15.2.18

Vaksin itu Haram?

# Semua Orang Bisa Ngomong Tentang Vaksin?

Iya semua bisa, siapapun itu, akan tetapi akan terlihat mana yang ilmiah dan mana yang tidak.

Beredar broadcast bantahan review kajian tentang vaksin Rodja TV dengan menghadirkan parah Ahli. Kami pun ingin membantahnya kembali, akan tetapi ternyata kami yakin ini tidak akan habis-habis karena tidak perlu melayanani yang tidak paham vaksin

Permasalahan vaksin sederhana, cukup amalkan ayat yang berbunyi:

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Bertanyalah kepada ahli ilmu jika engkau tidak tahu” (QS. An Nahl: 43)

Kajian vaksin di siaran Rodja TV sudah jelas mengenai
Manfaat dan hukum syar'inya yaitu mubah dan bermanfaat, bahkan karena ada undang-undang pemerintah yang mewajibkan harusnya menjadi wajib.

Link siaran rodja TV:
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1618587588236767&id=645146105580925

Pakar ahli telah berbicara, sekarang terserah pada masing-masing (dalam agama saja tidak ada paksaan mau percaya)

Allah berfirman,

ﻟَﺎ ﺇﻛْﺮَﺍﻩ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪِّﻳﻦ

“ Tidak ada paksaan dalam memeluk agama." (Al-Baqarah: 256)

Apakah mau percaya pada ahlinya yang buat vaksin dan melihat langsung aplikasi dan dampak di lapangan.

Atau percaya dengan orang yang melihat vaksin atau memegang vaksin saja TIDAK pernah, kemudian berani berbicara masalah vaksin, semisal perkataan mantan montir motor (maaf hanya contoh) atau perkataan pengusaha bakpia (maaf hanya contoh lagi).

Bahkan dokter umum atau dokter spesialis bidang lain yang tidak mendalami vaksin pun, tidak bisa kita terima langsung perkataannya apalagi menyelisihi dengan ahli dalam hal ini. Semisal dokter spesialis kulit menyelisihi perkataan dokter spesialis bedah tentang pembedahan jantung.

Kita perlu mendengar info dari ahlinya, dokter dan ahli farmasi yg membuat langsung, meneliti dan menyaksikan langsung fakta di lapangan

Contoh info tidak benar (HOAX) yang perlu diluruskan. Beredar di masyarakat vaksin semuanya mengandung babi dan vaksin indentik dengan babi.

Faktanya:

Vaksin program pemerintah Indonesia yang dipakai di Indonesia (7 vaksin wajib untuk anak), vaksin meningitis, vaksin MR, vaksin difteri, semuanya TIDAK ADA pun yang memakai babi dalam proses pembuatannya, kecuali polio saja. Jadi dari sekian banyak vaksin yang dipakai di indonesia program pemerintah hanya polio saja yang menggunakan enzin babi sebagai katalisator

Enzim katalisator itu sudah tidak ada dalam hasil akhir reaksi, karena berfungsi sebagai pemotong protein, jika masih ada pada hasil akhir, maka produk itu gagal karena enzim akan terus memotong-motong.

Sedangkan yang lainnya memang asalnya tidak pakai babi sama sekali, jadi bagaimana bisa ada babinya?

Tetapi HOAX yang menebar adalah vaksin semuanya isinya babi dan pasti identik dengan babi.

Kami sudah tabayyun dan klarifikasi langsung kepada teman-teman dokter dan ahli vaksin mengenai hal ini.

Kami juga dapatkan dalam situs resmi Ikatan dokter Anak Indonesia (IDAI) bahwa vaksin program di Indonesia untuk masyarakat Indonesia TIDAK MENGANDUNG BABI

Silahkan baca:
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/apakah-vaksin-mengandung-babi

Akan tetapi, yang menyebar di masyarakat bahwa semua vaksin isinya babi, ini TIDAK benar
(Ini sumbernya dari internet yang tidak valid dan orang yang belum paham vaksin, tapi berani berbicara tentang vaksin, mohon maaf)

Bahan vaksin jelas dan tidak ada yang disembunyikan. Jika telah jelas bahannya, tentu bukan syubhat lagi. Apalagi perlu paham kaidah bahwa hukum asal sesuatu adalah mubah dan halal.

