3.12.20

Terampil Meminta

*Terampil Meminta*

Ada seorang anak diberi uang saku Rp. 2000,- per hari oleh ibunya. 
Kemudian sesampai di sekolah, ustadzahnya berkata bahwa ada iuran untuk acara.

Setiap anak diwajibkan membayar Rp.10.000 untuk acara tersebut dan dikumpulkan pada hari Selasa. 

Si anak pulang dengan wajah sedih bermuram durja. Tangannya memegang kening mengisyaratkan apa yang ada di pikirannya.

Melihat hal tersebut, Sang Ibu bertanya,
" Ada apa anakku sayang.. Kenapa ananda mukanya muram begitu?". 

Anaknya menjawab " Bunda, kepala saya sangat pusing. Bunda kan ngasih uang saku Rp 2.000 ya. Trus ustadzah bilang ada iuran Rp 10.000 hari Selasa. Kan jelas kurang bunda, makanya saya pusing memikirkannya".

Sang Bunda pun tergelak dan menyahuti jawaban anaknya, 
"Kenapa ndak minta sama? Kan itu sudah tanggung jawab bunda, membiayai kebutuhan kamu"

Kita sering sekali melihat fenomena ini, dan langsung paham dengan jawaban Sang Bunda. Tapi kita akan kembali gagal faham saat dewasa atau saat usia beranjak tua. Dan kisah pun berulang dengan berbeda tema.

Ketika ada tawaran jariyah menyapa kita, sedangkan orang tua juga sedang membutuhkan untuk kebutuhannya. 

Di sisi lain, di group WhatsApp juga ada tawaran membantu saudara seiman yang teraniaya nun jauh di sana.

Dalam waktu yang bertepatan, yayasan dan sekolah tempat anak belajar pun mengadakan acara Santunan 100 anak yatim dan dhuafa. 

Jika ditotal semuanya membutuhkan dana setidaknya sepuluh juta, sementara gaji hanya dua juta.

Tangan ditaruh di kepala, wajah sedih bermuram durja. Kira-kira, perlu gak kita ketawa ? Melihat kisah yang sama.

Kan semua kebutuhan hidup sebagai hamba sudah dijamin atas konsekwensi ibadah yang ia laksanakan. Hanya tinggal minta, dan Allah akan menanggung semua.

Kisah bisa sama. Kondisi fisik, yakin dan logika bisa berbeda. Hanya kepada Allah semua ibadah dan hanya kepadaNya semua hajat kita minta.

Setiap peluang beribadah dan dakwah kita bisa ikut serta. Sebab kita mengerti, dunia hanya sarana. Sarana berpahala. Untuk bekal menuju surga. 

Hanya kita butuh terampil meminta, dan tau caranya agar permintaan kita di dengar dan di kabulkanNya.

Semoga lebih sederhana untuk tetap istiqomah di jalanNya.
/span>

0 komentar:

Posting Komentar