8.3.18

Istri sumber rejeki

🌹 Dulu, pas awal awal nikah pernah suatu ketika saya iseng bertanya kepada istri begini "Apa yang membuatmu bahagia?". Lalu dia jawab "Saya ingin perhiasan yang ku lihat di toko emas kemarin". Mendengar jawabannya langsung dahi ini mengkerut plus dada ini deg degan. Bagaimana tidak, saat itu memang keuangan masih belum baik, eh si dia malah minta beli perhiasan yang harganya lumayan bikin nggreges badan.. Wakakaka..

Namun, benak ini berkata "ah, kenapa saya tidak membelikannya saja? Bukankah dalam akad nikah lalu saya berjanji untuk membahagiakan dia?. Sebenarnya sih uang ada untuk beli itu, tapi kalo sampai kebeli itu barang, nanti biaya hidup gimana? Untuk kebutuhan yang lainnya gimana?". Terjadilah konflik batin..!

"Ah bodo amat lah.. Sekarang ya sekarang, besok ya besok.! ".

Dan keesokan harinya, saya ngomong ke istri "Yuk kita ke toko emas". Istri saya jawab "Mau ngapain?" Saya bilang lagi "Loh, katanya pengen emas yang itu? Ayo sekarang kita beli". Dia jawab "Serius nih?"

Singkat cerita berangkatlah kita ke toko emas. Dan membelikannya perhiasan yang sudah jadi incarannya itu, padahal harganya menguras isi dompet.. Hahahaha..

Melihat raut wajahnya yang senyam senyum sendiri ketika menggunakannya lalu tiba-tiba dia berkata "Emang uangnya masih ada buat besok- besok?. "Ah Tenang aja". Begitu jawabku dengan pede.

Keesokan harinya, pagi-pagi sehabis sarapan ada telpon masuk, ku angkat lalu di suara telpon bunyinya begini "Selamat pagi pak Arya, kita deal tanggal sekian ya fix untuk 70 orang". Saya masih agak sedikit plonga - plong dan bingung, ternyata yang telfon itu adalah salah seorang menejer perusahaan yang dulu sempet pernah meminta saya untuk mengisi training karyawannya. Sebelumnya sih saya memang pernah dihubungi orang tersebut untuk meminta mengisi training korporat, tapi itu belum pernah deal. Lha kok tau tau ini ditelfon malah deal, aneh..! Lalu si menejer bilang "Pak, nanti saya transfer Dp nya ya? ". Beberapa saat kemudian dia konfirmasi bahwa beliau sudah transfer. Saya cek, waoww nominalnya gede banget. Asli kaget saya.. Dp nya saja segitu, lah terus di bayar berapa gue..?? Ini diluar dugaan karena Dp nya saja melebihi tarif yang biasa saya tetapkan.. Alhamdulillah.. Diterima saja.. Hahahaha..

Setelah beres semua pekerjaan saya di beri sebuah amplop. "Ini pak Arya sisanya, terimakasih atas training yang bapak berikan, luar biasa kita puas. Insya Allah nanti kita tetap bisa bekerja sama" begitu kata sang menejer sambil menyerahkan sebuah amplop. Tadinya gak sempat saya cek karena capek banget dan langsung pulang. Dan sesampainya di rumah saya buka itu amplop. Waoww.. Saya kaget untuk yang kedua kalinya. Ini gede banget, saya dibayar dengan fee yang sangat gede, 10x lipat dari harga perhiasan yang tadi.. Hahahaha..

Skip.. Skip.. Skip.. (biar gak kepanjangan ceritanya.. Hehehe)

Setelah kejadian itu, saya mikir kok bisa terjadi seperti itu ya?? Namun terjawab sudah.. Dan saya makin 'ngeh' ternyata membahagiakan pasangan itu melipatgandakan rejeki. Dan entah mengapa sejak saat itu pula saya sering royal dengan istri dan keluarga terdekat. Apapun yang mereka mau saya upayakan. Untuk apa? Tidak ada kata lain selain untuk membahagiakan mereka. Yang bikin emejing itu, bukannya uang habis tapi uang makin nambah, nambah dan terus nambaaaah.. Dan ini selalu terbukti.!