Agar semakin yakin, kami tambahkan fatwa Majma' Fikh Al-Islami tentang vaksin yang bersinggungan dengan enzim dari babi yaitu polio (satu-satunya yang pakai enzim babi tadi, yang lain tidak pakai babi sama sekali)

Fatwa Majma’ Fiqih Al-Islami, dengan judul

(بيان للتشجيع على التطعيم ضد شلل الأطفال)

“Penjelasan untuk MEMOTIVASI gerakan imunisasi memberantas penyakit POLIO [1]

Selengkapnya baca
https://muslimafiyah.com/fatwa-fatwa-lembaga-fatwa-internasional-mengenai-halalnya-vaksin.html

Lembaga ini nama resminya adalah Majma’ Al-Fiqihi Al-Islami di bawah naungan Rabithah Al-‘Alam Al-Islami
atau Liga Muslim Sedunia adalah organiisasi Islam Internasional terbesar yang berdiri di Makkah Al-Mukarramah pada 14 Zulhijjah 1381 H/Mei 1962 M oleh 22 Negara Islam

Tentu Majma' Fikh Al-Islami sebelum berfatwa mereka bertanya dulu pada ahlinya mengenai vaksin, bahannya, efektifnya dan lain-lain barulah mereka berfatwa

Mohon maaf, tentu tidak bijak jika ada yang berani berfatwa tentang vaksin akan tetapi tidak paham vaksin dan tidak bertanya pada ahlinya dahulu.

Kemudian fatwa  halal vaksin dari:
Lembaga fatwa negara Islam Eropa, yaitu Al-Majelis Al-Urubi li Al-Ifta’ wa Al-Buhuts atau European Council for Fatwa anda Research  ( ﺍﻟﻤﺠﻠﺲ ﺍﻷﻭﺭﻭﺑﻲ ﻟﻺﻓﺘﺎﺀ ﻭﺍﻟﺒﺤﻮﺙ )

Masih banyak fatwa ulama lainnya dan badan-badan/lembaga di Indonesia.

Perlu diketahui di Eropa, Israel, Australia dan sebagian negara timur tengah seperti Saudi, Qatar, UEA dan lain-lainnya penerapan wajib  vaksin benar-benar wajib. Jika tidak lengkap vaksinnya maka tidak boleh masuk sekolah dasar. Ingat sebagian vaksin Saudi dan negara timur tengah memakai vaksin buatan biofarma Indonesia.

Silahkan renungkan dengan logika sederhana saja, jika vaksin racun, vaksin bahaya apakah semua negara tersebut ingin membahayakan penduduknya?

Masih banyak hal yang perlu kami luruskan, semoga bisa dikesempatan lainnya. Untuk selebihnya, Kami telah menulis buku yang berjudul "Vaksinasi Mubah dan bermanfaat" dan buku-buku lainnya yang telah kami tulis bersama beberapa ahli.

Penyusun:  dr. Raehanul Bahraen

Tulisan ini telah dibaca dan di-review oleh:

1. dr. Arifianto Apin sp.A
Praktisi vaksinasi, penulis buku tentang vaksin dan kesehatan anak

2. dr. M. Saifuddin Hakim, M.Sc
S2 (MSc) Erasmus Medical Center (EMC) Rotterdam dalam bidang Infeksi dan Imunologi (2011-2013). Sedang menempuh S3 (PhD) di EMC-Postgraduate School bidang Virologi Molekuler (Nov 2014 - sekarang)

3. dr. Mururul Aisyi sp.A(K)
Dokter Spesialis Anak konsultan

Artikel www.muslimafiyah.com

https://muslimafiyah.com/semua-bisa-ngomong-tentang-vaksin.html

__
Follow akun:
Instagram : raehanul.com/instagram
Telegram : raehanul.com/telegram
LINE : raehanul.com/line
FB: raehanul.com/facebook
Broadcast WA muslimafiyah:
0895341555542
(Simpan nomornya, Kirim Pesan via WA ا
[Nama Lengkap-Kota]

*NB:* Karena banyaknya pendaftar mohon untuk bersabar dan bila anda sudah mendaftar tidak perlu daftar lagi karena konten yang kami kirim sama.

/span>

INILAH KEBIASAAN BIKIN KITA KAYA


orang2 sukses kebanyakan memiliki kebiasaan-kebiasaan khas berikut ini

1. Mereka senang belajar

Para orang super kaya ini selalu haus belajar. Mereka selalu mengikuti tren, peristiwa terkini dan pengembangan
Mereka tertantang untuk selalu memahami berbagai permasalahan di sekitar mereka dan penasaran untuk mencari solusi: bagaimana sesuatu bisa berjalan, apakah ad acara untuk membuatnya lebih efisien dan lebih baik lagi?

