaan kasus COVID-19 per-hari. Mereka menunjukkan bahwa bahwa COVID-19 mempunyai penyebaran yang optimum pada suhu yang sangat rendah (1 – 9 °C). Artinya semakin tinggi temperatur, maka kemungkinan adanya kasus COVID-19 harian akan semakin rendah. Lebih lanjut Wang et. al. (2020) menjelaskan pula bahwa serupa dengan virus influenza, virus Corona ini cenderung lebih stabil dalam lingkungan suhu udara dingin dan kering.  Kondisi udara dingin dan kering tersebut dapat juga melemahkan "host immunity" seseorang, dan mengakibatkan orang tersebut lebih rentan terhadap virus sebagaimana yg dituliskan dalam studi Wang et al. (2020) tersebut. Demikian pula Araujo dan Naimi (2020) memprediksi dengan model matematis yang memasukkan kondisi demografi manusia dan mobilitasnya, mereka menyimpulkan bahwa iklim tropis dapat membantu menghambat penyebaran virus tersebut. Mereka juga menjelaskan lebih lanjut bahwa terhambatnya penyebaran virus dikarenakan kondisi iklim tropis dapat membuat virus lebih cepat menjadi tidak stabil, sehingga  penularan virus Corona dari orang ke orang melalui lingkungan iklim tropis cenderung terhambat, dan akhirnya kapasitas peningkatan kasus terinfeksi untuk menjadi pandemik juga akan terhambat.

Kajian oleh Tim Gabungan BMKG-UGM ini menjelaskan bahwa  analisis statistik dan hasil pemodelan matematis di beberapa penelilitian di atas  mengindikasikan bahwa cuaca dan iklim merupakan faktor pendukung untuk kasus wabah ini berkembang pada outbreak yg pertama di negara atau wilayah dengan lintang linggi, tapi bukan faktor penentu jumlah kasus, terutama setelah outbreak gelombang yang ke dua. Meningkatnya kasus pada gelombang ke dua saat ini di Indonesia tampaknya lebih kuat dipengaruhi oleh pengaruh pergerakan atau mobilitas manusia dan interaksi sosial.
Disampaikan pula bahwa kondisi cuaca/iklim serta kondisi geografi kepulauan di Indonesia, sebenarnya relatif lebih rendah risikonya untuk berkembangnya wabah COVID-19. Namun fakta menunjukkan terjadinya lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia sejak awal bulan Maret 2020. Indonesia yang juga terletak di sekitar garis khatulistiwa dengan suhu rata-rata berkisar antara 27- 30 derajat celcius dan kelembapan udara berkisar antara 70 - 95%, dari kajian literatur sebenarnya merupakan lingkungan yang cenderung tidak ideal untuk outbreak COVID-19. Namun demikian fakta menunjukkan bahwa kasus Gelombang ke-2 COVID-19 telah menyebar di Indonesia sejak awal Maret 2020 yang lalu. Hal tersebut diduga akibat faktor mobilitas manusia dan interaksi sosial yang lebih kuat berpengaruh, daripada faktor cuaca dalam penyebaran wabah Covid-19 di Indonesia. 

Akhirnya laporan Tim BMKG-UGM merekomendasikan berdasarkan fakta dan kajian terhadap beberapa penelitian sebelumnya,  bahwa apabila mobilitas penduduk dan interaksi sosial ini benar-benar dapat dibatasi, disertai dengan intervensi kesehatan masyarakat (Luo et. al. 2020 dan Poirier et. al., 2020), maka faktor suhu dan kelembapan udara dapat menjadi faktor pendukung dalam memitigasi atau mengurangi risiko penyebaran wabah tersebut.

Selain itu perlu diwaspadai pula bahwa memasuki bulan April s/d Mei ini, sebagian besar wilayah Indonesia memasuki pergantian musim, yang sering ditandai dengan merebaknya wabah Demam Berdarah. 

Jadi secara umum hasil kajian Tim BMKG dan UGM ini juga sangat merekomendasikan kepada masyarakat untuk terus menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh, dengan memanfaatkan kondisi cuaca untuk beraktivitas atau berolahraga pada jam yang tepat, terutama di bulan April hingga puncak musim kemarau di bulan Agustus nanti, yang diprediksi akan mencapai suhu rata - rata berkisar antara 28 derajat Celcius hingga 32 derajat Celcius dan kelembapan udara berkisar antara 60% s/d 80%, serta tentunya dengan lebih ketat menerapkan "Physical Distancing" dan pembatasan mobilitas orang ataupun dengan "Tinggal di Rumah", disertai intervensi kesehatan masyarakat, sebagai upaya untuk memitigasi atau mengurangi penyebaran wabah Covid-19 secara lebih efektif. Karena cuaca yang sebenarnya menguntungkan ini, tidak akan berarti optimal tanpa penerapan seluruh upaya tersebut dengan lebih maksimal dan efektif.

