Ayu tingting dicatut launching one touch stunting
Indonesia Emas 2045 adalah suatu upaya dalam membangun generasi emas yang dimana adalah sebuah konsep penerapan untuk menyiapkan suatu generasi penerus bangsa Indonesia pada 100 tahun emas Indonesia merdeka antara tahun 1945 sampai tahun 2045.
Merespon program pemerintah tersebut, negeri ini tentunya perlu strategi untuk menyiapkan generasi penerus yang unggul. Dari berbagai strategi salah Satunya adalah dengan menyiapkan generasi penerus yang bebas stunting. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Bisa terjadi karena kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir. Namun kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.
Dalam data nasional prevelensi Stunting sebesar 30.8% di tahun 2018 dan berada di angka 24.4% di tahun 2021. Di Jawa timur sendiri prevelensi Stunting berada di angka 23%. Meskipun kota Blitar memiliki prevelensi Stunting di bawah rata-rata nasional dan regional yakni 12.9% sesuai data SSGI 2021, kota Blitar optimis mengejar target zero persen stunting 2024. Target tersebut bukan sekedar angan-angan, namun bentuk optimisme pemerintah dalam mencegah terjadinya Stunting. Dalam Harganas ke-29, Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) kota Blitar meluncurkan produk berbasis IT berupa Aplikasi one touch stunting (11/07/2022). Peluncuran aplikasi yang dilaksanakan di gedung Kusuma Wicitra jl S. Supriadi tersebut bersamaan dengan kegiatan Seminar bertajuk Hari keluarga Nasional 2022, ayo cegah stunting, agar keluarga bebas stunting.
Dalam kegiatan tersebut melibatkan berbagai unsur dari lintas sektor. Adapun yang hadir dalam launching tersebut antara lain, Walikota, Ketua DPRD, Komandan Kodim 0808 Blitar, Persit, Kapolres Blitar, Sekda, Ketua Dharma Wanita, Camat dan Lurah SE Blitar Kota, Bidan, PKK, juga perwakilan dari para kader DP3AP2KB. Acara ini juga menghadirkan narasumber Prof. Sri Sumarmi, S.KM. M.Kes sebagai ahli Dari universitas Airlangga Surabaya.
Walikota Blitar, Drs. H. Santoso, M.Pd. menyampaikan bahwa inovasi aplikasi yang di gagas Mokhamad Sidik S.Sos.,M.AP. kepala DP3AP2KB ini sejalan dengan program kota Blitar menuju smartcity dimana kota Blitar bergerak membuat ekosistem IT untuk mempermudah layanan kepada masyarakat. " Dengan Aplikasi, diharapkan OPD dapat meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat. Dengan Aplikasi, kita bisa mengintervensi poin-poin mana yang nantinya agar Stunting bisa di tekan. Dengan sekali sentuh, Kita bisa dengan cepat menemukan keluarga-keluarga yang rentan akan resiko stunting dan segera para pendamping dapat memberikan respon untuk mengintervensi agar stunting tidak ada di kota Blitar" Ungkap Santoso.
Melalui Aplikasi one touch stunting, informasi yang di sampaikan bisa segera di respon pemerintah dengan mengirimkan tim pendamping.Kami bisa memantau dan memberi bantuan secara rutin. "Harapannya, bisa mempercepat penanganan kasus stunting," tambah Santoso.
Sebelumnya, mengawali kegiatan Harganas ke-29, Ketua Perwakilan BKKBN Jawa timur Dra. Maria Ernawati, M.M mengapresiasi apa yang di lakukan kota Blitar sangat luar biasa. Meskipun prevelensi Stunting di kota Blitar berada di bawah rata-rata nasional dan Jawa Timur, prestasi tersebut ternyata tidak cukup menjadikan kota Blitar berpuas diri, namun kota Blitar terus meningkatkan capaiannya menekan angka Stunting, optimis bertekad mewujudkan zero stunting dengan melahirkan inovasi. "Jadi menekan angka stunting itu tidak bisa instan, harus konsisten, harus mengawal bukan hanya dari anak yang masih dalam perut, namun sedari dini saat remaja. Di awal remaja harus di edukasi menghindari pernikahan dini, calon pengantin di edukasi tentang mental berkeluarga, ibu hamil di beri nutrisi yang tepat, mendampingi balita mulai nol hingga lima tahun. Jadi kita harus bekerjasama dengan lintas sektor. Saling koordinasi antar lembaga, sebagai contoh dengan Mensos dengan program PKH nya, melibatkan dinas kesehatan yang membidangi itu, jadi harus gropyokan, tidak sendiri-sendiri." Terang Dra. Maria Ernawati, M.M atau akrab di panggil Erma.
Di akhir sambutan, Erma memberikan penekanan dengan pantun
"Ayu Tingting, pakai keriting
Cegah stunting, itu Penting"
0 komentar:
Posting Komentar