Tapi sayangnya, hal ini gak banyak orang yang percaya. Dikiranya ini cuma cerita motivasi biasa.. Hahahaha.. Justru betapa banyak saya melihat seorang suami terlalu perhitungan dengan istrinya, apalagi dengan keluarga sekitarnya. Maaf, bukannya menyindir para suami lho ya.. ini fakta... (Fakta yang amat pahit di terima.. Hehehe). Yang lebih aneh,ada sebuah fenomena dimana saat ini banyak orang yang hobinya sedekah gila gilaan hingga kemana-mana, tapi keluarga dekatnya di cuekin,bapak ibunya gak di nafkahin, mertuanya gak di santunin, adek adeknya, dan saudara lainnya di cuekin. Giliran kalo orangtuanya sakit sakitan dan mau mati baru di deketin (biar kebagian warisan). Wakakaka..

Dan yang paling parah itu orang yang sedekah diluar banyak, tapi untuk istrinya sendiri ampun pelitnya setengah modyar. Untuk sekedar ngasih uang buat beli bedak & lipstik untuk istrinya saja masih mikir. Gitu katanya istrinya sudah tidak cantik lagi, lha wong uang perawatan saja gak dikasih kok di suruh cantik gimana cobak? Dasar pekok... wakakaka..

Makanya, kalo ada yang tanya ke saya "Pak, gimana caranya supaya banyak rejekinya?". Paling paling saya tanya balik gini :
"istrinya udah bahagia belom?"
"Anaknya udah bahagia belom?"
"Orangtuanya/mertuanya/ dan atau keluarga dekatnya udah bahagia belum?"

Padahal kalo mau mengupayakan kebahagiaan untuk mereka semampunya saja, itu sudah bisa membuat rejeki datang bertubi-tubi,bahkan berlipat lipat.

Jadi, siapa saja yang mau melipatgandakan rejekinya, gak usah lah anda repot repot nyari dukun minta ajimat, omong kosong itu..! Karena sesungguhnya anda punya ajimat yang ampuh. Ajimat itu adalah pasangan anda, orangtua anda dan keluarga dekat anda. Beri mereka perhatian dan bahagiakan mereka semampunya. Dan ingat , ini bukanlah teori motivasi yang sekedar basa basi. Ini adalah hukum alam alias sunatullah. Kecuali kalo anda gak percaya adanya Tuhan.

penulis :Arya Dewandra

/span>

6.3.18

Sabun Poligami Mbah Hamid

Suatu ketika Waliyulloh Simbah Kyai Hamid  kedatangan tamu, kebetulan di waktu tersebut ada dua golongan tamu, yang pertama adalah seorang lelaki dari kota Pasuruan yang datang sendirian dg tujuan untuk meminta pendapat bagaiman kalau ia menikah lagi.

Sedangkan yang lain adalah rombongan dari luar kota dan kedatangan rombongan tersebut hanya untuk bersilaturrahim. Kyai Hamid adalah seorang Auliya’illah yang diberi keistimewaan mengetahui tujuan para tamunya.

“Oh, sampean tah iku mau… tak kiro sopo. Sek yo sampean enteni diluk aku tak nemoni sing akeh disek, sak aken teko adoh.”
(Oh, kamu to iku … Saya kira siapa tadi, sebentar ya, saya menemui rombongan tamu dulu, kasihan datang dari jauh). ujar kyai Hamid.

“enggeh kyai”.

Akhirnya kyai Hamid pun menemui tamu rombongan tadi. Kyai Hamid terlihat sangat akrab sekali sewaktu mengobrol dengan para tamu yang datang dari jauh tersebut.

Seakan-akan beliau sedang mengobrol dengan teman yang telah lama tak pernah bertemu. Sedangkan tamu yang datang sendirian itu menunggu kyai Hamid tepat di sebelah pintu.

Setelah sekitar 20 menit laki-laki itu menunggu, akhirnya rombongan tamu itu meminta undur diri dan kyai Hamid pun mengantarkan para rombongan tersebut hingga di depan gerbang pesantren. Setelah itu beliau langsung kembali ke rumah dan menemui lelaki itu.

“sek yo aku tak nang mburi diluk entenono… sing sabar.”
(sebentar ya, saya mau ke belakang dulu…yang sabar ya), ujar kyai Hamid.

Lelaki itu pun hanya bisa menganggukkan kepalanya. Ahinya tak lama kemudian kyai Hamid keluar dengan membawa sebungkus sabun mandi baru.

“Wes, sabun iki sampean gowo moleh gawien ados dino iki sampek entek, mene sampean mbali’o mane yo!”
(Sudah, sabun ini kamu bawa pulang, buat mandi hari ini sampai sabunnya habis. Besok kembali lagi!”.