Mulailah dengan membangun ketertarikan dan curiousity seperti ini. Bisa jadi, dari sana Anda menemukan ide bisnis orisinal yang mampu mengantar Anda melahirkan bisnis sukses.

2. Mereka hobi membaca buku

Triliuner seperti Warren Buffet, Oprah Winfrey sampai Bill Gates adalah pecandu buku yang serius. Buffet bahkan menghabiskan 80 persen waktunya untuk membaca!

Bill Gates mengaku membaca kurang lebih 50 buku setiap tahun. Kebiasaan ini diakui bisa menjaga mereka terus belajar ilmu baru yang mereka manfaatkan untuk menemukan ide segar ataupun mengembangkan hal yang sudah ada.

3. Mereka memiliki passion besar dan ketekunan

Para triliuner ini tidak akan sukses bila mereka bukanlah orang dengan passion besar terhadap apa yang mereka kerjakan. Di tengah proses membangun kerajaan bisnis, halangan dan rintangan yang mereka hadapi juga tidak sedikit.

Terancam bangkrut, keputusan bisnis yang salah, dan beragam kesalahan keputusan bisnis yang pernah terjadi, tidak membuat mereka kecil hati. Di sini kekuatan passion berperan sehingga mereka terus tekun dan bangkit membangun bisnis.

4. Mereka bangun lebih pagi setiap hari

Ini cocok dengan nasihat para orangtua sedari dulu: mereka yang bangunnya pagi, rezekinya lebih. Para triliuner ini enggak ada yang hobi bangun siang.

Mereka selalu bangun shubuh setiap hari dan langsung melakukan rutinitas positif. Mulai dari berolahraga, beribadah, meditasi, membaca buku, dan lain sebagainya.

Anda ingin sesukses mereka? Mulailah dari menghilangkan kebiasaan bangun siang.

5. Mereka memiliki prioritas dan fokus

Para orang super kaya ini menghabiskan waktu dengan prinsip efisien dan efektif. Mereka tidak segan menolak permintaan yang mereka anggap tidak akan membantu mereka meraih target yang menjadi fokus. Prioritas selalu selalu. Dan mereka fokus dari hari ke hari pada apa yang penting.

6. Mereka senang berolahraga

Dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat. Kalangan super kaya ini mempercayai hal itu sepenuhnya. Mereka membangun kebiasaan berolahraga supaya tubuh selalu fit sehingga dapat beraktivitas maksimal.

Berolahraga juga bisa menjauhkan mereka dari stress berlebihan akibat tekanan sebagai seorang pebisnis.

7. Mereka tidak suka buang waktu untuk hal tidak penting

Anda tahu mengapa Mark Zuckerberg selalu berbaju kaos oblong abu-abu hampir di semua kesempatan?

Mark, seperti halnya Steve Jobbs yang dahulu lekat dengan kaos turtleneck hitam, sengaja memilih outfit seperti itu sebagai langkah mereka mengefisienkan pikiran dan waktu.

Mereka enggan menghabiskan energi, pikiran dan waktu sekadar untuk memikirkan “pakai baju apa hari ini”.

8. Mereka tidak takut mengambil risiko

Tidak ada orang sukses yang berkarakter “follower”. Prinsip hidup mereka tidak pernah sekadar “mengalir bersama air.” Mereka berani menjadi seorang pemula yang visioner kendati itu memiliki risiko yang tinggi.

Mereka selalu terpacu untuk mencari cara terbaru menghadirkan barang atau jasa yang sesuai dengan visi besar mereka

Semoga bermanfaat!!!

/span>

Ketika Agama Kehilangan Tuhan

Oleh: KH. A. Mustafa Bisri/Gus Mus

Dulu orang berhenti membunuh karena agama. Sekarang orang saling membunuh karena agama.

Dulu orang saling mengasihi karena beragama. Kini orang saling membenci karena beragama.

Agama tak pernah berubah ajarannya dari dulu,Tuhannya pun tak pernah berubah dari dulu. Lalu yang berubah apanya? Manusianya?

Dulu orang belajar agama sebagai modal, untuk mempelajari ilmu lainnya. Sekarang orang malas belajar ilmu lainnya, maunya belajar agama saja.

