Tampilkan postingan dengan label sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sejarah. Tampilkan semua postingan

8.5.14

Nama-nama kepala desa Klampok dari masa ke masa



Nama-nama kepala desa Klampok dari masa ke masa



 HARI MULYONO
Lurah Klampok Sekarang
Pangkat : Penata Tk.I [III/d]
NIP : 196203141986021005
Alamat : Jl. Surya Gang I RT 03/RW 06

Setelah penggalian yang mendalam, akhirnya KIM Kenthongan Berhasil memperoleh data  pemimpin desa Klampok dari masa-ke masa sebagai berikut:
Honggo Driyo                                    : 1850 – 1865
Honggo Niti                                       : 1865 – 1872
Honggo Sari                                       : 1872 – 1885

Iro Dikromo                                       : 1885 – 1915
Karso Dikromo                                  : 1915 – 1925
Riso Diksromo                                   : 1925 – 1940

Mokarso                                            : 1940 – 1947
Muhari                                               :1947 – 1973
Si is                                                    : 1973 – 1975
Soejoed                                             : 1975 – 1988
Sobiri                                                 ; 1988 – 1995
Bunandar                                            : 1995 – 2004
Soerendro                                          : 2004 – 2007
Edy Mulyono Bc. Kn                          : 2007 – 2011
Hari Mulyono                                     :2011 – sekarang
Bagaimana, cukup lengkap bukan? Anda pengen tercantum di dalamnya?
/span>

1.5.14

sejarah desa klampok


sejarah desa klampok dimulai dari hadirnya tiga bersaudara nyang berasal dari Kerajaan Mataram. mereka mengungsi ke timur untuk menghindari serangan penjajah Belanda. tiga bersaudara itu adalah Honggo Driyo, Honggo niti, Honggo sari.
Pada saat itu Desa ini masih berupa
hutan belantar, timbunl keinginan ketiga bersaudara ini beserta pengikutnya untuk membabat hutan tersebut. ketika membabat hutan tersebut, ternyata ditemukan banyak sekalui pohon jambu Klampok , sehingga timbullah ide untuk menamai daerah itu dengan naman Desa Klampok.
Honggo Driyo yang notabene sebagai kakak tertua dari tiga bersaudara, di angkat menjadi sesepuh desa yang di sebut demang. untuk mengenang jasa-jasa mereka, samapai hari ini. makam ketiganya di rawat dengan baik oleh warga sekitarnya.
/span>

Visi dan Misi kota Blitar

Visi dan Misi
Visi
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, pengertian Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.


Berangkat dari data dan informasi saat ini serta
/span>

Pejabat Pemerintahan dari masa ke masa


 Muhammad Samanhudi Anwar, SH, MM.
Jabatan : Wali kota Blitar tahun 2010-sekarang.

Dalam sejarahnya, kota Blitar telah berganti pemimpin sebanyak 22 kali hingga tahun 2015, siapa saja mereka?
- Jaman Pemerintahan Hindia Belanda
/span>

Sapta Program Prioritas Kota Blitar


Sapta Program Prioritas

  1. Peningkatan kualitas pendidikan dan kualitas pelayanan kesehatan dasar dengan menempatkan Sekolah sebagai basis pendidikan masyarakat dan Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat.

  2. Pengembangan ekonomi local dengan titik berat kepada pemberdayaan pelaku ekonomi mikro, terutama kalangan pengusaha kecil dan menengah sebagai prasyarat perwujudan Kota Blitar sebagai Kota perdagangan dan jasa.

  3. Peningkatan semangat kejuangan dan
/span>

Arti dan Lambang Daerah kota Blitar

Arti dan Lambang Daerah
Sesanti
Kota Blitar memiliki Sesanti : " Kridha Hangudi Jaya " Artinya :
Semangat Gerak yang timbul dari kita masing - masing untuk berusaha mencari atau mengupayakan segala sesuatu agar berhasil dengan gemilang, dimaksudkan untuk memberi motivasi dan daya penggerak yang lebih dinamis, lebih aktif dalam pelaksanaan pembangunan, baik dan terarah kepada masyarakat guna berpartisipasi, baik dari sumber dana maupun daya yang ada.