*Bagian Hubungan Masyarakat*
*Biro Hukum dan Organisasi*
Instagram: @ InfoBMKG
Twitter: @ InfoBMKG
Facebook: InfoBMKG
YouTube: InfoBMKG
#PeringatanDiniCuaca
#BMKG


https://ww w.bmkg. go.id/

http://ww w.bmkg. go.id/
/span>

4.4.20

Ventilator Salman, ventilator buatan Indonesia

Ventilator Salman

Minggu 05 April 2020
Oleh : Dahlan Iskan

Dosen ITB ini tidak terkena Covid-19, tapi mengisolasi diri di Masjid Salman, ITB, Bandung. 

Di situ sang dosen merenung: bagaimana bisa membantu penderita Covid-19. Sesuai dengan keahliannya.

Maka terciptalah ventilator made in Indonesia. Namanya: Vent-I.

Inilah alat kesehatan yang sangat diperlukan saat ini --di samping alat pelindung diri (APD). Sampai-sampai Presiden Donald Trump bertengkar dengan para gubernur di Amerika. Ya gara-gara semua rumah sakit kekurangan ventilator.

Akhirnya Trump menggunakan UU pertahanan: minta pabrik mobil Ford, GM, dan pabrik turbin GE memproduksi ventilator.

Itu pun sulit sekali. 

Jumlah yang meninggal akibat Covid-19 di Amerika terus membumbung. Sampai kontainer berpendingin dijajar di halaman rumah sakit di New York: dijadikan kamar mayat tambahan.

Itu pula yang dibayangkan Dr. Ir. Syarif Hidayat --dosen ITB yang lagi lockdown di Masjid Salman itu.

”Sudah dua minggu ini saya tidak pulang. Siang malam mengerjakan rancangan ventilator ini,” katanya.

Tim mengerjakan model Vent-I di lantai komplek Masjid Salman. (Dok. Syarif Hidayat)

Saya ternyata pernah beberapa kali bertemu Dr. Syarif Hidayat. Dulu. Saat beberapa kali ke ITB --untuk memberikan kuliah umum. 

Ventilator penemuan Syarif ini sudah mendekati babak final.

Kemarin tim dari Kementerian Kesehatan sudah datang ke Masjid Salman. Untuk menguji ventilator pertama made in Indonesia itu. Alat tersebut dikalibrasi. Diuji. Dites. ”Mudah-mudahan beberapa hari lagi izin dari Kementerian Kesehatan keluar,” ujar Syarif.

Syarif sangat optimistis. Ia sudah konsultasi dengan tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung.

Unpad sudah memberikan rekomendasi. Alat tersebut bisa dipakai. Bisa berfungsi.

Dengan rekomendasi FK Unpad itulah Syarif maju ke Kementerian Kesehatan.

Lewat tengah malam, ketika ide ventilator itu lahir, Syarif perlu uang untuk membuat modelnya. Tapi ia tidak mau jauh-jauh mencari dana. Itu terlalu lama dan rumit. Ia minta saja uang ke pengurus Masjid Salman. Menggunakan dana masjid.

Syarif Hidayat dg tim di salah satu ruang Masjid Salman (Dok. Syarif Hidayat)

Itu tidak sulit. Syarif sendiri pernah menjadi ketua takmir Masjid Salman. Bahkan dua periode. Ia tahu uang yang ia minta itu masih dalam kemampuan masjid. Dan ia optimistis karyanya itu tidak akan sia-sia.

Saya percaya itu. Saya pun langsung memesan 50 buah. Agar proyek Syarif ini cepat berkembang. 

Saya tahu ventilator Syarif ini --ia memberi nama Vent-I, singkatan dari Ventilator Portable Indonesia-- bukan yang sangat wah. Wujud fisiknya tidak akan secantik ventilator bikinan luar negeri. Yang sudah kompak itu.

Tapi saya setuju: yang terpenting adalah fungsinya. 

Syarif sendiri tidak mau memberikan harapan yang berlebihan. ”Vent-I ini khusus untuk pasien yang di luar ICU,” katanya. 

Justru itu yang penting. Terutama dalam keadaan wabah seperti ini. Sedapat mungkin pasien dicegat dulu di ruang perawatan. Jangan sampai banyak yang masuk ICU. Tidak akan ada ICU yang mampu menampung.