Dulu pemimpin agama dipilih berdasarkan kepintarannya, yang paling cerdas diantara orang-orang lainnya. Sekarang orang yang paling dungu yang tidak bisa bersaing dengan orang-orang lainnya, dikirim untuk belajar jadi pemimpin agama.

Dulu para siswa diajarkan untuk harus belajar giat dan berdoa untuk bisa menempuh ujian. Sekarang siswa malas belajar, tapi sesaat sebelum ujian berdoa paling kencang, karena diajarkan pemimpin agamanya untuk berdoa supaya lulus.

Dulu agama mempererat hubungan manusia dengan Tuhan. Sekarang manusia jauh dari Tuhan karena terlalu sibuk dengan urusan-urusan agama.

Dulu agama ditempuh untuk mencari Wajah Tuhan. Sekarang agama ditempuh untuk cari muka di hadapan Tuhan.

Esensi beragama telah dilupakan. Agama kini hanya komoditi yang menguntungkan pelaku bisnis berbasis agama, karena semua yang berbau agama telah didewa-dewakan, takkan pernah dianggap salah, tak pernah ditolak, dan jadi keperluan pokok melebihi sandang, pangan, papan. Agama jadi hobi, tren, dan bahkan pelarian karena tak tahu lagi mesti mengerjakan apa.

Agama kini diperTuhankan, sedang Tuhan itu sendiri dikesampingkan. Agama dulu memuja Tuhan. Agama kini menghujat Tuhan. Nama Tuhan dijual, diperdagangkan, dijaminkan, dijadikan murahan, oleh orang-orang yang merusak, membunuh, sambil meneriakkan nama Tuhan.

Tuhan mana yang mengajarkan tuk membunuh? Tuhan mana yang mengajarkan tuk membenci? Tapi manusia membunuh, membenci, mengintimidasi, merusak, sambil dengan bangga meneriakkan nama Tuhan, berpikir bahwa Tuhan sedang disenangkan ketika ia menumpahkan darah manusia lainnya.

Agama dijadikan senjata tuk menghabisi manusia lainnya. Dan tanpa disadari manusia sedang merusak reputasi Tuhan, dan sedang mengubur Tuhan dalam-dalam di balik gundukan ayat-ayat dan aturan agama.

Life in harmony🙏🙏🙏

/span>

13.2.18

Kisah Nyata: UANG 5000 DAN REZEKI KITA

Hari itu Sabtu. Sekitar empat bulan usia pernikahan kami di tahun 2009. Pagi-pagi setelah matahari mulai meninggi, saya dan suami mulai dengan beres-beres rumah bersama-sama. Kemudian kami sarapan. Usai sarapan, suami tanya,

"Kamu masih pegang uang kan?" Tanyanya.

Gajian hari Senin besok, diberikan cash di kantor suami, sejumlah 1.750.000. Artinya uang gajian baru resmi bisa digunakan secepat-cepatnya Senin malam. Sejak awal pernikahan, suami sendirian yang gajian. Saya mah ngga.

Saya jawab, "Ada, 5000 lagi." Sedetik berikutnya saya bertanya balik, "Aa masih pegang uang kan?"

Suami saya bukannya menjawab malah bengong menatap saya kelu.

"Sepeser pun aa ga pegang uang lagi, De. Aa kira kamu masih punya"

"Ya Allah, gimana dong? Kita ngga punya apa-apa juga buat makan"

"Aa juga perlu beli bensin lagi, buat Senin kerja"

Saat itu untuk transport saya berangkat sekolah profesi, saya tenang. Kartu langganan bulanan Abo kereta untuk praktik ke RSCM masih bisa digunakan.

Kami terhenyak. 5000 rupiah. Dihitung dengan cara apapun juga, kami tetap pada kesimpulan uang itu tidak cukup. Kami sadar ini keteledoran dan kelemotan finansial, ngga cerdas sama sekali.

Saat itu adalah hari di mana kami berdua sekere-kerenya jadi orang. Waktu mahasiswa saja, ngga pernah-pernahnya kami ada di posisi itu. Uang tinggal 5000. Saldo di ATM pun sudah sampai di jumlah minimum tak bisa ditarik lagi. Benar-benar cuma punya uang 5000 selembar itu.

Kami sepakati tak meneruskan pembahasan. Mau gimana lagi, makin dibahas makin mumet. Pinjam sama orang tua juga malu. Padahal kalau saya bilang ke Papa, haqul yakin langsung ditransfer detik itu juga. Tapi suamiku malu. Tunggu dulu, katanya. Apalagi baru beberapa bulan menikah begini, rasanya jaim luar biasa. Pingin sekali menunjukkan ke orang tua kalau muda-muda begini, kita bisa juga membiayai hidup sendiri.