Dasar :


  1. Peraturan Daerah Kotamadya Blitar Nomor 10 Tahun 1968 tentang Bentuk, Kegunaan dan Pemakaian Lambang Daerah Kotamadya Blitar ;

  2. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Blitar Nomor
/span>

Gambaran Umum Kota Blitar

Gambaran Umum

a) Sekilas
Kota Blitar yang juga dikenal dengan sebutan Kota Patria , Kota Lahar dan Kota Proklamator secara legal-formal didirikan pada tanggal 1 April 1906. Dalam perkembangannya kemudian momentum tersebut ditetapkan sebagai Hari Jadi kota Blitar. Walaupun status pemerintahannya adalah Pemerintah Kota, tidak serta-merta menjadikan mekanisme kehidupan masyarakatnya seperti yang terjadi dikota -kota besar. Memang ukurannya pun tidak mencerminkan sebuah kota yang cukup luas. Level yang dicapai kota Blitar adalah sebuah kota yang masih tergolong antara klasif ikasi kota kecil dan kota besar. Secara faktual sudah bukan kota kecil lagi, tetapi juga belum menjadi kota besar.

Membicarakan Kota Blitar, tidaklah lengkap kalau tidak menceritakan semangat kejuangan yang tumbuh berkembang dan kemudian terus menggelora serta menjiwai seluruh proses kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di kota ini. Di kota ini tempat disemayamkan
/span>

Sejarah Kota Blitar

Sejarah Kota
Pada fase “kepemimpinan” Djoko Kandung, atau Adipati Ariyo Blitar III, pada sekitar tahun 1723 dan di bawah Kerajaan Kartasura Hadiningrat pimpinan Raja Amangkurat, Blitar jatuh ke tangan penjajah Belanda. Karena Raja Amangkurat menghadiahkan Blitar sebagai daerah kekuasaannya kepada Belanda yang dianggap telah berjasa membantu Amangkurat dalam perang saudara termasuk perang dengan Ariyo Blitar III yang berupaya merebut kekuasaannya. Blitar pun kemudian beralih kedalam genggaman kekuasaan Belanda, yang sekaligus mengakhiri eksistensi Kadipaten Blitar sebagai daerah pradikan.

Penjajahan di Blitar berlangsung dalam suasana serba menyedihkan karena memakan banyak korban, baik nyawa maupun harta dan akhirnya rakyat Blitar pun kemudian bersatu padu dan bahu membahu melakukan berbagai bentuk perlawanan kepada Belanda. Dan untuk meredam perlawanan rakyat Blitar, pada tahun 1906 pemerintahan kolonial Belanda mengeluarkan sebuah Staatsblad van Nederlandche Indie Tahun 1906 Nomor 150 tanggal 1 April 1906, yang isinya adalah menetapkan pembentukan Gemeente Blitar. Momentum pembentukan Gemeente Blitar inilah yang kemudian dikukuhkan sebagai hari lahirnya Kota Blitar. Pada tahun itu juga dibentuk beberapa kota lain di Indonesia antara lain kota Batavia, Buitenzorg, Bandoeng, Cheribon, Magelang Semarang, Madioen, Blitar, Malang, Surabaja dan Pasoeroean.

Pada tahun 1928, Kota Blitar pernah menjadi
/span>

Legenda Kota Blitar

Legenda
Seperti diketahui, menurut sejumlah buku sejarah, terutama buku Bale Latar, Blitar didirikan pada sekitar abad ke-15. Nilasuwarna atau Gusti Sudomo, anak dari Adipati Wilatika Tuban, adalah orang kepercayaan Kerajaan Majapahit, yang diyakini sebagai tokoh yang mbabat alas. Sesuai dengan sejarahnya, Blitar dahulu adalah hamparan hutan yang masih belum terjamah manusia. Nilasuwarna, ketika itu, mengemban tugas dari Majapahit untuk menumpas pasukan Tartar yang bersembunyi di dalam hutan selatan (Blitar dan sekitarnya). Sebab, bala tentara Tartar itu telah melakukan sejumlah pemberontakan yang dapat mengancam eksistensi Kerajaan Majapahit. Singkat cerita, Nilasuwarna pun telah berhasil
/span>