Tampilkan postingan dengan label kopi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kopi. Tampilkan semua postingan

1.2.18

Hal besar VS hal kecil

* Seorang guru besar di depan audiens nya memulai materi kuliah dengan menaruh topless yang bening & besar di atas meja.

* Lalu sang guru mengisinya dengan bola tenis hingga tidak muat lagi.
Beliau bertanya:
"Sudah penuh?"

* Audiens menjawab:
"Sudah penuh".

* Lalu sang guru mengeluarkan kelereng dari kotaknya & memasukkan nya ke dalam topless tadi.
Kelereng mengisi sela2 bola tenis hingga tidak muat lagi. Beliau bertanya:
"Sudah penuh?"

* Audiens menjawab:
"Sudah penuh".

* Setelah itu sang guru mengeluarkan pasir pantai & memasukkan nya ke dalam topless yang sama.
Pasir pun mengisi sela2 bola & kelereng hingga tidak bisa muat lagi.
Semua sepakat kalau topless sudah penuh & tidak ada yang bisa dimasukkan lagi ke dalamnya.

* Tetapi terakhir sang guru menuangkan secangkir air kopi ke dalam toples yang sudah penuh dengan bola, kelereng & pasir itu.

Sang Guru kemudian menjelaskan bahwa:
"Hidup kita kapasitasnya terbatas seperti topless.
Masing2 dari kita berbeda ukuran toplesnya:
- Bola tenis adalah hal2 besar dalam hidup kita, yakni tanggung-jawab terhadap Tuhan, orang tua, istri/suami, anak2, serta makan, tempat tinggal & kesehatan.
- Kelereng adalah hal2 yang  penting, seperti pekerjaan, kendaraan, sekolah anak, gelar sarjana, dll.
- Pasir adalah yang lain2 dalam hidup kita, seperti olah raga, nyanyi, rekreasi, Facebook, BBM, WA, nonton film, model baju, model kendaraan dll.
- Jika kita isi hidup kita dengan mendahulukan pasir hingga penuh, maka kelereng & bola tennis tidak akan bisa masuk.
Berarti, hidup kita hanya berisikan hal2 kecil.
Hidup kita habis dengan rekreasi dan hobby, sementara Tuhan dan keluarga terabaikan.
- Jika kita isi dengan mendahulukan bola tenis,
lalu kelereng dan seterusnya seperti tadi,
maka hidup kita akan lengkap, berisikan mulai dari hal2 yang besar dan penting hingga hal2 yang menjadi pelengkap.

Karenanya, kita harus mampu mengelola hidup secara cerdas & bijak.
Tahu menempatkan mana yang prioritas dan mana yang menjadi pelengkap.
Jika tidak, maka hidup bukan saja tidak lengkap, bahkan bisa tidak berarti sama sekali".

* Lalu sang guru bertanya: "Adakah di antara kalian yang mau bertanya?"

Semua audiens terdiam,
karena sangat mengerti apa inti pesan dalam pelajaran tadi.

* Namun, tiba2 seseorang nyeletuk bertanya: "Apa arti secangkir air kopi yang dituangkan tadi .....?"

* Sang guru besar menjawab sebagai penutup:
"Sepenuh dan sesibuk apa pun hidup kita, jangan lupa masih bisa disempurnakan dengan bersilaturahim sambil "minum kopi" ..... dengan saudara, tetangga, sahabat, teman2 yang dekat dan jauh...

Saling bertegur sapa,
saling senyum bila bertemu,  juga dengan sesama.
Betapa indahnya hidup ini !.

/span>

29.1.18

Filosofi Ngopi (jawa)

FALSAFAH WONG JOWO
”Kuat dilakoni, gak kuat ditinggal NGOPI ".

Soale menungso kuwi sejatine mung kurang siji... Yoiku: “NGOPI”
* NGOPI * iku tegese (Ngolah Pikiran), mulo kopi iku rasane PAIT. Nanging sak pait-paite kopi.. isih iso digawe LEGI.

LEGI (Legowo ning ati) / Berlapang Dada Hatinya, carane kudu ditambahi GULO.

GULO (Gulangane Roso) / Mengelola Perasaan Baik, sing asale soko TEBU.

TEBU (Anteb Ning Kalbu) / Mantab Hatinya, banjur diwadahi CANGKIR.

CANGKIR (Nyancangne PiKIR) / Menguatkan Pikiran, trus disiram WEDANG.

WEDANG (Wejangan Sing Marahi Padang) / Nasehat Yang Menentramkan Hati, ojo lali di-UDHEG.

UDHEG (Usahane Ojo Nganti Mandeg) / Usaha Jangan Sampai Berhenti, anggone ngudheg nganggo SENDOK.

SENDOK (Sendhekno Marang Sing Nduwe Kautaman) / Pasrahkan Pada Yang Maha Kuasa, dienteni sithik ben rodo ADEM.

ADEM (Ati digowo Lerem) / Hati Jadi Tenang, njurbar kui lagi di-SERUPUT.

SERUPUT (Sedoyo Rubedo Bakal Luput) / Semua Godaan akan Terhindar.

Meniko Falsafahipun "NGOPI"
Sumonggo... Ngopiii ....
selamat ngopi poro sedulur.

Semoga kita selalu sehat & akan mendapatkan keberkahan dari Allah Swt. Amin

/span>