Berikutnya Sidqi mengajak saya untuk sholat dhuha saja. Minta petunjuk agar hati tenang, agar uang 5000 itu cukup. Entah bagaimana caranya. Begitulah, iman ini memang hanya setipis kulit bawang, kalau lagi nelangsa ngga punya apa-apa rasanya khusyuk banget dhuha-nya.

Selepas salam dan berdoa, kami merapikan alat sholat. Belum selesai saya melipat sajadah, telefon genggam saya berbunyi.

"Halo mbak Mia, ini Mamanya Obi (bukan nama sebenarnya). Mba Mia tinggal di mana sekarang? Apa masih di Depok?" kata suara di ujung sana.

Lalu obrolan lewat telefon itu berlanjut. Ia adalah orang tua murid yang setahun sebelumnya, anaknya pernah saya ajari les privat matematika. Tiba-tiba saja, Sabtu itu ia menelepon saya, menanyakan alamat kontrakan, lalu minta tolong agar anaknya dilatih lagi beberapa soal matematika menjelang tes di sekolah. Tak banyak pertimbangan, langsung saja saya iyakan. Toh saya dan Sidqi akhir pekan itu tidak akan pergi kemana-mana. Uang tinggal 5000 pula kan.

Beberapa jam kemudian, mereka tiba di kontrakan kami. Obi anak SD kelas 3 waktu itu membawa beberapa buku. Sebelum les, orang tua Obi pamit dan berjanji akan menjemput anaknya kembali dalam dua jam kedepan. Alhamdulillah juga rasanya mereka pamit, jadi ngga perlu ada apa-apa yang perlu saya suguhkan. Hiks. Saya mempersilakan dan selanjutnya asik membahas soal-soal matematika bersama putranya.

Waktu berlalu sampai les matematika dadakan itupun selesai. Tiba waktu dzuhur. Saya tahu Sidqi sudah lapar. Saya pun begitu. Tapi kami sama-sama paham, uang 5000 itu kita perlu pikir dengan cermat mau dibelanjakan apa untuk makan tiga hari ini plus hari beli bensin. Gajian masih hari Senin!

Seperti yang dijanjikan, Ayah dan Ibunya Obi pun datang menjemput. Mereka izin pamit pulang dan berterima kasih saya bisa dihubungi untuk les dadakan.

"Maaf ya mba Mia sudah diganggu waktunya libur-libur begini", kata sang Ibu sambil pamit pulang. Obi, ayahnya dan adiknya sudah duluan jalan ke arah mobil mereka.

Saya dan Sidqi melambaikan tangan kepada mereka. Tangan kiri saya masih menenteng satu plastik besar berisi pemberian Mamanya Obi tadi.

Alangkah terkejutnya hati kami, ketika dibuka, plastik itu berisi tiga buah dus makanan. Satu dus besar berisi delapan buah aneka roti manis, satu dus berisi ayam bakar satu ekor beserta lalapan dan sambalnya, dan satu dus lagi berisi nasi dan lauk matang siap makan yang dibungkus plastik kecil-kecil. Masih juga terselip amplop berisi 150.000 rupiah.

MasyaAllah! Allahu akbar!

Saya dan Sidqi cuma bisa tertegun dan menangis haru. Kami berpelukan. Betapa Mamanya Obi memberikan bayaran yang sangat overpaid untuk les matematika anak kelas 3 SD selama dua jam. Allah ini ya.. kok bisa-bisanya atur skenario yang ngga masuk akal begini? duh gustii.. asli cuma bisa nangis waktu itu.

Sampai hari ini, saya masih belum bisa menahan haru bila ingat peristiwa hari itu. Kejadian yang selalu jadi pengingat buat saya dan suami, tentang rezeki. Rezeki kami, rejeki kita semua.

Bahwa konon rezeki tak pernah tertukar,  adalah benar adanya. Bahwa Allah memberikan rezeki dari jalan yang tak disangka-sangka, yakin nyata benarnya. Pagi hari itu, siapa yang mengira kalau kami akan mendapat makanan segitu banyak dan uang 30 kali lipat dari selembar 5000?

