18.4.18

ISTRI Saya TIDAK BEKERJA

Percakapan antara Suami ( S ) dan Psikolog ( P ):

🔸P : Apa yang anda lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup Pak ???

🔹S : Saya bkerja sbg analys d bank nasional!!!

🔸P : Istrimu ???
🔹S : Tidak bekerja hanya seorang ibu rumah tangga.

🔸P : Siapa yg mbuat sarapan utk kluargamu di pagi hari ???
S : istri saya sebab dia tidak bekerja.

P : Jam brapa dia bangun utk menyiapkan sarapan ???
S : Jam 5 karena dia membersihkan rumah dulu sebelumnya.

🔸P : Bagaimana anakmu brgkt skolah ???
🔹S : Istri saya yg antar anak2 krn dia tidak bekerja.

🔸P : Stelah mengantar anak apa yang dia lakukan ???
S : ke pasar lalu plg kerumah masak dan mencuci pakaian, krn yah anda tau kan dia tdk bekerja.

🔸P : Sore hari sepulang kerja apa yg anda lakukan
???
S : saya istirahat. Lelah krn mengerjakan tugas saya seharian di kantor.

🔸P : Trus istrimu ngapain donk  ???
S : dia menyiapkan makan, nyuapin anak2, nyiapin makan saya, nyuci piring, membersihkan rumah, mengantar anak2 tidur.

💯✔Menurut anda siapa yang paling banyak melakukan aktifitas ???

😓Rutinitas harian istrimu berlangsung dr pagi hingga larut malam. Apakah itu yang disebut TIDAK BEKERJA ???😓

😎Ya, menjadi seorang ibu rumah tangga tak membutuhkan sertifikat dan posisi tinggi tapi PENTING SEKALI PERANNYA.🙌

🌞HARGAI istrimu karena pengorbanan mereka tak terkirakan.💝

👼Ini seharusnya menjadi pengingat dan refleksi untuk kita semua utk mengerti dan menghargai setiap peran.👼

👱Semua tentang perempuan ...........
Ketika dia terdiam berjuta ide bergulir dalam pikirannya👱

👰Ketika dia menatapmu, dia berpikir knapa dia sangat mencintaimu bukannya merasa dimanfaatkan.👰

👸Ketika dia berkata dia akan bertahan utkmu dia bertahan sekuat batu.👸

💆Jangan sakiti dia atau salah memahami atau memanfaatkannya.💆

↪Forward kepada semua perempuan utk membuat mereka tersenyum dan utk semua pria supaya mereka SADAR betapa berharganya perempuan...
Selamat menyambut emansipasi wanita
Jelang *Hari Kartini*

/span>

14.4.18

Kunci rejeki

“Barangsiapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai.

Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah.

Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu.

Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat.

Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya.” (HR. At-Thabrani).

/span>

9.4.18

Puisi terakhir WS RENDRA


Kelahiran  SURAKARTA   1935
Mennggal di DEPOK.      2009    

* Puisi terakhir WS Rendra
di buat sesaat sebelum dia wafat)*

Hidup itu seperti *UAP*,  yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !!
Ketika Orang memuji *MILIKKU*,
aku berkata bahwa ini *HANYA TITIPAN* saja.

Bahwa mobilku adalah titipan-NYA,
Bahwa rumahku adalah titipan-NYA,
Bahwa hartaku adalah titipan-NYA,
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-NYA ...

Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
*MENGAPA DIA* menitipkannya kepadaku?
*UNTUK APA DIA* menitipkan semuanya kepadaku.

Dan kalau bukan milikku,
apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-NYA ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA?

Malahan ketika diminta kembali,
_kusebut itu_ *MUSIBAH,*
_kusebut itu_ *UJIAN*,
_kusebut itu_ *PETAKA*,
_kusebut itu apa saja ..._
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah *DERITA*....

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan
*KEBUTUHAN DUNIAWI*,
_Aku ingin lebih banyak_ *HARTA*,
_Aku ingin lebih banyak_ *MOBIL*,
_Aku ingin lebih banyak_ *RUMAH*,
_Aku ingin lebih banyak_ *POPULARITAS*,

_Dan kutolak_ *SAKIT*,
_Kutolak *KEMISKINAN*,_
Seolah semua *DERITA* adalah hukuman bagiku.

Seolah *KEADILAN* dan *KASIH-NYA*, 
harus berjalan seperti penyelesaian matematika dan sesuai dengan kehendakku.

Aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku ...

Betapa curangnya aku,
Kuperlakukan *DIA* seolah _Mitra   Dagang_ ku
dan bukan sebagai *Kekasih!*

Kuminta *DIA* membalas _perlakuan baikku_
dan menolak keputusan-NYA yang tidak sesuai dengan keinginanku ...

Padahal setiap hari kuucapkan,
_*Hidup dan Matiku, Hanyalah untuk-MU*_

Mulai hari ini,
ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur dalam setiap keadaan
dan menjadi bijaksana,
mau menuruti kehendakMU saja ya *ALLAH* ...

Sebab aku yakin....
*ENGKAU* akan memberikan anugerah dalam hidupku ...
*KEHENDAKMU*  adalah yang ter *BAIK* bagiku ..

Ketika aku ingin hidup *KAYA*,
aku lupa,
bahwa *HIDUP* itu sendiri
adalah sebuah *KEKAYAAN*.

Ketika aku berat utk *MEMBERI*,
aku lupa,
bahwa *SEMUA* yang aku miliki
juga adalah *PEMBERIAN*.

Ketika aku ingin jadi yang *TERKUAT*,
....aku lupa,
bahwa dalam *KELEMAHAN*,
Tuhan memberikan aku *KEKUATAN*.

Ketika aku takut *Rugi*,
Aku lupa,
bahwa *HIDUPKU* adalah
sebuah *KEBERUNTUNGAN*,
kerana *AnugerahNYA.*

Ternyata hidup ini sangat indah, ketika kita selalu *BERSYUKUR* kepada *NYA*

Bukan karena hari ini *INDAH* kita *BAHAGIA*.
Tetapi karena kita *BAHAGIA*,
maka hari ini menjadi *INDAH*.

Bukan karena tak ada *RINTANGAN* kita menjadi *OPTIMIS*.
Tetapi karena kita optimis, *RINTANGAN* akan menjadi tak terasa.

Bukan karena *MUDAH* kita *YAKIN BISA*.
Tetapi karena kita *YAKIN BISA*.!
semuanya menjadi *MUDAH*.

Bukan karena semua *BAIK* kita *TERSENYUM*.
Tetapi karena kita *TERSENYUM*, maka semua menjadi *BAIK*,

Tak ada hari yang *MENYULITKAN* kita, kecuali kita *SENDIRI* yang membuat *SULIT*.

Bila kita tidak dapat menjadi jalan besar,
cukuplah menjadi *JALAN SETAPAK*
yang dapat dilalui orang,

Bila kita tidak dapat menjadi matahari,
cukuplah menjadi *LENTERA*
yang dapat menerangi sekitar kita,

Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang,
maka *BERDOALAH* untuk
kebaikan.

_Di-Share karena ini sangat bagus untuk pembelajaran kehidupan kita semua_

/span>

7 GOLONGAN YANG MENDAPAT NAUNGAN ALLAH DI HARI KIAMAT

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا
ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:

اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ
(1) imam yang adil,

وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ
(2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh,

وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ
(3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid,

وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ
(4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya,

وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ
(5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Aku benar-benar takut kepada Allâh.’

وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ
(6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta

وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
(7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.” (HR. Bukhari, no. 1423 dan Muslim No 1301)

/span>