10.4.20

JEBAKAN SCALE UP

*JEBAKAN SCALE UP*
@Sekolah Manajer
HUMAN PLUS INSTITUTE
Banyak pebisnis yang sedang gencar melakukan scale-up. Karenanya tak segan untuk jor-joran di marketing. Mengeluarkan budget iklan yang besar.
Pokoknya revenue harus segera naik.
Segera keluar dari zona UKM.
Begitu prinsip mereka.
Hasilnya memang seperti yang mereka harapkan. Pertumbuhan bisnis meningkat secara tajam.
Pertumbuhan bisnis yang naik secara eksponential, sering tidak diimbangi dengan kesiapan bagian OPERATION. Akibatnya mereka kedodoran dalam memenuhi permintaan pelanggan.
Produksi tidak siap. Vendor tidak bisa mengikuti kecepatan pertumbuhan bisnisnya, dan sebagainya.
Alhasil, pengiriman kepada pelanggan pun menjadi amburadul.
Padahal kecepatan dan ketepatan waktu pengiriman, menjadi hal yang sangat penting bagi pelanggan masa kini.
Tim manajemen pun mulai panik. Teriak-teriak ke bagian produksi atau vendor untuk mempercepat proses produksi. Pokok nya buat barang sebanyak mungkin, karena pelanggan sudah tidak sabar menunggu kiriman.
Bagian produksi atau vendor pun jadi ikut-ikutan panik, mereka bergegas memproduksi barang sebanyak-banyak nya.
Alhasil, pengecekan kualitas pun dilonggarkan. Akibatnya kualitas produk menurun. Dan komplain pun tak terhindarkan.
Kini mereka dihadapkan pada situasi baru BANJIR KOMPLAIN.
Situasi ini pun semakin menambah kepanikan.
Apakah bisnis Anda mengalami situasi seperti ini?
Semoga tidak yaaa.....
Tapi di lapangan, kami banyak menemukan kejadian seperti ini.
Hampir separuh dari klien kami, menghadapi situasi seperti ini. Karena alasan ini pulalah mereka mengundang kami untuk mendampingi bisnis nya.
Berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan:
1. Selalu jaga keseimbangan antara KEMAMPUAN MENJUAL dengan KEMAMPUAN DELIVERY kita.
Bagian Marketing harus membuat FORECASTING PENJUALAN untuk enam sampai dua belas bulan ke depan. Komunikasikan dengan bagian produksi; jika perusahaan Anda membuat barang sendiri. Atau komunikasikan dengan vendor; bila barang diproduksi oleh sub-kontraktor.
JANGAN PERNAH MENJUAL LEBIH BESAR DARI KAPASITAS TERPASANG.
2. Pastikan Tim OPERASIONAL perusahaan, sama hebatnya dengan Tim Penjualan Anda.
3. Pastikan OPERATING SYSTEM BISNIS Anda, mampu mengelola sumberdaya perusahaan secara efisien, dan mempunyai operating prrocedure yang efektif; untuk menjaga Biaya, Mutu dan Waktu terkendali dengan baik, sehingga mendatangkan profitabilitas bagi bisnis Anda. Jangan sampai bisnis Anda BANJIR ORDER tapi PROFIT nya sangat minim.
4. Pastikan Tim Manajemen Anda yang sudah terlatih, mampu menduplikasikan keahliannya kepada anggota tim yang dipimpinnya. Mereka harus menjadi seorang Trainer bagi tim nya. Sehingga semua karyawan perusahaan, benar-benar terlatih di bidangnya masing-masing.
Demikian tips dari kami, semoga bermanfaat.
/span>

9.4.20

Klarifikasi BMKG Tentang Angin Utara Yang Membawa Wabah

Cek fakta...



*Klarifikasi BMKG Tentang Angin Utara Yang Membawa Wabah*

Akhir-akhir ini beredar pesan berantai melalui media sosial yang bertajuk _Arus angin dari Utara yang membawa wabah penyakit_. Pesan tersebut dikirim melalui media sosial Whatsapp, Facebook, Instagram dan lain-lain. Badan Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika dengan ini menyatakan bahwa Pesan tersebut adalah hoaks atau berita bohong. 

Pantauan BMKG saat ini Kamis 9 April 2020 angin gradient (1000 meter dari permukaan laut) secara umum di utara khatulistiwa angin bertiup dari Timur dan di selatan khatulistiwa angin bertiup dari Tenggara - Selatan dengan kecepatan rata-rata 2-30 km/jam.

