Ogoh-ogoh adalah boneka raksasa yang biasa dipamerkan dan ditampilkan dalam parade menjelang hari raya Nyepi di Bali. Pada malam hari sebelum Nyepi, ogoh-ogoh tersebut biasanya dibawa keliling desa atau kota sambil diarak dan akhirnya diarak menuju tempat pembakaran. Tidak hanya di Bali, di Blitar pun demikian.
/span>
Kenapa ogoh-ogoh di bakar menjelang hari raya Nyepi? Ada beberapa alasan yang mendasari tradisi pembakaran ogoh-ogoh ini.
Pertama, ogoh-ogoh dianggap sebagai simbol dari kejahatan dan roh jahat yang mengganggu kehidupan manusia. Dengan membakar ogoh-ogoh, diharapkan dapat membersihkan kejahatan dan roh jahat tersebut, sehingga kehidupan manusia bisa menjadi lebih baik dan tentram.
Kedua, pembakaran ogoh-ogoh juga dianggap sebagai bagian dari upacara pengorbanan atau "melebur" kejahatan dan dosa yang telah dilakukan selama satu tahun terakhir. Dengan demikian, ogoh-ogoh yang telah dibuat dengan susah payah sebagai simbol dari kejahatan dan dosa tersebut, kemudian dihancurkan dan dibakar sebagai tanda bahwa kejahatan dan dosa tersebut telah "melebur" dan menghilang.
Ketiga, pembakaran ogoh-ogoh juga sebagai upaya untuk mengembalikan alam ke keadaan semula atau memulihkan keseimbangan alam. Sebelumnya, ogoh-ogoh dibuat dari bahan-bahan seperti bambu, kertas, dan kayu yang diperoleh dari alam. Setelah ogoh-ogoh dibakar, debu dan abu yang dihasilkan akan kembali ke tanah, sehingga diharapkan dapat memulihkan keseimbangan alam.
Keempat, pembakaran ogoh-ogoh juga sebagai tanda awal dari malam hari raya Nyepi. Nyepi sendiri adalah hari yang diperingati dengan melakukan puasa, meditasi, dan menjaga kesunyian selama satu hari penuh. Dengan membakar ogoh-ogoh, diharapkan dapat memperingati bahwa sebelum masuk ke hari raya Nyepi yang penuh keheningan, terlebih dahulu harus menyingkirkan kejahatan dan roh jahat.
Secara keseluruhan, tradisi pembakaran ogoh-ogoh menjelang hari raya Nyepi di Bali dan Blitar sama-sama memiliki banyak makna dan simbolis yang mendalam. Dalam tradisi ini, ogoh-ogoh dianggap sebagai simbol dari kejahatan dan dosa, sehingga dengan membakarnya diharapkan dapat membersihkan kejahatan dan dosa tersebut. Pembakaran ogoh-ogoh juga sebagai tanda awal dari malam hari raya Nyepi yang penuh keheningan dan sebagai upaya untuk mengembalikan keseimbangan alam. Tradisi ini merupakan salah satu bagian dari kekayaan budaya Bali yang sangat unik dan menarik untuk diketahui dan dipelajari yang kini juga dilakukan di Blitar.
Selamat hari raya Nyepi buat saudaraku umat Hindu