Kata kyai Hamid sembari menyodorkan sabun tersebut kepada lelaki itu.

“enggeh, mator nuwon kyai… tapi…” (terimakasih kyai… tapi…” jawab lelaki itu.

“tapi opo…? wes moleho sek, sa’aken bojomu ngenteni neng omah, mene balik rene maneh yo.”
(tapi apa? sudah pulang dulu ya, kasihan istrimu menunggu di rumah, besok kembali lagi ya) tegas kyai Hamid.

Akhirnya lelaki itu pun pulang. Setibanya di rumah, lelaki itu langsung mandi menggunakan sabun yang dikasih oleh kyai Hamid. Lelaki tersebut mandi sangat lama sekali. Ia menjalankan perintah kyai hamid agar menghabiskan sabun mandi itu.

Lama-kelamaan lelaki tersebut merasa badannya menggigil kedinginan dan tak kuat lagi, sedangkan sabun yang diberi oleh kyai Hamid itu juga tak kunjung habis ketika digosokkan di seluruh tubuhnya.

Keesokan harinya Lelaki itu kembali datang dengan membawa sabun yang diberi oleh kyai Hamid. Ketika sudah memasuki kawasan Pon-Pes Salafiyah, lelaki itu melihat kyai Hamid sedang berada diteras rumahnya. Lelaki itu pun langsung menghampiri kyai Hamid.

“Lah, iki… tak enteni sampean… yok op owes entek sabune?”
(lah, ini… saya tunggu kamu… bagaimana sabunnya? sudah habis?) Tanya kyai Hamid.

“Niki kyai… sepuntene dereng telas…”
(Ini kyai…..sabunnya… ma’af belum habis). Jawab lelaki tersebut.

“Anggepen ae sabon iku mau bojomu, wong siji ae gak entek-entek, ngono kate kawin maneh.” (sabun itu ibarat istrimu, satu saja tidak habis kenapa harus kawin lagi). Tegas kyai Hamid.

Subhanalloh…! padahal lelaki tersebut mulai kemarin belum mengutarakan isi hatinya, tapi sekarang langsung dijawab dengan tegas oleh kyai Hamid.

Dan lelaki tsb betul2 menjalankan nasehat Kyai Hamid utk tidak menikah lagi, dan hidupnya bersama keluarganya sangat bahagia dan sukses dalam bisnisnya.

Sumber kisah Gus Hayyid

/span>

5.3.18

EMOSI YANG MENGHASILKAN CINTA


By Ajung Panji

Harta sejati dari kehidupan yang dapat Kita rasakan dan nikmati untuk mendamaikan dan membahagiakan jiwa Kita adalah CINTA. Bila setiap orang mampu hidup dalam kecerdasan emosi, maka emosi baik akan memproduksi energi CINTA untuk dapat dinikmati setiap orang secara gratis, seperti Tuhan menciptakan oksigen gratis untuk membuat kita semua tetap bisa hidup dan bernafas.

Demikian juga, emosi baik yang menghasilkan CINTA buat disalurkan dalam hubungan antar pribadi, akan menjadi seperti oksigen yang membuat setiap orang dapat hidup dan bernafas dalam hubungan baik yang saling peduli.

Kesadaran untuk menyadari bahwa setiap manusia hanya memiliki waktu yang terbatas dalam membangun hubungan antar pribadi. Setiap orang dalam satu waktu akan saling meninggalkan, dan tidak selamanya akan bersama terus. Merasa marah, sakit hati, sedih, cemas, takut, dan tidak percaya adalah pertanda bahwa Anda tidak mampu mengelola kecerdasan emosi.

Bila Kita sadar bahwa setiap orang tidak punya cukup waktu untuk menyia-nyiakan hidupnya yang terbatas oleh waktu, dengan mengekspresikan emosi negatif dalam hubungan antar pribadi yang saling bermusuhan, maka Kita pasti dengan penuh kesadaran akan mengelola kecerdasan emosi Kita untuk dikontribusikan buat kenyamanan dan kebahagiaan di dalam hubungan antar pribadi Kita.

Bila setiap orang di sekitar Kita berpikir positif dan emosinya tercerdaskan oleh sikap baik maka energi kolektif yang dihasilkan dari perasaan, pikiran, dan sikap positif akan membuat lingkungan hidup Kita damai, aman, tenteram, dan penuh sukacita.