Tanpa bantuan ventilator, oksigen yang masuk tubuh sangat minim. Akhirnya fungsi bagian-bagian tubuh yang lain terganggu. Ujung-ujungnya pasien menjadi gawat --harus masuk ICU.

Padahal, saat ini, umumnya rumah sakit hanya punya dua ventilator. Maksimum tiga buah --khusus di rumah sakit besar. Itu pun hanya ada di ICU. Praktis tidak ada rumah sakit yang punya ventilator di luar ICU. 

Itu lantaran harga ventilator memang mahal. Bisa mencapai Rp 300 juta/unit. Memang sudah ada ventilator portable. Bikinan Tiongkok. Yang harganya bisa Rp 25 juta/unit. Tapi, kini, tidak ada barangnya. Jadi rebutan sedunia.

New York saja, satu kota, memerlukan 70.000 ventilator saat ini. Sampai-sampai Trump tidak percaya. Dikira satu rumah sakit hanya perlu dua atau tiga ventilator.

Kelangkaan itu pula yang membuat rumah sakit mulai bikin skenario darurat: pasien yang sudah tidak ada harapan jangan diberi ventilator. Atau ventilator yang sudah terpasang pun dicabut saja. Kalau pasien yang sudah lama dipasangi ventilator itu tidak mendapat kemajuan. 

Itulah yang dibayangkan Syarif: jangan sampai terjadi. Kelangkaan ventilator harus diatasi. ”Kalau perlu ventilator ini bisa dipakai Indonesia untuk meningkatkan diplomasi,” kata Syarif.

Ia yakin Indonesia bisa ekspor Vent-I besar-besaran. 

Untuk itu Syarif membuka diri: silakan saja. Siapa pun yang punya kemampuan bisa memproduksi Vent-I.

Syarif memperkirakan pabrik elektronik seperti Polytron dan pabrik mesin seperti Pura Barutama mampu mengerjakannya.

Demikian juga BUMN seperti PT Dirgantara Indonesia dan PT Len Bandung. Syarif siap menyerahkan gambar desain yang siap produksi.

Syarif sudah memikirkan rantai pasoknya. Ia sudah menghindarkan diri dari sistem pasok alat kesehatan. Agar komponen Vent-I itu mudah didapat di pasar bebas.

”Kalau menggunakan komponen alat-alat kesehatan tidak mungkin lagi. Sudah langka di seluruh dunia,” katanya.

Misalnya saja pompa. Syarif memakai pompa air yang ada di pasar. Demikian juga selang. Syarif menggunakan selang mesin cuci baju itu.

Biaya total satu unit Vent-I ini bisa ditekan menjadi sekitar Rp 12,5 juta. Sangat hemat untuk negara-negara miskin.

Tentu Syarif masih menunggu izin edar dari Kemenkes. Beberapa hari lagi. Tim Kemenkes sendiri sudah sangat proaktif. Mereka yang sudah datang ke Bandung.

Teman-teman Syarif di ITB tidak heran atas penemuannya kali ini. Syarif dikenal sebagai dosen yang sering menemukan teknologi baru.

Ventilator ini, kata seorang temannya, segini bagi Syarif --sambil teman itu menjentikkan jari kelingkingnya.

Syarif pernah menemukan teknologi kapal. Khusus untuk memasang kabel bawah laut. Kabel listrik maupun kabel optik.

Sebutkan di mana ada kabel bawah laut --di situ pasti ada nama Syarif Hidayat.

Ia itu Si Doel Anak Betawi dalam versi yang cerdas dan kreatif. Ia lahir di Jakarta. Hanya SMA-nya di SMAN3 Bandung. Lalu masuk tehnik elektro (arus kuat) ITB. Gelar masternya juga diraih di ITB. Sedang gelar doktor ia peroleh dari Tokyo University, Jepang.

Waktu saya telepon kemarin, Syarif masih terus di lokasi lockdown-nya. Salat malamnya pun dilakukan di bengkel daruratnya itu, di Masjid Salman itu.

Nikmat apa lagi yang masih akan kita dustakan dari Masjid Salman ini. (Dahlan Iskan)

https://ww w.disway. id/r/889/ventilator-salman
/span>

analogi stop sholat jumat saat corona

*Bertanya pada ahlinya*
Buya Syakur memberikan beberapa argumentasi. Di antaranya adalah argumentasi logika dan argumentasi sejarah. Kepada jamaah yang hadir Buya Syakur mengajukan beberapa analogi, yaitu *pertama*, jika kita sedang melaksanakan shalat, sementara di samping kita ada anak kecil yang akan terjatuh, apakah kita akan meneruskan shalat ataukah menolong anak tersebut? Jamaah sontak menjawab, "membatalkan salat".