Pernyataan bahwa wabah penyakit terbawa oleh arus angin merupakan hal yang harus dibuktikan secara ilmiah. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan faktor lingkungan yang mempengaruhi penyebaran penyakit menular. Sejumlah faktor lingkungan mempengaruhi penyebaran penyakit menular yang rentan menyebabkan epidemi diantaranya persediaan air, fasilitas sanitasi, makanan dan iklim. Beberapa penyakit dapat ditularkan melalui udara (airborne) seperti influenza, SARS, Novel-Coronavirus, Ebola. Pola penyebaran bisa melalui percikan (droplet) yang dikeluarkan orang yang menderita penyakit, tetapi hanya mampu beberapa meter dari sumber penderita, tidak melalui jarak jauh.

Penelitian Frazer (2012) menyatakan angin dapat membawa mikroorganisme dari tanah ke lingkungan lokal dan dalam jarak yang jauh melalui debu. Flu burung juga dikaitkan dengan badai debu dari Asia Tengah. Penyakit Kawasaki (peradangan pembuluh darah pada anak kecil), sejauh ini belum dikaitkan dengan mikroorganisme tetapi wabah telah dikaitkan dengan angin bertiup dari Asia tengah di seluruh Jepang, dan juga mencapai Hawaii dan California.

Ilmuwan Taiwan (2010) mencatat bahwa wabah flu burung sering terjadi ketika angin badai yang membawa debu, dan mendapatkan virus influenza dalam sampel udara serta menemukan bahwa konsentrasi virus melonjak ketika badai debu bertiup dari Asia tengah . 

Penelitian penyebaran mikrobiologi melalui angin di daerah tropis hingga saat ini belum dilakukan. Potensi angin menjadi agen penyebaran wabah penyakit di tropis harus dibuktikan melalui penelitian lebih lanjut. Dilain pihak, pada saat seperti ini tidak ada salahnya untuk *tetap menggunakan masker* sebagai langkah antisipasi risiko terpapar pandemi yang sedang mewabah ini.

_Stasiun Meteorologi Citeko - Bogor_
_Badan Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika_
http://bmkg .go .id/

#bmkgciteko
#infoPuncak
#staySafe
#covid19
/span>

8.4.20

Revenue Safety Nett, Business Platform Saat Wabah Corona

*Revenue Safety Nett, Business Platform Saat Wabah Corona*

Ringkasan Materi Live Instagram @officialtda Rabu, 08 April 2020.

Kalau kita bicara tentang Revenue safety nett adalah bagaimana kita mempertahankan revenue perusahaan di saat krisis , bagaimana kita membangun usaha, sehingga pada saat krisis seperti ini tetap jalan, minimal operasional cost nya tetap jalan.

Apa aja yang bisa kita lakukan : 

*Management Principle / Prinsip Manajemen*

1. Basic postur CEO sebagai revenue engine  driven.
- sikap CEO seperti apa, sikap CEO jelas maka lebih enak, akan ke mana drive nya ada di CEO, kalau CEO tidak jelas keputusanya akan repot. Jadi kalau si CEO tidak ada keputusan maka dia tidak bisa berperan untuk menyelamatkan perahu yang terombang ambing .

- Keputusanya harus dibuat secara dramatis jadi tidak hanya sikapnya tapi ketika ngomong juga harus muncul.

Contoh 1 : CEO Kopi Kenangan “saya hanya akan digaji selama krisis dalam enam bulan ke depan dengan Rp. 1 sisa gaji saya biar bisa digunakan untuk membayar frontlite2 kopi kenangan “
Contoh 2 : Perusahaan Keramik CEO nya bilang “ Bukan kita yang salah maka jangan sampai gara gara krisis seperti ini kita mengorbankan keluarga dirumah, gimana caranya kita berjuang untuk keluarga dirumah”

2. Management/BOD Support sebagai Basis  Employee Movement. 
3. “Give & Take” dan “Kasih Jalan” attitude  sebagai employe emotional  engagement. 
Apa yang bisa kita lakukan apa yang bisa kita berikan terhadap Corona ini, sehingga itu sbg sebuah attitude yang harus di pahami semua.