Perasaan, pikiran, dan sikap pasti menular untuk mempengaruhi orang-orang yang berada paling dekat...semoga Kita bisa🙏🏻✌

*DAHSYATNYA BERBAIK SANGKA*

*Daun jatuh tak pernah membenci angin...semoga semua makluk hidup didunia berbahagia, salam welas asih dan salam kamisama, tetaplah mengalir menerima memaafkan iklas dan bersyukur..jangan lupa bahagia ya*🙏🏻😇✌✌✌😇

/span>

GAGAL MENYISAKAN UANG UNTUK ORANG TUA TIAP BULAN ???


*Ketahui sebabnya, Baca ini !!!*

*Sebagai anak, sudah menjadi kewajaran, ada rasa ingin membantu orang tua dengan menyisihkan sebagian penghasilan setiap bulan..?*

*Tetapi,  kebutuhan hidup yg terus meningkat, dari mulai kebutuhan pokok yg terus naik harganya, biaya anak sekolah yg semakin mahal, listrik & BBM yg terus naik, juga aneka kebutuhan yang tidak terduga yang terus datang bertubi-tubi.*
 
*Sebut saja misal biaya perawatan kendaraan, anak minta ganti HP, rumah bocor, iuran anak di sekolah,  kondangan, sumbangan lingkungan,dll.*

*Praktis, akhirnya rencana kirim uang untuk orang tua pun batal. Anda berpikir, ya bulan depanlah untuk orang tua.*
*Dan rangkaian peristiwa diatas kembali lagi terjadi.*

*Anda pernah mengalaminya?  Atau selalu mengalami ??*

*Anda berpikir, nanti kalau sudah longgar, saya akan bantu orang tua.*

*Tahukah anda, hal itu terjadi karena kesalahan mindset didalam pikiran anda.*

*Pernahkan anda berpikir,  apakah orang tua waktu merawat anda, lalu dia akan mengutamakan kebutuhan mereka atau kebutuhan anda sendiri ?* 

*Tidak masalah orang tua tahan lapar, asal bisa lihat anak kenyang.*

*Orang tua, sendirian bisa merawat anaknya yg banyak.*

*Tetapi anak yang banyak, tak sanggup sekedar merawat 1 orang tua..!*

*Maka,  mindset anda harus dirubah !*

*1. Jangan sisakan dari penghasilan,  tapi *ALOKASIKAN.* 

*Kalau tujuannya menyisakan,  maka yang terjadi anda tidak akan ada sisa.*

*Tega sekali anda,???*

*Memberi pada orang tua hanya sisanya..!*

*Apa anda pikir orang tua dulu ketika merawat anda juga memberikan sisa..?*
*Tidak....*👋🏼👋🏼 

*Anda diutamakan..! begitu terima penghasilan, langsung pertama ambil alokasi dana, transfer buat orang tua.*

*2. Jangan menunda karena masih kekurangan, Anda kekurangan itu karena anda tidak memperhatikan orang tua.*

*Maka, kalau mau rizqi berlimpah,  dahulukan orang tua.*

*3. Apa yg kau perbuat pada orang tuamu, itulah yg akan diperbuat anakmu kelak.*

*Kau abaikan orang tuamu di hari senjanya, maka lihat saja, nanti anakmu juga akan mengabaikanmu dihari senjamu.*

*Ajarkan anak mencintai orang tuanya dengan mereka melihat langsung bagaimana anda memperlakukan orang tua.*

*4. Jangan kau menjadi beban orang tuamu...sampai kamu sendiri juga menjadi tua...??*

*Lantas, kapan kamu ingin membahagian kedua orang tuamu...!!*

*Atau...mungkin kamu menunggu mereka wafat dahulu...?? Baru kemudian kamu menangis dan pura-pura menyesal...???* 😩😩

*Jangan sia-siakan waktu yg ada.., karena kematian tidak bisa ditunda dan tidak menunggu kamu menyadarinya dulu*

*Ingatlah...semakin hari, semakin berkurang usia kita dan usia orang tuamu...dan semakin mendekati "AJAL MENJEMPUT"*

*Maka, detik ini juga, alokasikan untuk orang tua.*

*Setelah itu, tulisan ini, bagikan kepada adikmu, kakakmu, anakmu, sahabatmu, dan biarkan mereka merenung dan memutuskan untuk segera mencintai orang tua dengan tindakan yang nyata !.*

/span>