Analogi *kedua*, jika kita sedang melaksanakan shalat dan kita mendengar ada orang yang hendak mencuri kendaraan kita, apakah kita juga akan melanjutkan shalat? Jamaah menjawab, "tidak". Dan analogi *ketiga* yang disebutkan oleh Buya Syakur adalah jika kondisi ibu kita sakit, sementara di rumah tidak ada orang lain, apakah kita harus pergi shalat Jumat ataukah menemani ibu kita? Jelas jawabannya adalah menemani ibu kita.

Sedangkan argumentasi sejarah yang diajukan oleh Buya Syakur adalah dengan menyebutkan bahwa ibadah haji pernah diliburkan dua kali, yaitu ketika Perang Dunia kedua dan ketika Daulah Umawiyyah di bawah kepemimpinan Yazid bin Muawiyah. Pada waktu itu, Ka'bah hancur karena digempur oleh kepemimpinannya. Hal ini menyebabkan haji diliburkan. Menurut Buya Syakur, jika haji saja bisa diliburkan, apalagi shalat Jumat.

Dengan analogi dan sejarah di atas, pada intinya Buya Syakur ingin mengatakan bahwa keselamatan harus lebih diutamakan daripada ibadah yang menimbulkan kemadharatan. Hal ini, karena jika shalat Jumat tetap dilaksanakan akan menimbulkan madharat yang besar karena virus Covid-19 sangat dimungkinkan menular dengan cepat dalam kerumunan masa yang besar. Sehingga tidak ada masalah untuk meliburkannya terlebih dahulu sampai kondisi pulih kembali. Meskipun tetap saja, shalat Jumat dalam kondisi pandemi ini harus diganti dengan shalat Dhuhur.

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa jika suatu ibadah menimbulkan kemadharatan maka harus ditinggalkan. Ibadah bisa ditanggalkan jika ada hal yang menjadi alasan kuat untuk ditinggalkan. Seperti misalnya shalat yang diharuskan untuk berdiri bisa diganti dengan duduk karena ada alasan kuat, seperti enggan mampu untuk berdiri dikarenakan sedang sakit parah.

Begitu juga misalnya, puasa Ramadhan yang diwajibkan bagi semua kaum Muslimin bisa ditanggalkan dan diganti di bulan lain karena ada alasan kuat, seperti misalnya sakit, dalam perjalanan atau dalam masa lansia. Kenapa diperbolehkan tidak berpuasa? Karena jika memaksa untuk berpuasa keselamatan jiwa seseorang akan terancam. Pada akhirnya, dalam kondisi dharurat, keselamatan harus lebih diutamakan dibanding melakukam ibadah dengan cara-cara sebagaimana mestinya (ikhtiar).
/span>

PEMAKAMAN ALM. Drs M. S Ag. PNS MENAG KOTA BLITAR (PDP Corona)

PEMAKAMAN ALM. Drs  M. S Ag. PNS MENAG KOTA BLITAR. 

Kepada
Yth. Dandim 0808

Selamat pagi
Mohon  ijin melaporkan pada hari sabtu, tanggal  4 april 2020 dilaksanakan  pemakaman di Tpu jl.asahan barat  Kel Tanjungsari kec Sukorejo Kota Blitar, adapun warga yg meninggal   diduga Pasien PDP positif covid 19 An. Bpk Drs. M S . M.ag ( menag Kota Blitar)  57 th. PNS, alamat dsn  ponggok kab Blitar.    

a.    Adapun Almarhum meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Rsu.Ngudi waluyo kec Wlingi  Kab Blitar mulai tgl 24 maret 2020  
- Pukul 04.45 wib jenazah tiba di lokasi pemakaman dengan 2 ambulan dr Rsu.Ngudi dan Wal Becbond polsek Wlingi Kab Blitar

-b. Personil Pam 

1. Polsek Sukorejo 2 anggot.
2. Babinsa 01 Kota

c.  pukul 06.00 wib Proses pemakaman selesai situasi dka 

Catatan : 
 - korban meninggal sekitar  jam 22. 00 wib namun oleh pihak rumah sakit Ngudi waluyo dikabarkan kepada keluarganya sekitar jam 01.00  wib
- Pukul 04.45 wib jenasah tiba di pemakaman dengan Mobil Ambulanc RS Ngudi Waluyo.