Allah Maha Kasih, Allah Maha Kaya. Sangat mudah bagi-Nya memberi kita rezeki dari jalan apa saja yang mungkin tak masuk dalam hitungan manusia.

Barangkali kawan-kawan tidak pernah berada dalam posisi saya, tentu tidak apa-apa. Barangkali juga juga teman-teman tidak percaya bahwa gaji suami yg hanya lebih sedikit dari UMR Jakarta tahun 2009 saat itu masih dapat menghidupi kami berdua saat itu. Tidak masalah.

Saya hanya menyampaikan apa adanya. Buat apa?

Setidaknya, bagi kami, postingan seorang Ibu tentang ilustrasi pengaturan uang belanja 2.500.000 biasa-biasa saja. Lha wong pernah gaji suami kurang dari dua juta, komo deui uang belanjanya tah. Ngga usah dibuat ilustrasinya lah ya, berat. Biar aku saja. Hehehe

Tentu bukan hanya itu ya, pengalaman uang 5000 ini menghunjam dalam hati tentang jangan takut kekurangan rezeki. Jika kita sedang mengalami kesempitan rezeki jangan minder jangan takut. Kita mah memang miskin, da yang kaya mah Allah. Ngga perlu malu. Malu itu, kalau ragu dan takut besok ngga makan, sebab  jangan-jangan kita sudah menghina Ia yang Maha Kaya. Yang penting ikhtiarnya tetap dijalankan, kerja jangan malas, doa juga kuat.

Banyaknya harta, Allah bisa ambil kapan saja. Sedikitnya harta, Allah bisa cukupkan lewat bagaimana saja caranya. Semudah mengantarkan Mamanya Obi ke kontrakan saya waktu itu. Meski tentu saja, berencana dan mengatur keuangan dengan cermat juga keharusan.

Peristiwa uang 5000 dulu itu, masih berguna juga sampai saat ini dan insyaAllah selamanya. Misalnya, ada kalanya suami pulang kantor mengabarkan, dia tidak jadi berangkatkan ke negara A, kemudian digantikan oleh koleganya. Atau ia tidak jadi perjalanan dinas ke tempat B, karena satu dan lain hal. Padahal jika misalnya jadi berangkat, ratusan hingga ribuan dollar bisa ia terima sebagai uang dinas. Saat seperti itu, kenangan uang 5000 ini menjadi penenang hati kami.

Santai saja, selama tidak ada hak yang dilanggar, tidak perlu ada yang dituntut. Rezeki ngga akan kemana. Toh jika kita memaksakan diri mengambil rezeki orang lain, kita tentu lebih takut jika Allah yg mengambil paksa lagi dari kita bukan? Jadi santai saja... insyaAllah hak kita dan rezeki halal akan berkah.

Selain bagi diri sendiri, pengalaman uang 5000 ini juga mengingatkan diri untuk mengerti dan memahami rezeki orang lain.

Misalnya suatu ketika ustadz yg rutin mengisi kajian datang ke kompleks rumah kami di Depok dengan mobil yang tak biasanya ia gunakan. Waktu itu kami candai, "Mobil baru nih stadz?",

Pak ustadz kemudian bercerita. Semalam sebelumnya ada hamba Allah yg kaya datang ke rumah ustadz. Ustadz sendiri tidak kenal, tapi katanya ia pernah datang di salah satu kajian ustadz. Ia punya 3 mobil di rumahnya, dan mobil ini (ustadz menunjuk Innova putih itu) yang paling sering nganggur, tidak digunakan. Ia bilang, mobil itu untuk ustadz saja. Biar ustadz pakai saja untuk kegiatan ustadz pengajian, biar lebih bermanfaat daripada nganggur di garasi rumahnya.

Ia ingin dapat berkahnya dari setiap putaran roda mobil itu tiap kali ustadz ngisi kajian. Sementara mobil ustadz yg lama digunakan untuk operasional pesantren. "Yah itu rizqi dari Allah. Semoga bagi yang memberikan mobil ini Allah berikan keberkahan selalu rezekinya. Ustadz sih belum kebeli mobil begini", katanya menutup cerita tentang mobil itu.

MasyaAllah yah rezeki itu seringkali serba misterius. Setidaknya ketika orang bilang bahwa rezeki itu tidak bisa dihitung matematis, yang mengangguk bukan lagi kepala kami, tapi hati juga ikut meyakini: leres pisan.

Tos ah panjang teuing. Hepi wiken!

Bern, Swiss
11 Februari 2018
Mia Saadah

/span>