Tampilkan postingan dengan label dewi sri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dewi sri. Tampilkan semua postingan

4.3.15

Asal muasal SRI (System of Rice Intensification)

Asal muasal SRI (System of Rice Intensification)


Metodologi SRI dimulai penelitiannya pada awal tahun 1980 oleh Fr. Henri de Laulanié, SJ, yang saat itu datang ke Madagaskar setelah mendapat tugas dari Perancis pada tahun 1961. Meskipun Selama 34 tahun terakhir hidupnya bekerja dengan petani Malagasi untuk memperbaiki sistem pertanian , dan khususnya produksi beras , karena beras merupakan makanan pokok di Madagaskar. Beras menyediakan lebih dari setengah kalori harian yang dikonsumsi di Madagaskar, tanda signifikansi budaya dan bersejarah beras untuk Malagasies, meski begitu, secara ironis merupakan indikasi kemiskinan bangsa ini. Fr. Laulanié ingin membantu petani meningkatkan produktivitasnya tanpa tergantung pada input eksternal karena penduduk Malagasi memiliki daya beli begitu rendah saat itu.
/span>

1.5.14

Selamat Datang Juri KWT

 Selamat Datang juri KWT

Pada tanggal 8 april 2014, KWT Dewi Sri punya gawe, yaitu mereka memiliki hajatan penjurian lomba KWT terbaik tingkat kota Blitar. kegiatan ini di hadiri oleh banyak pegawai dinas kota Blitar. diantaranya DLH, dinas pertanian, perikanan, peternakan dan lain-lain. adapun kegiatannya adalah tim penguji melihat-lihat apavsaja yang telah di karyakan KWT Dewi Sri tersebut. adapun dokumentasi kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
tim juri yang di sambut oleh Bpk Lurah Klampok Hari Mulyono
suguh, gupuh dan lungguh KWT dengan menu hasil panen kebun sendiri

anggota KWT foto bersama bapak Lurah.
/span>

KWT Dewi Sri Berjaya jilid 2

 KWT DEWI SRI jilid 2
berikut kegiatan KWT Dewi Sri di bidang perikanan dan peternakan

panen lele hasil budidaya sendiri
nugget lele hasil karaya sendiri dari hasil panen lele budidaya sendiri
budidaya kambing

semoga apa yang dilakukan KWT Dewi Sri mampu mengisnpirasi wanita Indonesia.
/span>

KWT Dewi Sri Berjaya

 KWT Dewi Sri Berjaya
Salah satu bentuk pemberdayaan petani, khususnya petani perempuan adalah pembentukan Kelompok Wanita Tani (KWT). Wanita tani selain bertanggung jawab terhadap rumah tangga, memiliki potensi yang besar dalam mengelola pertanian di sekitar lingkungannya. Salah satu tujuan pembentukan KWT adalah memaksimalkan potensi wanita tani dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Kesejahteraan keluarga tersebut tidak hanya diukur dari pendapatan keluarga, tetapi juga kemandirian dalam menyediakan kebutuhan sehari-hari.
Di perdesaan, khususnya desa Klampok lk Talun, kec. Sananwetan, kota. Blitar masih terdapat banyak sekali pekarangan yang belum termanfaatkan secara optimal. Pekarangan yang belum termanfaatkan tersebut sebenarnya memiliki potensi dijadikan kebun mini keluarga sehingga kebutuhan makanan sehari-hari dapat tercukupi secara mandiri. Misalkan masih ada sisa, hasil panen kebun mini tersebut dapat dijual ke tetangga atau orang lain. Selain itu, pengelolaan dengan cara organik dapat meningkatkan
/span>