d.  Pemakaman dilaksanakan oleh Cruw Rs. ngudi waluyo dengan prosedur sesuai SOP 
- Almarhum merupakan warga asli kel. Tanjungsari  namun memikah dengan orang Ds. Cangkring Kec.  Ponggok dan sesuai KTP korban merupakan warga Dsn Bendorejo Rt 03 Rw 02 DS. Bahwa Cangkring  Kec  Ponggok Kab. Blitar dan sesuai permintaan kelurga. almarhum  dimakamkan di Tpu Kel Tanjungsari. Rt.04 Rw 01 Kel Tanjungsari Kota Blitar.

e. Demikian dilaporkan UMP.
/span>

Cara Dapatkan Keringanan Tagihan Listrik Bagi Pelanggan Rumah Tangga 450 VA dan 900 VA Subsidi

*Begini Cara Dapatkan Keringanan Tagihan Listrik Bagi Pelanggan Rumah Tangga 450 VA dan 900 VA Subsidi*

Jakarta, 2 April 2020,- Mendukung Kebijakan Presiden Joko Widodo terkait pembebasan biaya tarif listrik bagi konsumen rumah tangga 450 Volt Ampere (VA) dan pemberian keringanan tagihan 50% kepada konsumen rumah tangga bersubidi 900 VA. PLN telah menyiapkan mekanisme atau cara mendapatkan program tersebut. 

Untuk pelanggan rumah tangga 450 VA pascabayar akan langsung dibebaskan tagihannya pada bulan April, Mei dan Juni. Sementara untuk pelanggan pra bayar dapat memperolehnya dengan mengirimkan nomor ID Pelanggan ke WA dengan nomor 08122-123-123 atau melalui website PLN www.pln.co.id  Dengan ID tersebut, pelanggan akan mendapatkan token senilai pemakaian tertinggi dalam 3 bulan terakhir. 

Sedangkan diskon tarif untuk pelanggan subsidi 900 VA bagi pelanggan pascabayar, rekening yang harus dibayarkan pada tiap bulannya akan dikurangi 50%. Sementara bagi pelanggan prabayar, token listrik gratis sebesar 50% akan diberikan kepada pelanggan, dihitung dari pemakaian bulanan tertinggi dalam 3 bulan terakhir.

Dan berikut mekanisme pengambilan token gratis untuk pelanggan rumah tangga daya 450 VA dan diskon 50% untuk Pelanggan Rumah Tangga daya 900 VA bersubsidi. 

Mekanisme website dengan cara: 
1. Buka Alamat www.pln.co.id kemudian masuk ke menu pelanggan dan langsung menuju ke pilihan stimulus covid-19
2. Masukkan ID Pelanggan/ Nomor Meter. Kemudian Token Gratis akan ditampilkan di Layar.
3. Pelanggan tinggal memasukkan Token Gratis tersebut ke meteran yang sesuai dengan ID Pelanggan.

Atau anda juga bisa mengakses melalui WA ke nomor 08122-123-123. Dengan cara :
1. Buka Aplikasi WhatsApp
2. Chat WhatsApp ke 08122-123-123 , ikuti petunjuk, salah salah satunya masukkan ID Pelanggan.
3. Token gratis akan muncul
4. Pelanggan tinggal memasukkan Token Gratis tersebut ke meteran yang sesuai dengan ID Pelanggan.

Dengan ID Pelanggan tersebut, pelanggan akan mendapatkan token senilai pemakaian tertinggi dalam 3 bulan terakhir.

Saat ini ada sekitar 24 juta data pelanggan rumah tangga 450 VA, ditambah 7 juta pelanggan rumah tangga 900 VA bersubsidi yang harus dimasukkan ke dalam sistem. Proses ini akan tuntas dalam sepekan ke depan. sehingga seluruh pelanggan yang digratiskan dan mendapatkan diskon sudah dapat terlayani seluruhnya.

"Proses pembagian Token Bebas Tagihan dan Diskon Tarif Listrik ini memang bertahap, yang sudah dimulai pada tanggal 1 april, paling lambat tanggal 11 april seluruh pelanggan yang berhak sudah bisa menikmati program tersebut" Ungkap Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN, I Made Suprateka. 

kebijakan pemberian keringanan tagihan listrik ini sebagai bentuk kehadiran negara dalam membantu perekonomian masyarakat miskin dan tidak mampu. 

"Ini bukti PLN bersama Pemerintah siap hadir di setiap kondisi" Tutup Made. 


*Kontak Person*
I Made Suprateka
Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN
/span>