Kalau kita sudah mendapatkan prinsip manajemen, dan semuanya sudah satu jalan maka kita lanjut ke :

*Mind Principle / Prinsip Pikiran*
1. Social Safety Nett
Mencari solusi berbasis idle  capacity perusahaan,  termasuk asset produktif. (siapa yang kena impact, siapa yang jadi pahlawan)

Adakah Dana cadangan sampai berapa keuangan itu bertahan terbagai di beberpa level : merah (3 Bulan) , kuning (6 Bulan) atau hijau (1 Tahun), kalau dana cadangan hijau maka kita bisa lakukan social safety nett.  Perlu dipahami bahwa Social safety nett ini sangat perlu.
- Sikap ketika masuk di daerah impact akan mempengaruhi yang lain.

2. Cost Of Goods / Menjaga Biaya Operasional
Menjaga biaya operasional  perusahaan dengan menjual  produk/layanan dengan harga  dasar; untuk memberi solusi  terhadap indirect impact.

3. Profit Generator/ Menambah Biaya Cadangan
Secara bertahap mencari keuntungan setelah melewati  tahapan SSN dan Cost of Goods, misalnya Cash in Advance.

*Principle Anatomy*
social driven  minded / berpikiran sosial
good listener / Pendengar yang baik
firm grasp of best  practices / Berpegang teguh dan Praktek yang Baik
neck on the line / Asumsi diri pada risiko, bahaya, atau tanggung jawab; untuk merusak diri sendiri atau membahayakan diri sendiri.
good gut instincts / Naluri yang baik
agile and active / Tangkas dan aktif
focused on cash flow / Fokus pada arus kas
strong  communicator / Komunikator yang kuat
elbow grease / Kerja Keras
full of passion / Penuh semangat
thick skin / seseorang yang tidak mudah kesal atau terhina dan yang dapat menerima kritik dengan baik.
always heading  forwards / Selalu menuju kedepan


*When Covid-19 Happens in Your Business:*

1. Pastikan ketika Covid 19 itu terjadi cerita apa yang mau kita bangun tentang brand  kita itu sendiri , apakah kita yang tadinya jualan kebaya , mengganti penjahitnya yang dulunya menjahit kebaya sekarang Menjahit masker / mengajak orang lain kolaborasi/ santunan ke orang orang garda terdepan. Harus dimunculin kita akan membangun apa dari cerita tadi?
2. Bagaimana kita bisa memanfaatkan Covid19 untuk revenue bisnis kita.
Lalu kita charity & clarity, charity itu  jelas berapa yang kita sumbangkan clarity itu benar benar clear revenue kita dapatkan darimana
3. kita ukur revenue kita dapat berapa dari bisnis yang kita bangun.
4. Bagaimana kita membangun trust untuk kedepannya


Jika ada kekurangan atau kesalahan penulisan dalam ringkasan materi malam ini mohon di bantu koreksi dan dibenahi.

Terimakasih
Salam Kolaborasi

Narasumber
Silih Agung Wasesa
- Konsultan Revenue Branding
- Praktisj Public Relation

Moderator
Abdul Hakim

Created
Ardanita W
/span>

7.4.20

Masih ada lagikah yang perlu Anda ketahui tentang Covid-19?

*Tulisan Dahlan Iskan, memang agak panjang, terasa eman bila dilewatkan percuma tanpa dibaca sampai tuntas*

Judulnya : *Covid Apalagi*

08 April 2020
Oleh : Dahlan Iskan

Masih ada lagikah yang perlu Anda ketahui tentang Covid-19? 

Rasanya tidak ada lagi. Anda sudah menjadi ahli Covid-19 sekarang ini --lebih ahli dari dokter. Dokter hanya mau membaca yang masuk-masuk akal saja. Kita membaca apa pun yang ada di medsos --asal dikait-kaitkan dengan Covid-19.

Enough is enough.

Sudah waktunya berhenti mengikuti medsos --bahkan jangan lagi membaca DI’s Way. Tidak ada lagi yang perlu Anda ketahui lebih jauh tentang Covid-19. 

Saya bisa menduga --terhitung mulai hari ini-- siapa pun yang masih gila medsos berarti memang ingin gila beneran. Setidaknya ingin agar dirinya terkena penyakit depresi yang lebih dalam. Dan kalau depresi itu terjadi, Covid-19 lah yang horeee --termasuk cebonger dan kampreter.

Cukup.

Cukuplah.

Sudah waktunya move on. Banting stir.

Yang jualan sayur berhentilah ragu-ragu. Mulailah jualan sayur dengan cara baru. Yang lebih cocok dengan zaman virus. Ibu-ibu kan tidak mau lagi ke pasar. Waktunya Anda yang jadi pasar keliling.

Tukang-tukang cukur, belilah APD. Promosikan gaya cukur baru Anda dengan pakaian APD. Minggu depan ini rambut bapak-bapak sudah pada panjang serentak. 

Bikinlah kios cukur terbuka. Di bawah pohon. Dengan pakaian APD Anda, Anda memang kepanasan. Berpeluhan. Tapi bapak-bapak akan lebih senang cukur di bawah pohon. Dari pada di ruang salon yang ber-AC yang mencurigakan. Saya mau jadi yang orang yang pertama cukur di bawah pohon itu. Begitu rambut saya lebih panjang terasa lebih banyak putihnya.

Para pemilik hotel, berubahlah. Jadikan hotel Anda yang sepi sebagai tempat isolasi mandiri. Anda berikan jaminan kesterilannya. Anda latih karyawan hotel dengan prosedur baru --menjadi seperti perawat. Belilah APD untuk semua karyawan hotel.

Tawarkan ke orang-orang yang ingin isolasi mandiri. Terutama ketika para pembantu mereka pulang lebaran. Mereka akan merasa lebih aman di tempat isolasi. Kalau perlu Satpam hotel ikut patroli ke rumah orang yang pindah ke hotel. Dan mereka itu takut lagi ketika pembantu mereka kembali nanti. Para pembantu itu juga perlu diisolasi 14 hari. Sebelum kembali bekerja setelah lebaran nanti. 

Berundinglah sesama pengusaha hotel. Dengan moderator PHRI. Mana hotel yang ingin berubah sementara. Mungkin perlu juga berkoordinasi dengan pemda setempat. Siapa tahu ingin menunjuk beberapa hotel sebagai asrama sementara para juru rawat dan tenaga medis.

Para petani, mulailah menanam buah dan sayur. Tomat, cabai --cabai itu vitamin C-nya tinggi sekali, tapi jangan sampai ada yang bikin jus cabai --terong dan apa pun.

Yang hidup di kota, mulailah tanam sayur di pot-pot. Atau tanam sirih. Atau apa pun. Jangan tanam bunga. Pesta pengantin banyak yang ditunda. Salaman akad nikah pun sudah pakai perantara tali.

Pedagang asongan, kelilinglah membawa barang yang diperlukan saat ini: odol, sikat gigi, sabit, sanitasi, dan sebangsanya. Anda bisa menggantikan Indomaret dan Alfamart.

Pelayan-pelayan restoran bersatulah. Bikinlah usaha layanan kirim makanan, sayur, menu-menu makan lainnya. Buatlah paguyuban di setiap sektor hunian. Saatnya kini kalian jadi pengusaha: ada tim yang masak, ada tim yang posting di instagram, ada tim yang antar makanan.

Di Tiongkok selama Covid-19 terjadi perubahan besar-besaran. Konsumen berubah. Penuhilah keperluan perubahan itu.

Berhentilah bikin TikTok --kecuali memang kocak sekali. 

Tinggalkan HP di bawah ranjang selama 6 jam sehari --dengan pura-pura lupa.

Pokoknya move on.

Percayalah tidak ada lagi info tentang Covid yang baru. Atau yang lebih luas dari yang sudah Anda ketahui.

Menunggu angka baru berapa yang mati? 

Untuk apa? Apakah Anda menyamakan naiknya angka kematian dengan bertambahnya gol ke gawang Liverpool oleh Atletico Madrid?

Apakah Anda menganggap Covid-19 sama dengan Liga Champions yang skornya harus diikuti?

Mulailah tinggalkan depresi. Mulailah hidup gembira. Tung Desem Waringin saja terus bergembira di kamar perawatan Covid-19. 

Saya kutipkan prinsip hidup sehatnya. Termasuk di saat sakit hari-hati ini. ”Orang gembira tidak bisa khawatir. Orang khawatir tidak bisa gembira,” tulisnya di WA yang dikirim ke saya dari kamarnya di rumah sakit.

Sambil diopname itu Tung Desem --yang sering nyebar uang dari udara itu-- terus bernyanyi. Untuk dokter, untuk perawat, dan direkam juga di HP-nya untuk dikirim ke saya.

Dari pada lama menunggu lockdown --yang tidak datang itu --lebih baik move on.

Move on-lah dengan aman, cerdik, dan kreatif. Sedang untuk mengetahui berapakah skor yang mati ikuti saja sehari sekali.

Berhentilah depresi. Mulailah hidup baru yang lebih cerdas. (Dahlan Iskan)
/span>